MUHAMMAD |
Selain terisolir, tujuh rumah milik warga di permukiman yang masuk dalam zona merah bencana tersebut juga terancam longsor. Sebab, rumah-rumah itu berada sangat dengan dengan lokasi longsor, bahkan nyaris tidak berbatas dengan runtuhan material.
Bupati Pekalongan Asip Kholbihi, menetapkan status darurat bencana, atas bencana longsor yang terjadi belum lama ini. Hal tersebut dikatakan Asip saat melakukan peninjauan lokasi longsor didampingi Dandim Pekalongan, BPBD dan instansi terkait, Rabu (01/02) kemarin.
Asip menuturkan, dengan bencaa longsor yang memutuskan jalan desa setempat, membuat ratusan warganya terisolir. Untuk itu, pihaknya akan membuatkan jalur alternatif, agar akses jalan dari dan ke Dusun Pringamba, kembali ada.
"Jalan baru akan segera kita buka dengan pola kerja bersama, dengan unsur TNI dengan masyarakat, sepanjang 3 km. Sehingga ditargetkan seminggu, akses jalan sudah bisa dibuka," kata Bupati Asip Kholbihi.
Menurut Asip, selain menutup jalan desa, bencana longsor ini juga mengancam tujuh rumah warga. Oleh karena itu, pihaknya telah menetapkan tanggap darurat bencana. "Dusun ini memang masuk dalam zona merah. Untuk itu, kita akan carikan lahan alternatif guna melakukan relokasi. Kita sudah bahas hal itu tadi saat di balai desa," terangnya.
Sementara, Sekertaris Desa Klesem, Muhamad Winto menambahkan, ratusan warga di Dusun Pringamba kini hidup dalam kekhawatiran. Terlebih bila hujan deras turun seperti saat ini.
"Kalau hujan terus menerus, mereka langsung bergegas mengungsi. Lebih-lebih rumah warga yang berdekatan dengan tanah yang longsor," jelasnya.
Kendati demikian, lanjut dia, warga di dusun setepat memilih untuk tetap bertahan. Bila hujan turun saja, warga mengungsi, sebagai antisipasi adanya bencana tanah longsor susulan yang sewaktu-waktu terjadi dan mengancam keselamatan warga setempat.
"Kami berharap, masyarakat dapat senantiasa waspada. Terlebih intensitas hujan masih tinggi," tandasnya. (yan)