ILUSTRASI |
Di saat hampir bersamaan, seorang siswi SMP diketahui mengandung yang belakangan diketahui pelakunya adalah teman sekolah dan tetangga korban. Dua kejadian di Kecamatan Karanganyar ini ternyata hanya sebagian kecil kasus serupa di Kabupaten Kebumen.
Data dari Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Kebumen menunjukkan, angka kekerasan terhadap perempuan dan anak mencapai 150 kasus di tahun 2015. Angka itu menurun namun masih tergolong tinggi di tahun 2016, yakni 122 kasus. Dari jumlah tersebut, kekerasan terhadap anak mencapai 82 kasus. Rinciannya, 58 diantaranya dengan korban perempuan dan 24 diantaranya laki-laki. Baru sisanya, yakni 40 kasus kekerasan terhadap perempuan.
Kepala Pemberdayaan Masyarakat dan Desa dan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak Moh Amirudin SIP MM melalui Kasi Perlindungan terhadap perempuan dan anak Dra Sri Wahyuningsih membenarkan masih cukup tingginya angka kekerasan terhadap anak dan perempuan di Kota Beriman.
Yang memprihatinkan, para pelaku kebanyakan merupakan orang dekat dengan korban. Bahkan, menurut Sri Wahyu, sejumlah pelaku berasal dari kalangan terpelajar. "Pelakunya ada dosen, pelajar, ketua RT dan kakek-kakek," katanya.
Malah-malah ada rumor beredar saat ini, pelaku kekerasan seksual terhadap anak dilakukan oleh orang yang justru berkecimpung dalam perlindungan anak.
Salah satu yang dilakukan pemkab, menurut Sri wahyu, dengan melakukan upaya-upaya preventif seperti penyuluhan-penyuluhan di sekolah-sekolah dan masyarakat. “Berbagai upaya penyuluhan telah kami lakukan mulai dari sekolah tinggat SD hingga SMA. Selain itu juga dilaksanakan penyuluhan kepada masyarakat,” papar dia. (mam/cah)