ADI PRASETYAWAN/RADAR KARANGANYAR |
Dua penumpang meninggal di lokasi kejadian, empat lainnya tak tertolong dalam perjalanan menuju Puskesmas Tawangmangu. Sedangkan tujuh orang mengalami luka berat, sisanya luka ringan.
Kecelakaan terjadi sekitar pukul 10.30. Bus yang dikemudikan Suyitno membawa 29 orang keluarga besar SDN Jimbaran Wetan, Sidoarjo. Mereka baru saja menikmati hawa sejuk Telaga Sarangan, Magetan dan berencana meneruskan perjalanan ke Grojogan Sewu dalam rangka perpisahan kepala sekolah SD setempat Puji Haryanto, 60.
Namun nahas, diduga akibat rem blong, laju bus tak terkendali ketika melintasi turunan tajam dengan kemiringan sekitar 35 derajat. Penumpang semakin histeris ketika bus menabrak tiang listrik lalu terjun ke jurang Sungai Banaran sedalam 10 meter.
Bodi bus tersangkut tebing dengan posisi terbalik. Para penumpang terpental dari tempat duduknya. Ada yang terjepit kursi dan bodi bus. Barang bawaan mereka berhamburan ke sungai. ”Saya dengar suara benturan cukup kencang. Kemudian ada teriakan orang minta tolong,” ujar Sri Ginah, 50, warga RT 2 RW 1 Banaran.
Sri Ginah melihat seorang anak keluar dari dalam bus lalu mencari orang tuanya. ”Anak itu teriak-teriak memanggil bapaknya. Dia keluar sendiri dari dalam bus. Saya sampai tidak tega,” jelasnya.
Sementara itu, meskipun medan sulit dijangkau, warga setempat berusaha menyelamatkan penumpang bus. Dua orang ditemukan meninggal di lokasi kejadian, beberapa lainnya luka parah dan segera dilarikan ke Puskesmas Tawangmangu lalu dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Karanganyar. Tapi sayang, empat orang meninggal dalam perjalanan. Diantaranya Puji Haryanto, kepala SDN Jimbaran Wetan, Sidoarjo. Sedangkan sopir bus diamankan di Polsek Tawangmangu.
Farida Ismaniyah, 50, istri Puji Haryanto menuturkan, kegiatan wisata keluarga besar SDN Jimbaran Wetan tersebut dalam rangka perpisahan suaminya yang akan purnatugas. ”Iya ini acara perpisahan suami saya. Ada guru-guru dan mantan guru SDN Jimbaran Wetan yang diajak,” ujarnya.
Kasatlantas Polres Karanganyar AKP Ahdi Rizaliyansyah mengatakan, dari hasil pemeriksaan, bus melaju dari arah Gondosuli dalam kondisi rem blong dengan kecepatan sekitar 60-80 kilometer per jam.
”Bus keluar jalur lalu masuk jurang. Dua penumpang meninggal di lokasi, empat penumpang meninggal di dalam perjalanan ke Puskesmas Tawangmangu,” jelas Ahdi.
Ditambahkannya, lokasi kejadian termasuk rawan kecelakaan lalu lintas. Bagi kendaraan besar terutama bus tidak disarankan melintasi jalur lama tersebut. ”Kendaraan besar yang dari atas (Magetan, Red) selalu kami arahkan untuk melintas di jalur tembus baru,” terangnya.
Lalu kenapa sopir bus nekat melintas? Kasatlantas menuturkan karena permintaan salah seorang penumpang. ”Sopir sudah berniat melintas di jalur baru. Tapi ada penumpang yang meminta lewat jalur lama,” ungkap Ahdi. Hingga kemarin, sopir bus masih diperiksa di Mapolsek Tawangmangu. (adi/wa)