TEGUH SUPRIYANTO/RADAR BREBES |
Kepala Desa Sridadi Nasugiyanto menyampaikan, jalan Pengasinan yang ambles tersebut sebelumnya mengalami kondisi yang sama. Selanjutnya dilakukan perbaikan sejak April dan baru selesai pada November 2016 lalu, dengan anggaran Rp 3,6 miliar dari APBD Provinsi Jawa Tengah.
"Tapi dua pekan setelah perbaikan, jalan sudah mulai mengalami pecah. Selain itu talut beton pengaman disatu sisi jalan juga merekah,"ungkapnya, Selasa (28/2).
Tingginya intensitas hujan sejak akhir tahun 2016 lalu hingga saat ini, menyebabkan kerusakan semakin parah. Di sisi lain, upaya penanganan yang telah dilakukan dengan menyuntikan campuran semen ke dalam celah retakan juga tidak bisa mengatasi secara maksimal.
"Justru retakan semakin lebar setiap harinya, selain itu kedalaman bagian jalan yang amblas juga semakin kentara. Hingga kondisinya sekarang, separo lebih badan jalan sudah tidak bisa dilintasi lagi,"kata Nasugiyanto.
Dikatakan Kades, sebelumnya warga sangat merasa senang setelah perbaikan jalan di tanjakan Pengasinan ini selesai dilaksanakan. Bahkan, warga sempat pula menggelar tasyakuran dengan memotong kambing.
"Warga sangat senang, wajar karena kerusakan jalan di tanjakan Pengasinan ini sudah berulangkali terjadi sejak tahun 2009 lalu. Tapi ternyata kondisinya sekarang kembali rusak," ujarnya.
Kondisi kerusakan yang terulang di lokasi tersebut, Kades menduga disebabkan kondisi tanah yang labil. Terlebih tanah tebing jalan sebelah kanan (dari arah Bumiayu), selalu mengalami pergerakan akibat tergerus aliran Sungai Keruh Behet yang berada di bawahnya.
"Kondisi ini pula yang menyebabkan berbagai upaya penanganan, mulai dengan sistem konstruksi tiang pancang hingga yang terakhir kemarin borepile belum bisa secara maksimal menangani kerusakan,"terangnya.
Sebelumnya anggota DPRD Kabupaten Brebes asal Sirampog, Nasikun HMS saat dimintai tanggapan mengenai kondisi yang terjadi di tanjakan pengansinan ini, meminta perhatian kepada Pemerintah Provinsi Jateng untuk bisa memberi solusi permanen terhadap kerusakan yang terjadi berulang di lokasi tersebut.
Adapun salah satu solusi yang perlu dipertimbangkan adalah upaya relokasi atau pemindahan jalan. "Pertimbangannya adalah dengan melihat upaya yang sudah dilakukan sebelumnya, di mana tidak sedikit anggaran perbaikan yang sudah digelontorkan sia-sia atau mubazir. Karena itu, sebaiknya relokasi perlu direncanakan sejak sekarang," tandasnya.
Politikus PDIP ini menambahkan, pemindahan jalan bisa dilakukan dengan mengembangkan jalan desa yang sudah ada saat yakni jalur Pengasinan-Kaligiri. "Embrio jalannya sudah ada. Tinggal dikembangkan dan ditingkatkan kondisinya,"kata Nasikun.(pri/har)