KAPOLSEK KEMUSU FOR RASO |
Hingga kemarin pagi (2/2), jembatan tersebut memang sudah bisa dilalui sejumlah warga. Namun, kondisinya cukup mengkhawatirkan. Selain tali sling putus, beberapa bagian jembatan yang terbuat dari besi tersebut keropos dan berkarat. Jika tidak segera diperbaiki, dikhawatirkan bakal mengisolasi ratusa warga Desa Bawu. Mengingat jembatan tersebut satu-satunya akses yang menghubungkan Desa Klewor dan Desa Bawu.
Camat Kemusu, Supana mengatakan, hujan yang terus mengguyur wilayah Boyolali Utara sejak Rabu siang mengakibatkan Sungai Braholo meluap. Luapan air ikut membawa material sampah yang menumpuk di bawah jembatan. “Karena banyak sampah, air tersumbat lalu merendam jembatan. Kira-kira tingginya selutut orang dewasa. Sehingga tak bisa dilewati,” kata Supana kepada Radar Boyolali.
Derasnya air luapan WKO yang menerjang jembatan mengakibatkan 6 tali sling putus. Putusnya tali ini jelas mengurangi daya tahan jembatan itu sendiri. Sebagai antisipasi, sejumlah warga dibantu Muspika Kemusu melakukan pembersihan sampah yang menumpuk di jembatan Braholo.
Selain sampah, warga juga sudah melepas sejumlah tali sling lain yang berkarat dan keropos. Jika sewaktu-waktu putus akibat berkarat, tidak melukai warga yang kebetulan melintas. “Kalau sampah terus menumpuk, kemudian tali sling tidak kuat menahan aliran air, kami khawatir jembatannya putus,” keluh Supana.
Bejo Yono, 49, yang juga warga Desa Bawu berharap jembatan Braholo sepanjang 30 meter itu segera diperbaiki. Sebab jika terputus, warga harus menyeberang memakai perahu atau gethek. “Kalau mau ke Kecamatan Kemusu, harus lewat Andong dulu. Baru kembali ke utara ke Kemusu. Jaraknya memutar jauh sekali,” bebernya.
Kapolsek Kemusu, AKP Arifin Suryani membenarkan jika akses jembatan gantung Bawu itu terputus. Warga harus memutar jalur sejauh empat kali lipat melalui Desa Kadipaten, Kecamatan Andong. Mulai saat ini, aparat TNI dan polri siaga 24 jam mengantisipasi kemungkinan sungai kembali meluap.
“Kami juga minta warga terutama anak-anak tidak bermain-main dulu di jembatan. Karena kondisi jembatan cukup mengkhawatirkan, apalagi saat hujan deras,” tandas Arifin.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali langsung mendatangi lokasi dan mengecek kondisi jembatan tersebut. Kabid Kedaruratan dan Logistik, BPBD Boyolali, Purwanto membeberkan, luapan WKO juga merendam delapan rumah di Desa Sarimulyo, Kecamatan Kemusu.
“Kami bawa satu perahu karet untuk membersihkan kayu-kayu yang menyangkut ditengah-tengah jembatan. Ini di Desa Sarimulyo juga masih tergenang banjir. Jadi kami bersiaga di Kemusu sampai waktu yang tidak ditemukan,” katanya. (wid/fer)