KEBUMEN (kebumenekspres.com)¬ Kebumen tak pernah sepi dari remaja-remaja berprestasi. Terbaru remaja asal RT 2 RW 10 Kelurahan Tamanwinangun, Najmuna Ratri Lakshita yang terpilih mewakili Indonesia pada ajang The Intel International Science and Engineering Fair (Intel ISEF) di Amerika. Tepatnya di kota Los Angeles yang salah satu kota besar yang terdapat di negara bagian California.
Najmuna sendiri merupakan alumni SMP Negeri 1 Kebumen tahun 2014. Setelah lulus remaja kelahiran 9 Maret 1999 tersebut, lantas melanjutkan sekolahnya di SMA Negeri 1 Teladan Yogyakarta. Najmuna Ratri Lakshita yang kini kelas XII SMA itu tidak lain merupakan anak ke tiga dari pasangan Khumedi (51) dan Sriyati (51).
Saat ditemui di rumahnya, Khumedi menceritakan jika anaknya akan berangkat ke Amerika pada 12 Mei 2017 mendatang. Sembari menunggu waktu pemberangkatan kini Najmuna Ratri Lakshita selalu mengikuti pembinaan dalam rangka menyiapkan ISEF. “Saya mohon doa restu kepada masyarakat Kebumen, mudah-mudahan anak saya dapat menjalankan tugasnya dengan baik,” tuturnya, Jumat (24/3/2017).
Dijelaskannya, sejak kecil meski selalu mengalami keterbatasan fasilitas, namun Najmuna Ratri Lakshita selalu semangat untuk belajar. Pihaknya mempunyai motto “Akan ku gabungkan doa dan usaha maka saya pasti bisa”. Hal itulah yang membuat Najmuna selalu gigih dan bekerja keras agar mampu mendapatkan hasil terbaik. “Kekurangan fasilitas dan uang saku, dirubah menjadi motovasi untuk berusaha lebih keras,” kata Khumedi.
Najmuna, Lanjut Khumedi, berkesempatan mengikuti intel ISEF setelah berhasil memenangkan Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) tingkat nasional di Jakarta pada tahun 2017. Kala itu Najmuna mendapatkan medali emas atas karyanya tentang bangunan rumah tahan gempa dengan biaya ekonomis. Kalau di Negara Jepang rumah tahan gempa dibangun dengan biaya mahal, namun Najmuna menulis bangunan tahan gempa dapat dibuat dengan harga ekonomis. “Anak saya terinspirasi dari Keraton Yogyakarta, meski telah ribuan tahun namun bangunan keraton tetap bertahan, padahal Indonesia merupakan negara rawan gempa bumi,” terangnya.
Khumedi berharap, prestasi anaknya dapat menjadi motivasi bagi para siswa Kebumen untuk berlomba-lomba meraih prestasi. Pasalnya meski terlahir dari keluarga yang pas-pasan namun Najmuna mampu membuktikan bahwa kemiskinan bukanlah menjadi penghalangan. “Saat pertama kali saya mendengar anak saya mau ke Amerika mewakili Indonesia, saya sampai menangis haru,” ucapnya, sembari menitikkan air mata. (mam)
Najmuna sendiri merupakan alumni SMP Negeri 1 Kebumen tahun 2014. Setelah lulus remaja kelahiran 9 Maret 1999 tersebut, lantas melanjutkan sekolahnya di SMA Negeri 1 Teladan Yogyakarta. Najmuna Ratri Lakshita yang kini kelas XII SMA itu tidak lain merupakan anak ke tiga dari pasangan Khumedi (51) dan Sriyati (51).
Saat ditemui di rumahnya, Khumedi menceritakan jika anaknya akan berangkat ke Amerika pada 12 Mei 2017 mendatang. Sembari menunggu waktu pemberangkatan kini Najmuna Ratri Lakshita selalu mengikuti pembinaan dalam rangka menyiapkan ISEF. “Saya mohon doa restu kepada masyarakat Kebumen, mudah-mudahan anak saya dapat menjalankan tugasnya dengan baik,” tuturnya, Jumat (24/3/2017).
Dijelaskannya, sejak kecil meski selalu mengalami keterbatasan fasilitas, namun Najmuna Ratri Lakshita selalu semangat untuk belajar. Pihaknya mempunyai motto “Akan ku gabungkan doa dan usaha maka saya pasti bisa”. Hal itulah yang membuat Najmuna selalu gigih dan bekerja keras agar mampu mendapatkan hasil terbaik. “Kekurangan fasilitas dan uang saku, dirubah menjadi motovasi untuk berusaha lebih keras,” kata Khumedi.
Najmuna, Lanjut Khumedi, berkesempatan mengikuti intel ISEF setelah berhasil memenangkan Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) tingkat nasional di Jakarta pada tahun 2017. Kala itu Najmuna mendapatkan medali emas atas karyanya tentang bangunan rumah tahan gempa dengan biaya ekonomis. Kalau di Negara Jepang rumah tahan gempa dibangun dengan biaya mahal, namun Najmuna menulis bangunan tahan gempa dapat dibuat dengan harga ekonomis. “Anak saya terinspirasi dari Keraton Yogyakarta, meski telah ribuan tahun namun bangunan keraton tetap bertahan, padahal Indonesia merupakan negara rawan gempa bumi,” terangnya.
Khumedi berharap, prestasi anaknya dapat menjadi motivasi bagi para siswa Kebumen untuk berlomba-lomba meraih prestasi. Pasalnya meski terlahir dari keluarga yang pas-pasan namun Najmuna mampu membuktikan bahwa kemiskinan bukanlah menjadi penghalangan. “Saat pertama kali saya mendengar anak saya mau ke Amerika mewakili Indonesia, saya sampai menangis haru,” ucapnya, sembari menitikkan air mata. (mam)