 |
| TRIYONO |
Pencabulan pertama kali diketahui oleh orang tua korban ketika hendak mandi dan buang air kecil sekitar awal Maret 2017. Korban merintih kesakitan hingga akhirnya terpaksa diperiksakan ke medis.
"Ketika diperiksakan ke dokter sempat diketahui keluar darah, dan korban yang masih lugu mengaku digituin sama pelaku," ungkap paman korban, Wahidin (55) asal Wonokerto.
Mengetahui kejadian itu, kata dia, pelaku sempat dipanggil dan ketika ditanya mengakui dan khilaf. Namun lantaran masyarakat sekitar takut terjadi ke anak lainnya, akhirnya terpaksa dilaporkan ke Polres Pekalongan. Bahkan warga sekitar geram atas perbuatan pelaku dan minta supaya ditangkap.
"Kami datang ke Polres Pekalongan untuk melaporkan perbuatan tersebut karena masyarakat pada takut akan terjadi hal serupa dan menimpa korban-korban lainnya. Bahkan kemarin masyarakat sudah berkumpul ke rumah," kata dia.
Aktivis LSM Tirai Kabupaten Pekalongan, Mustajirin menambahkan bahwa dirinya mendampingi keluarga korban supaya kasus tersebut diselesaikan secara hukum. Karena apabila tidak maka bisa jadi akan ada korban lainnya.
"Yang masyarakat takutkan adalah pelaku akan mengulangi perbuatanya lagi dengan korban berbeda. Untuk itu kami ikut mendampingi pihak keluarga korban untuk melaporkan ke Polres Pekalongan supaya diproses secara hukum," imbuhnya.
Adapun dari pantauan kedua orang tua bersama korban dan kerabat lainnya ikut mendatangi unit PPA Satreskrim Polres Pekalongan untuk melaporkan peristiwa yang menimpa korban. Kasus ini masih ditangani oleh Unit PPA Satreskrim Polres Pekalongan.(yon)
