ANGGA PURENDA/ RADAR KLATEN |
Pasalnya, di mes inilah para siswa diduga mendapatkan perlakuan yang tak manusiawi selama menjalani program magang. Mulai dari dipaksa mencari pasien sebanyak 80 orang per bulan, lauk pauk yang harus berbagi dengan temannya, hingga perlakuan tak wajar saat penggeledahan untuk mencari uang salah satu peserta magang yang hilang.
Mes yang berada di Jalan Bypass, Kelurahan Mojayan, Kecamatan Klaten Tengah itu, berupa rumah bertingkat dua yang berada persis di pinggir jalan. Saat menemui Ketua Yayasan Rahani Husada, Nunung Haryanto tak banyak informasi yang didapat.
“Untuk sementara saya tak ingin memberi komentar apa pun. Nanti biar kami menghubungi teman-teman (media, Red) saja. Kami akan pelajari dan kaji terlebih dulu terkait perkara ini,” ujar Nunung saat ditemui di ruang tamu mes, Rabu (15/3).
Dijelaskan Nunung, pihaknya enggan memberikan konfirmasi terhadap tuduhan eksploitasi anak yang dilakukan yayasan. Karena itu, pihaknya akan menjelaskan secara tuntas terkait kasus yang bergulir melalui konferensi pers. “Besok saja saya jelaskan ketika teman-teman (media, Red) saya undang. Biar saat konfirmasi nggak satu-satu, agar semunya jelas,” jelasnya.
Terkait pelaporan pencemaran nama baik ke Polres Klaten yang dilakukan yayasan terhadap pihak-pihak tertentu seiring bergulirnya kasus dugaan eksploitasi tersebut, Nunung justru membantahnya. Menurutnya hingga saat ini belum ada upaya hukum yang ditempuh.
“Kalau pihak kepolisian mengundang kami untuk mengklarifikasi masalah ini, kami siap dikonfirmasi. Kami akan tetap koorperatif. Tapi hingga saat ini kami belum menerima surat pemanggilan dari kepolisian,” terangnya.
Terpisah, Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Klaten Sri Mulyani justru belum mengetahui pokok permasalahan yang dialami siswa SMK Kesehatan Rahani Husada program reguler selama magang dan menjalani kehidupan di mes.
“Kalau itu memang benar-benar terjadi, ya tidak boleh. Saya akan koordinasikan ke Dinas Pendidikan (Disdik) terkait masalahan ini. Kita akan rencanakan untuk cek ke lapangan,” ujarnya saat ditemui di lingkungan Pemkab Klaten.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Klaten, AKP David Widya Hapsoro, saat dikonfirmasi mengenai kasus ini, pihaknya justru belum menerima laporan dugaan eksploitasi anak yang dialami empat siswa SMK Kesehatan Rahani Husada. “Memang belum ada laporan yang masuk terkait kasus itu,” ucapnya singkat. (ren/edy)