saefur/ekspres |
Anak-anak itu pun larut dalam dongeng berjudul "Kerajaan Saba" yang dibawakan dengan apik oleh Anwar MPdi guru SD Muhamadiyah Kebumen. Dalam dongeng itu, sekaligus disisipkan unsur edukasi sesuai dengan tema yakni "Mengajak Anak Tidak Bohong."
Tak hanya dongeng, kegiatan tersebut juga dimeriahkan dengan penampilan kreasi pentas seni yang diisi oleh para siswa TK Aisyiyah. Penampilan terdiri dari Gerak lagu dan Hafalan doa serta drum band itupun cukup menghibur. Di akhir acara, para peserta yang beruntung mendapatkan hadiah hiburan (doorprize).
Kepala TK Aisyiyah Bumirejo, Nurhidayah Puji Pangestuti SPsi, menyampaikan, Gebyar dongeng merupakan kegiatan rutin tahunan dan terselenggara berkat kerja sama dengan SD Muhammadiyah Kebumen. "Kegiatan ini sekaligus untuk menjalin silaturahmi dengan PAUD sekitar sekaligus menyosialisasikan TK Aisyiyah," katanya di sela-sela kegiatan.
PAUD Terpadu Aisyiyah terdiri dari tempat penitipan anak (TPA), kelompok Bermain (KB) serta TK. Selain menerapkan sistem pendidikan pra sekolah, lembaga pendidikan tersebut juga memiliki visi mengembangkan anak sejak dini sesuai dengan tingkat kemampuan dan perkembangannya. Anak-anak pun diberi program pendidikan terdiri dari pengenalan Baca Tulis Al Quran, mengaji dan sholat, hafalan doa ahrian, hafalan hadist pendek serta praktek wudlu dan sholat.
"Di tingkat TK diberikan kegiatan ekstra drumband dan mengaji TPQ. Tak ketinggalan parenting melibatkan tenaga ahli bidang kesehatan, pendidikan gizi dan lainnya untuk para orang tua," kata Puji Pangestuti.
Sementara, dalam dongengnya, Kak Anwar menceritakan tentang Raja Saba yang menggelar sayembara untuk mencari penggantinya. Sang Raja saat itu membagikan biji yang sudah direbus kepada para rakyatnya untuk dibawa pulang dan ditanam. Hingga kemudian, Raja Saba mengumpulkan kembali rakyatnya di balairung kerajaan dengan membawa biji yang dibagikan sebelumnya.
Saat itu, banyak rakyatnya yang membawa tumbuhan subur nan hijau karena mereka beranggapan bahwa yang berhasil menanam biji itu tumbuh suburlah yang akan jadi pemenangnya. Hanya satu anak laki-laki yang membawa sebuah pot tanpa tanaman tumbuh di atasnya. Kendati anak itu sempat menjadi bahan tertawaan rakyat lainnya, Sang Raja Saba malah memilihnya menjadi pengganti Raja. ""Cerita tersebut merupakan penggalan penyampaian pesan moral kepada anak untuk tidak berbohong," kata Anwar.(saefur/cah)