sudarno/radarbanyumas |
Dalam sehari, tanah bergerak antara 15 hingga 20 centimeter. Pergerakan tanah terjadi sejak Jumat pekan lalu. Kepala Desa Kaliajir, Zaenal Arifin mengatakan akibat retakan tanah tersebut 28 Kepala Keluarga (KK) kini merasa was-was. Arifin menjelaskan jumlah warganya yang terkena dampak retakan tanah mencapai 43 orang dewasa dan 22 balita. "Mereka takut rumah tempat mereka tinggal longsor. Sehingga kalau hujan mereka memilih mengungsi," jelasnya.
Arifin menjelaskan tanah yang mengalami retakan saat ini berjumlah empat buah. Retakan paling panjang mencapai 35 meter yang terjadi di RT 2 RW 4 Dusun Bulukuning. Retakan di dusun tersebut membuat jalan dari Bulukuning yang menuju ke Sabrang Kidul tidak bisa dilalui kendaraan roda empat. "Terisolir si tidak. Cuma roda perekonomian tersendat. Sebab hanya bisa dilalui motor," ujarnya. Arifin memperkirakan kerugian akibat peristiwa ini mencapai ratusan juta rupiah.
Menyusul adanya tanah gerak, pihaknya berupaya mencegah pergerakan tanah dengan penutupan lubang. Harapannya air hujan tidak masuk ke lubang yang bisa mempercepat gerakan tanah. "Tapi tidak manjur. Sebab gerakannya lebih cepat dibandingkan penutupannya. Hari ini di RT 2 RW 4 sekitar 15 hingga 20 centimeter," ucapnya.
Arifin mengatakan rumah terkena dampak paling parah yakni milik Sakum. Sebab rumahnya sampai miring dan kondisi terasnya mengkhawatirkan karena bisa jatuh ke sungai. Sedangkan rumah lainnya yang mengalami keretakan yaitu milik Imron, Nurhadi, Sumarto dan Reja. Keretakan tembok rumah tersebut antara dua sampai tiga centimeter dengan panjang sekitar enam meter.(drn)