PEKALONGAN- Fenomena waria atau bencong di Lapangan Gemek, Kecamatan Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan makin meresahkan. Puluhan waria sudah tak malu lagi mangkal bahkan blak-blakan untuk merayu warga yang berkumpul di lapangan tersebut. Kondisi ini membuat sejumlah warga mulai resah dengan kondisi yang jauh dari kesan Kota Santri.
Berdasarkan pantauan Radar, kondisi paling ramai terjadi pada Kamis malam dan Sabtu malam. Setelah pukul 12 malam, mereka sudah mulai mangkal di sebelah utara lapangan tersebut. Seperti di depan Stadiun Manggala Krida, di taman depan SMK, dan sejumlah titik gelap lainnya. Bahkan, informasinya, mereka mangkal dengan membawa alat kontrasepsi (kondom) untuk persiapan melayani pelanggannya.
Salah seorang warga di lokasi, Juned (34), mengaku resah dengan kondisi tersebut. Sebab, di malam-malam itu kondisi lapangan masih ramai. Masih banyak anak-anak belum cukup umur juga dirayu.
"Saya menyaksikan, ada anak laki-laki yang usianya masih ABG juga dideketin. Mereka tak segan-segan menawari berhubungan. Waktu itu saya dekati dan saya nasihatin waria tersebut. 'Kalau mau merayu lihat orangnya dong'," kata Juned, kemarin.
Dikatakan, setiap malam-malam tertentu mereka mangkal dengan pakaian ketat khas wanita, sepatu high heels, serta make up tebal. "Kalau dari jauh kelihatannya perempuan. Tapi pas dideketin, pria," ujar dia.
Ia berharap, pemerintaha dapat segera melakukan penertiban agar tidak semakin menjamur. Pasalnya, jumlah mereka terus bertambah dibanding sebelumnya.
"Kalau bisa ya ditertibkan agar tidak semakin ramai. Fenomena LGBT dapat ditekan," jelasnya.
Senada juga diungkapkan Ajni (28). Warga Kedungwuni ini mengaku, ia sempat didekatin para waria ketika tengah duduk-duduk di Taman Gemek. "Saya duduk-duduk sama teman-teman di Gemek. Kok tiba-tiba ada seorang waria deketin kita. Dia merayu centil. Kita ya guyonin saja. Cuma resah juga kalau jumlahnya makin banyak, dan yang dirayu anak kecil," tuturnya.
Awal Janurari lalu, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Pekalongan berhasil menjaring delapan waria yang tengah mangkal di lokasi tersebut. Parahnya, ketika diperiksa terdapat kondom di tas mereka.
Penjaringan yang dilakukan tengah malam itu sempat membuat kaget para waria, hingga mereka tak bisa lari dari kejaran para petugas. Mereka yang berhasil ditangkap, kemudian dibawa ke Aula Kecamatan untuk diberikan pembinaan dan teguran. Beberapa hari setelah penjaringan, lokasi sempat sepi dari aktivitas para waria. Namun kini, mereka sudah kembali lagi meramaikan fenomena malam di Kota Santri. (yan)
Berdasarkan pantauan Radar, kondisi paling ramai terjadi pada Kamis malam dan Sabtu malam. Setelah pukul 12 malam, mereka sudah mulai mangkal di sebelah utara lapangan tersebut. Seperti di depan Stadiun Manggala Krida, di taman depan SMK, dan sejumlah titik gelap lainnya. Bahkan, informasinya, mereka mangkal dengan membawa alat kontrasepsi (kondom) untuk persiapan melayani pelanggannya.
Salah seorang warga di lokasi, Juned (34), mengaku resah dengan kondisi tersebut. Sebab, di malam-malam itu kondisi lapangan masih ramai. Masih banyak anak-anak belum cukup umur juga dirayu.
"Saya menyaksikan, ada anak laki-laki yang usianya masih ABG juga dideketin. Mereka tak segan-segan menawari berhubungan. Waktu itu saya dekati dan saya nasihatin waria tersebut. 'Kalau mau merayu lihat orangnya dong'," kata Juned, kemarin.
Dikatakan, setiap malam-malam tertentu mereka mangkal dengan pakaian ketat khas wanita, sepatu high heels, serta make up tebal. "Kalau dari jauh kelihatannya perempuan. Tapi pas dideketin, pria," ujar dia.
Ia berharap, pemerintaha dapat segera melakukan penertiban agar tidak semakin menjamur. Pasalnya, jumlah mereka terus bertambah dibanding sebelumnya.
"Kalau bisa ya ditertibkan agar tidak semakin ramai. Fenomena LGBT dapat ditekan," jelasnya.
Senada juga diungkapkan Ajni (28). Warga Kedungwuni ini mengaku, ia sempat didekatin para waria ketika tengah duduk-duduk di Taman Gemek. "Saya duduk-duduk sama teman-teman di Gemek. Kok tiba-tiba ada seorang waria deketin kita. Dia merayu centil. Kita ya guyonin saja. Cuma resah juga kalau jumlahnya makin banyak, dan yang dirayu anak kecil," tuturnya.
Awal Janurari lalu, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Pekalongan berhasil menjaring delapan waria yang tengah mangkal di lokasi tersebut. Parahnya, ketika diperiksa terdapat kondom di tas mereka.
Penjaringan yang dilakukan tengah malam itu sempat membuat kaget para waria, hingga mereka tak bisa lari dari kejaran para petugas. Mereka yang berhasil ditangkap, kemudian dibawa ke Aula Kecamatan untuk diberikan pembinaan dan teguran. Beberapa hari setelah penjaringan, lokasi sempat sepi dari aktivitas para waria. Namun kini, mereka sudah kembali lagi meramaikan fenomena malam di Kota Santri. (yan)