KEBUMEN (kebumenekspres.com) - Sejumlah elemen masyarakat yang tergabung dalam Forum Diskusi Ayo Urip Kebumen menolak keberadaan organisasi massa (Ormas) Front Pembela Islam (FPI) di Kota Beriman. Juga Hisbut Tahrir Indonesia (HTI) dan menolak kelompok-kelompok paham radikalisme di Kebumen.
Hal itu mengemuka dan disepakati dalam diskusi yang dilaksanakan di rumah salah satu anggota Forum Diskusi Ayo Urip di wilayah Kecamatan Gombong, baru-baru ini. Hadir dalam diskusi tersebut, Ahmad Murtajib, Agus Mursalim, Sabur Herdian Raamin, Untung Karnanto, Teguh Hindarto, Sigit Tri Prabowo, Borni Kurniawan, Unwanullah Maksum, Humam Rimba, Eko Wahyudi, Dadang, Bambang Trisaktiono, Eko Supeno, Hagiono, H. Rofik, Teguh, Dwi Arhadi, Agus Suroso, Aris Panji WS, Muinatul Khoeriyah, Ety Yuriana dan Sukiman.
Salah satu admin Group Ayo Urip Kebumen Agus Mursalim mengatakan, bentuk-bentuk radikalisasi kini disinyalir semakin menguat di Kebumen. Hal tersebut tampak dari adanya berbagai sikap yang muncul dalam hidup bermasyarakat maupun lewat pernyataan-pernyataan di media baik cetak, sosial, maupun lainnya.
Pembiaran terhadap fenomena tersebut merupakan ancaman serius bagi kehidupan masyarakat Kebumen yang majemuk. “Sehubungan dengan itu, kami menyampaikan pernyataan sikap yakni mendukung sikap kepolisian yang akan menindak tegas berbagai kelompok anti Pancasila dan anti Kebinnekaan sebagaimana juga termaktub dalam sambutan Kapolres Kebumen AKBP Alpen SH SIK MH, saat pisah sambut Kapolres Kebumen, beberapa waktu lalu,” tuturnya.
Dijelaskannya, Forum Ayo Urip Kebumen dengan tegas menolak masuknya kelompok-kelompok yang selama ini sudah terbukti merongrong semangat kebhinekaan dalam hidup berbangsa, seperti FPI (Front Pembela Islam) dan HTI (Hisbut Tahrir Indonesia) ke Kabupaten Kebumen.
Selain itu Forum Ayo Urip juga mendorong pihak kepolisian untuk lebih aktif menjalin komunikasi dengan berbagai unsur masyarakat.
Hal itu untuk semakin meningkatkan pemahaman dan ketanggapan terhadap berbagai fenomena yang tampaknya kecil namun sesungguhnya merupakan puncak gunung es yang lebih besar. “Kami juga mendorong Bupati Kebumen beserta jajaran pemerintah daerah (eksekutif, legislatif, yudikatif) untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang menjunjung kebhinekaan, serta memberi ruang bagi pemikiran-pemikiran kebangsaan, dan bersikap tegas serta proaktif terhadap individu dan kelompok yang anti kebhinekaan,” paparnya.
Selain itu lanjut Agus Mursalim, Forum Ayo Urip Kebumen juga menghimbau kepada para pemuka agama untuk mendorong terbentuknya forum-forum komunikasi antar-kelompok yang tulus dan terbuka, serta melibatkan semua unsur (usia, gender, strata sosial). “Kami juga mendorong munculnya gerakan-gerakan pemberdayaan masyarakat lintas kelompok dan agama,” paparnya. (mam)
Hal itu mengemuka dan disepakati dalam diskusi yang dilaksanakan di rumah salah satu anggota Forum Diskusi Ayo Urip di wilayah Kecamatan Gombong, baru-baru ini. Hadir dalam diskusi tersebut, Ahmad Murtajib, Agus Mursalim, Sabur Herdian Raamin, Untung Karnanto, Teguh Hindarto, Sigit Tri Prabowo, Borni Kurniawan, Unwanullah Maksum, Humam Rimba, Eko Wahyudi, Dadang, Bambang Trisaktiono, Eko Supeno, Hagiono, H. Rofik, Teguh, Dwi Arhadi, Agus Suroso, Aris Panji WS, Muinatul Khoeriyah, Ety Yuriana dan Sukiman.
Salah satu admin Group Ayo Urip Kebumen Agus Mursalim mengatakan, bentuk-bentuk radikalisasi kini disinyalir semakin menguat di Kebumen. Hal tersebut tampak dari adanya berbagai sikap yang muncul dalam hidup bermasyarakat maupun lewat pernyataan-pernyataan di media baik cetak, sosial, maupun lainnya.
Pembiaran terhadap fenomena tersebut merupakan ancaman serius bagi kehidupan masyarakat Kebumen yang majemuk. “Sehubungan dengan itu, kami menyampaikan pernyataan sikap yakni mendukung sikap kepolisian yang akan menindak tegas berbagai kelompok anti Pancasila dan anti Kebinnekaan sebagaimana juga termaktub dalam sambutan Kapolres Kebumen AKBP Alpen SH SIK MH, saat pisah sambut Kapolres Kebumen, beberapa waktu lalu,” tuturnya.
Dijelaskannya, Forum Ayo Urip Kebumen dengan tegas menolak masuknya kelompok-kelompok yang selama ini sudah terbukti merongrong semangat kebhinekaan dalam hidup berbangsa, seperti FPI (Front Pembela Islam) dan HTI (Hisbut Tahrir Indonesia) ke Kabupaten Kebumen.
Selain itu Forum Ayo Urip juga mendorong pihak kepolisian untuk lebih aktif menjalin komunikasi dengan berbagai unsur masyarakat.
Hal itu untuk semakin meningkatkan pemahaman dan ketanggapan terhadap berbagai fenomena yang tampaknya kecil namun sesungguhnya merupakan puncak gunung es yang lebih besar. “Kami juga mendorong Bupati Kebumen beserta jajaran pemerintah daerah (eksekutif, legislatif, yudikatif) untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang menjunjung kebhinekaan, serta memberi ruang bagi pemikiran-pemikiran kebangsaan, dan bersikap tegas serta proaktif terhadap individu dan kelompok yang anti kebhinekaan,” paparnya.
Selain itu lanjut Agus Mursalim, Forum Ayo Urip Kebumen juga menghimbau kepada para pemuka agama untuk mendorong terbentuknya forum-forum komunikasi antar-kelompok yang tulus dan terbuka, serta melibatkan semua unsur (usia, gender, strata sosial). “Kami juga mendorong munculnya gerakan-gerakan pemberdayaan masyarakat lintas kelompok dan agama,” paparnya. (mam)