![]() |
M. AINUL ATHO' |
EH Kartanegara meninggal di salah satu rumah sakit di Jakarta, saat menjalani perawatan intensif. Jenazah almarhum kemudian langsung dibawa pulang ke Kota Pekalongan dan dimakamkan di Komplek Pemakaman Sapuro, Jumat (7/4) siang. Puluhan rekan, kerabat, tokoh masyarakat, keluarga hingga masyarakat umum, terpantau menghadiri langsung pemakaman pria yang dikenal sebagai sosok nyentrik tersebut.
Rasa kehilangan besar, menyertai pemakaman sang tokoh. Sosok yang diakui memberikan banyak inspirasi bagi banyak orang tersebut memang memiliki jalan hidup yang menginspirasi. Banyak rekan hingga keluarga, mempunyai kenangan manis dan berkesan selama berkenalan ayah empat anak tersebut.
"Sejak kecil, EH sudah punya bakat seni teater dan sastra. EH kemudian juga mendalami fotograsi dan terjun di dunia perfileman. Bakat-bakat seperti itu, juga sebanding dengan ilmu dan pengetahuan yang beliau miliki di bidang keagamaan," tutur sang adik, Edi Haryono yang ditemui usai pemakaman.
Selain memiliki segudang bakat dan ilmu agama yang mendalam, salah satu yang paling dikenang Edi dari sosok saudaranya tersebut adalah energinya yang selalu membara. EH dinilainya merupakan sosok yang kritis dan cerdas. "Dia sangat aktif dan kritis. Sehingga energinya selalu membara," tambahnya.
Kenangan tak kalah indah juga dituturkan oleh sahabat karib EH, Eko Tunas. Bersama Emha Ainun Nadjib (Cak Nun) dan Ebiet G Ade, mereka berempat dikenal sebagai 4E. Eko Tunas mengisahkan bagaimana EH memberikannya banyak pelajaran dan inspirasi dari bidang agama hingga dalam kehidupan sehari-hari.
"Dulu tahun 80an, kami ini berempat hidup bersama, baik susah maupun senang. Saat itu kami masih susah, kami tinggal di sebuah warung yang temboknya menempel di keraton. Disana Karta mengajari kami tentang kesabaran dalam kehidupan. Bagaimana mencari air dengan menimba sumur, dan contoh kesabaran lain yang selalu ditunjukkannya," kisah Eko Tunas.
Tak hanya tentang kehidupan, Eko Tunas juga mengaku mendapat banyak pelajaran tentang agama dari almarhum. Salah satu yang paling diingatnya adalah bagaimana EH Kartanegara mengajarkan tentang mengenal Allah secara pribadi. Sebab selama ini banyak orang yang mengenai Allah hanya lewat KTP. "Karta adalah sosok guru bagi kami. Termasuk ketenangannya dalam hidup. Dia lebih banyak ketawa," ucapnya lagi.
Satu hal lagi yang paling kuat diingatnya dari sosok suami dari Sugiarti itu yakni konsistensinya sebagai manusia. Menurut Eko Tunas, pribadi EH sangat unik bagi orang lain. Keunikan itu dapat muncul karena bisa mengenali diri sendiri. "Kemudian Karta juga mendayagunakan dirinya bagi orang lain. Dia unik, punya karakter sendiri, tidak latah apalagi sekedar hafalan. Dia bisa hidup moksa," tandasnya.(nul)
Selain memiliki segudang bakat dan ilmu agama yang mendalam, salah satu yang paling dikenang Edi dari sosok saudaranya tersebut adalah energinya yang selalu membara. EH dinilainya merupakan sosok yang kritis dan cerdas. "Dia sangat aktif dan kritis. Sehingga energinya selalu membara," tambahnya.
Kenangan tak kalah indah juga dituturkan oleh sahabat karib EH, Eko Tunas. Bersama Emha Ainun Nadjib (Cak Nun) dan Ebiet G Ade, mereka berempat dikenal sebagai 4E. Eko Tunas mengisahkan bagaimana EH memberikannya banyak pelajaran dan inspirasi dari bidang agama hingga dalam kehidupan sehari-hari.
"Dulu tahun 80an, kami ini berempat hidup bersama, baik susah maupun senang. Saat itu kami masih susah, kami tinggal di sebuah warung yang temboknya menempel di keraton. Disana Karta mengajari kami tentang kesabaran dalam kehidupan. Bagaimana mencari air dengan menimba sumur, dan contoh kesabaran lain yang selalu ditunjukkannya," kisah Eko Tunas.
Tak hanya tentang kehidupan, Eko Tunas juga mengaku mendapat banyak pelajaran tentang agama dari almarhum. Salah satu yang paling diingatnya adalah bagaimana EH Kartanegara mengajarkan tentang mengenal Allah secara pribadi. Sebab selama ini banyak orang yang mengenai Allah hanya lewat KTP. "Karta adalah sosok guru bagi kami. Termasuk ketenangannya dalam hidup. Dia lebih banyak ketawa," ucapnya lagi.
Satu hal lagi yang paling kuat diingatnya dari sosok suami dari Sugiarti itu yakni konsistensinya sebagai manusia. Menurut Eko Tunas, pribadi EH sangat unik bagi orang lain. Keunikan itu dapat muncul karena bisa mengenali diri sendiri. "Kemudian Karta juga mendayagunakan dirinya bagi orang lain. Dia unik, punya karakter sendiri, tidak latah apalagi sekedar hafalan. Dia bisa hidup moksa," tandasnya.(nul)
Berita Terbaru :
- Kantor hingga Pasar di Kebumen Diinstruksikan Putar Lagu Indonesia Raya
- Utusan Presiden Zita Anjani Kunjungi Sagara Kebumen
- Prof. Sumitro Kembali Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional
- Kapolsek Kutowinangun Dapat Kenaikan Pangkat Pengabdian
- SMK Mutiara Kebumen Lepas 44 Siswa
- 709 Calon Alumni SMK Maarif 1 Kebumen Dibekali Ilmu Wirausaha
- PABPDSI Kebumen Siap Kawal Musdes Khusus Pembentukan Koperasi Merah Putih