BANJARNEGARA - Hingga semalam jumlah pasien akibat keracunan massal yang dirawat di RSUD Hj Anna Lasmanah Banjarnegara masih 10 orang. Pasien yang keracunan makanan
saat Tahlilan di Dusun Nangka Sepet Desa Masaran Kecamatan Bawang Kamis (4/5) ini belum bisa pulang karena mengaku masih lema
s.
Bahkan tiga pasien yang sebelumnya pulang paksa pada Jumat (5/5) malam kembali dibawa ke rumah sakit. Pasien tersebut yakni Winarti, Rasmini dan Reni Rahmawati. Namun tadi malam Winarti sudah kembali ke rumah.
Salah satu pasien, Musriyah masih dirawat karena sejumlah keluhan. "Terasa panas di ulu hati, perut panas, kaki dingin tapi punggung panas," kata dia.
Musriyah sendiri sempat dehidrasi karena diare dan muntah berkali-kaki. Namun semalam kondisinya berangsur membaik. "Waktu itu lemas dan pusing. Anak-anak juga sempat ketakutan apalagi saya sudah tidak muda lagi," kata nenek berusia 65 tahun ini.
Pasien lainnya, Raminah mengaku masih lemas.
"Memang sudah berkurang keluhannya. Pusingnya sudah hilang, tapi masih agak lemas," kata dia.
Wakil Ketua Komisi II DPRD Banjarnegara, Edi Purwanto mengatakan sebagian besar pasien tidak memiliki jaminan kesehatan baik itu BPJS Kesehatan, Jamkesmas maupun Jamkesda.
Oleh karena itu dia meminta pemerintah daerah menanggung biaya kesehatan pasien keracunan massal ini. "Karena ini Kejadian Luar Biasa, jadi pemerintah harus tanggap. Jangan sampai pasien terlantar," ungkapnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara, Ahmad Setiawan mengatakan terkait pembiayaan pihaknya sudah berkoordinasi dengan manajemen RSUD.
Sehingga pasien tidak perlu khawatir mengenai biaya pengobatan.
Terkait penyebab keracunan massal ini sendiri, pihaknya belum bisa memastikan. Sebab untuk mengetahuinya diperlukan pengujian laboratorium.
Dikatakan, kondisi cuaca berpengaruh pada perkembangbiakan kuman yang disinyalir menjadi penyebab keracunan ini.
"Oleh karena pengolahan makanan harus dilakukan secara higienis. Mulai dari bahan yang berkualitas, pengolahan yang baik termasuk wadah yang bersih dan penyajian yang tepat," terangnya.
Calon Bupati Banjarnegara Terpilih, Budhi Sarwono mengatakan peristiwa semacam ini terjadi karena ketidaksengajaan tuan rumah.
"Saya yakin peristiwa ini diluar kehendak siapapun. Oleh karena itu saya minta pasien atau keluarganya jangan mencari siapa yang salah. Yang penting kondisi pasien semakin membaik. Saya harap para pasien besok bisa pulang," ungkapnya.
(drn)
Pasien masih dirawat:
1. Musriyah
2. Surip
3. Saminah
4. Raminah Nuryanto
5. Juwarti
6. Rasmini
7. Sri Nurhayati
8. Raminah
9. Dimah
10. Reni Rahmawati
saat Tahlilan di Dusun Nangka Sepet Desa Masaran Kecamatan Bawang Kamis (4/5) ini belum bisa pulang karena mengaku masih lema
s.
Bahkan tiga pasien yang sebelumnya pulang paksa pada Jumat (5/5) malam kembali dibawa ke rumah sakit. Pasien tersebut yakni Winarti, Rasmini dan Reni Rahmawati. Namun tadi malam Winarti sudah kembali ke rumah.
Salah satu pasien, Musriyah masih dirawat karena sejumlah keluhan. "Terasa panas di ulu hati, perut panas, kaki dingin tapi punggung panas," kata dia.
Musriyah sendiri sempat dehidrasi karena diare dan muntah berkali-kaki. Namun semalam kondisinya berangsur membaik. "Waktu itu lemas dan pusing. Anak-anak juga sempat ketakutan apalagi saya sudah tidak muda lagi," kata nenek berusia 65 tahun ini.
Pasien lainnya, Raminah mengaku masih lemas.
"Memang sudah berkurang keluhannya. Pusingnya sudah hilang, tapi masih agak lemas," kata dia.
Wakil Ketua Komisi II DPRD Banjarnegara, Edi Purwanto mengatakan sebagian besar pasien tidak memiliki jaminan kesehatan baik itu BPJS Kesehatan, Jamkesmas maupun Jamkesda.
Oleh karena itu dia meminta pemerintah daerah menanggung biaya kesehatan pasien keracunan massal ini. "Karena ini Kejadian Luar Biasa, jadi pemerintah harus tanggap. Jangan sampai pasien terlantar," ungkapnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara, Ahmad Setiawan mengatakan terkait pembiayaan pihaknya sudah berkoordinasi dengan manajemen RSUD.
Sehingga pasien tidak perlu khawatir mengenai biaya pengobatan.
Terkait penyebab keracunan massal ini sendiri, pihaknya belum bisa memastikan. Sebab untuk mengetahuinya diperlukan pengujian laboratorium.
Dikatakan, kondisi cuaca berpengaruh pada perkembangbiakan kuman yang disinyalir menjadi penyebab keracunan ini.
"Oleh karena pengolahan makanan harus dilakukan secara higienis. Mulai dari bahan yang berkualitas, pengolahan yang baik termasuk wadah yang bersih dan penyajian yang tepat," terangnya.
Calon Bupati Banjarnegara Terpilih, Budhi Sarwono mengatakan peristiwa semacam ini terjadi karena ketidaksengajaan tuan rumah.
"Saya yakin peristiwa ini diluar kehendak siapapun. Oleh karena itu saya minta pasien atau keluarganya jangan mencari siapa yang salah. Yang penting kondisi pasien semakin membaik. Saya harap para pasien besok bisa pulang," ungkapnya.
(drn)
Pasien masih dirawat:
1. Musriyah
2. Surip
3. Saminah
4. Raminah Nuryanto
5. Juwarti
6. Rasmini
7. Sri Nurhayati
8. Raminah
9. Dimah
10. Reni Rahmawati