IMAM/EKSPRES |
Pembuatan bendungan darurat, juga mendapatkan bantuan tenaga dari 25 personil Prajurit TNI AD dari Kodim 0709/Kebumen. Dengan membendung sungai maka permukaan air akan naik dan dapat digunakan untuk mengairi 503 hektar sawah. Adapun beberapa desa yang terancam gagal panen yakni Purwodadi dan Sidomukti Kecamatan Kuwarasan, serta Desa Sidodadi, Wetonwetan, Wetonkulon, Kedalemanwetan, Kedalemankulon dan Madurejo Kecamatan Puring.
Pembangunan bendungan darurat dilaksanakan dengan menggunakan karung yang diisi dengan tanah. Agar kuat maka tumpukan karung diberi pagar bambu. Pembangunan bendungan darurat dengan ukuran panjang 20 meter, tinggi 3 meter dan tebal 3 meter itu membutuhkan waktu sekitar seminggu. Warga dari delapan desa tersebut akan bekerja bakti secara bergantian.
Komandan Kodim 0709/Kebumen Letkol Kav Suep SIP menyampaikan, pembangunan bendungan dilaksanakan agar sawah di delapan desa dapat terairi dengan baik. Dalam hal ini TNI melakukan pendampingan masyarakat. “Dalam pendampingan ini diketahui, jika sungai tidak dibendung maka dipastikan akan terjadi kekeringan dan gagal panen. Saat ini saja beberapa sawah sudah mulai retak-retak,” tuturnya disela-sela memantau masyarakat.
Dijelaskannya, adanya langganan kekeringan pada delapan desa tersebut, membuat masyarakat harus membuat bendungan darurat setiap tahun. Untuk dalam pendampingan selanjutnya TNI akan mengupayakan bendungan permanen. “Ke depan akan diusahakan untuk membuat bendungan permanen,” terangnya.
Sementara itu penyuluh Pertanian Kecamatan Puring Warsudi membenarkan jika sungai tidak dibendung maka bencana gagal panen akan terjadi,untuk itu pembendungan sungai harus dilaksanakan demi irigasi pertanian. Selain delapan desa adanya bendungan juga dapat bermanfaat untuk mengairi sawah-sawah di desa lainnya. “Pembuatan bendungan sangat penting dan dibutuhkan sekali untuk pengairan sawah. Musim tanam kali ini mendekati musim kemarau, sehingga petani tidak dapat mengandalkan hujan,” ucapnya. (mam)