SRAGEN – Oktavi Setyaningsih, 25, warga Dukuh Kauman RT 3, Desa Bendungan, Kecamatan Kedawung, Sragen meninggal dunia di Tegal, Jawa Tengah. Diduga, ibu muda satu anak ini menjadi korban penganiayaan di Stasiun Tegal Kota, Selasa malam sekitar pukul 22.00-23.00 WIB. Kemarin (18/5), jasad korban sudah dipulangkan ke rumah duka di Sragen.
Perangkat Desa Bendungan, Budi Purnomo menyampaikan, pihak desa dan RT setempat sudah menjemput jenazah di Tegal. Sebelum menghembuskan napas terakhir, korban sempat mendapat perawatan intensif di RSI Harapan Anda.
”Pihak desa mendapat kabar Rabu sore (17/5). Setelah itu segera dilakukan penjemputan jenazah malam harinya. Korban meninggalkan anak berusia sekitar 5 tahun,” kata Budi kepada Radar Sragen.
Menurut informasi pihak keluarga, korban sudah meninggalkan rumah sejak 5 tahun silam. Diduga korban pergi untuk mencari keberadaan suaminya yang bernama Jony. Saat pergi, korban menitipkan anaknya yang baru berusia beberapa bulan ke kerabatnya.
”Korban anak ketiga dari tiga bersaudara. Kabarnya di Tegal dia (Oktavi Setyaningsih) bergabung dengan anak jalanan (Anjal). Meninggal dengan beberapa luka memar di kepala, tangan, dan dada. Mungkin korban penganiayaan,” jelas Budi.
Terkait motif penganiayaan, Budi belum mendapat kejelasan informasi. ”Mungkin hidupnya menggelandang di Tegal. Kalau korban dianiaya di sana, saya tidak tahu alasannya. Bisa saja karena ada masalah dengan orang di sana,” bebernya.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Sragen, AKP Dimas Bagus Pandoyo mewakili Kapolres Sragen, AKBP Cahyo Widiarso bakal berkordinasi dengan jajaran Polres Tegal. Untuk mengetahui kronologis sebenarnya terkait kejadian penganiayaan yang menyebabkan meninggalnya Oktavi Setyaningsih. ”Terima kasih informasinya. Nanti kami akan cek dan koordinasi lagi,” tutur Dimas. (din/fer)
Perangkat Desa Bendungan, Budi Purnomo menyampaikan, pihak desa dan RT setempat sudah menjemput jenazah di Tegal. Sebelum menghembuskan napas terakhir, korban sempat mendapat perawatan intensif di RSI Harapan Anda.
”Pihak desa mendapat kabar Rabu sore (17/5). Setelah itu segera dilakukan penjemputan jenazah malam harinya. Korban meninggalkan anak berusia sekitar 5 tahun,” kata Budi kepada Radar Sragen.
Menurut informasi pihak keluarga, korban sudah meninggalkan rumah sejak 5 tahun silam. Diduga korban pergi untuk mencari keberadaan suaminya yang bernama Jony. Saat pergi, korban menitipkan anaknya yang baru berusia beberapa bulan ke kerabatnya.
”Korban anak ketiga dari tiga bersaudara. Kabarnya di Tegal dia (Oktavi Setyaningsih) bergabung dengan anak jalanan (Anjal). Meninggal dengan beberapa luka memar di kepala, tangan, dan dada. Mungkin korban penganiayaan,” jelas Budi.
Terkait motif penganiayaan, Budi belum mendapat kejelasan informasi. ”Mungkin hidupnya menggelandang di Tegal. Kalau korban dianiaya di sana, saya tidak tahu alasannya. Bisa saja karena ada masalah dengan orang di sana,” bebernya.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Sragen, AKP Dimas Bagus Pandoyo mewakili Kapolres Sragen, AKBP Cahyo Widiarso bakal berkordinasi dengan jajaran Polres Tegal. Untuk mengetahui kronologis sebenarnya terkait kejadian penganiayaan yang menyebabkan meninggalnya Oktavi Setyaningsih. ”Terima kasih informasinya. Nanti kami akan cek dan koordinasi lagi,” tutur Dimas. (din/fer)