ILUSTRASI |
JAKARTA – Puluhan petugas Densus 88 Antiteror menggeledah rumah terduga teroris Agus Suryana di Jalan Bambu Kuning Utara, Cipayung, Jakarta Timur, pukul 14.20 kemarin (30/5). Pemeriksaan berlangsung selama dua jam. Setelah rampung, puluhan petugas serentak meninggalkan lokasi.
Terlihat beberapa barang bukti diamankan. Di antaranya, komputer, handphone, dan beberapa lampu berukuran kecil. Seluruh barang bukti tersebut dimasukkan ke dalam mobil dan dibawa ke markas untuk diperiksa lebih dalam.
’’Pemeriksaan sepenuhnya dilakukan tim Densus 88. Kami hanya pengamanan wilayah,’’ kata Kapolsek Cipayung Kompol Dedi Wahyudi kemarin.
Warga cukup kaget atas penangkapan Agus Suryana karena kasus dugaan teroris pagi kemarin. Andi Warsan, tetangga Agus, menilai Agus sangat baik dan rajin beribadah. Puluhan tahun dirinya bertetangga, lanjut Andi, tidak pernah ada kasus yang menimpa Agus beserta keluarga. ’’Semua berjalan baik-baik saja. Kaget banget dan tidak menyangka kalau Pak Agus merupakan jaringan teroris,’’ ungkap Andi di lokasi kejadian.
Meski berperilaku baik, Agus bersama keluarga dikenal sangat tertutup. Mereka sangat jarang berkumpul dengan warga lain seperti ikut arisan atau pengajian. Agus dan istri, Mulyani, tidak pernah ikut acara seperti itu meski sudah berkali-kali diundang. Mereka memilih mengikuti pengajian di tempat lain, di luar tempat tinggal mereka.
Penampilan Agus dan Mulyani dinilai sangat mencolok. Jenggot panjang dan tebal tumbuh di dagu Agus. Dia juga kerap memakai celana panjang di atas mata kaki, sedangkan Mulyani kerap memakai cadar ketika keluar rumah. ’’Kan tidak semua orang yang berpenampilan seperti itu adalah jaringan teroris,’’ katanya.
Andi mengaku sangat mengenal sosok Agus. Sebab, dia telah puluhan tahun bertetangga. Dia merasa sikap Agus berubah dalam dua tahun terakhir, yakni lebih tertutup. ’’Agus jarang sekali salat berjamaah di masjid,’’ ujar pria berusia 56 tahun tersebut.
Selain itu, kerap ada pertemuan atau perkumpulan di rumah Agus. Bukan oleh warga setempat, melainkan orang luar. Pertemuan itu berlangsung berjam-jam. ’’Seperti layaknya sedang merencanakan sesuatu. Tidak sedikit pun terdengar orang mengobrol dalam pertemuan tersebut,’’ ungkapnya.
Kabagpenum Divhumas Polri Kombes Martinus Sitompul menyatakan, Agus ditangkap berkaitan dengan bom bunuh diri di Kampung Melayu. ’’Yang bersangkutan orang yang ditemui Ahmad Sukri (pelaku bom Kampung Melayu, Red) pada 23 Mei 2017,’’ jelasnya kemarin.
Sampai kemarin, Agus masih diperiksa di Mako Brimob. Polisi berupaya mendalami peran Agus. ’’Yang langsung (terhubung dengan pelaku, Red), artinya memberikan sumbangan, pikiran, untuk rencana peledakan tersebut,’’ katanya. Sementara itu, yang dimaksud tidak langsung, Agus berperan sebagai orang ketiga dalam aksi bom bunuh diri tersebut.
Selain Agus, tim Densus 88 Antiteror menangkap dua orang di Jambi, yakni M dan W alias AM. Keduanya ditangkap anggota Polda Jambi berkaitan dengan aktivitas mereka dalam kelompok Jamaah Ansharut Khilafah (JAK). ’’Beberapa peristiwa adalah bagian dari kelompok JAD (Jamaah Ansharut Daulah),’’ jelasnya.
JAK merupakan salah satu kelompok sayap kanan JAD. ’’Mereka sendiri, ada sendiri,’’ ucap Martinus.
Meski tidak terhubung secara langsung dengan JAD yang berada di balik bom bunuh diri Kampung Melayu, M dan W tetap diamankan petugas Densus 88 Antiteror. Sebab, mereka turut terlibat dalam pelatihan pembuatan bom dengan seorang instruktur berinisial A dari Bogor, Jawa Barat.
Bukan hanya itu. M juga berperan memberangkatkan teroris dari Jambi dan Palembang ke Filipina Selatan. ’’Masih kami dalami lagi,’’ tuturnya. (ian/syn/c5/oki)