sudarno ahmad/eskspres |
"Permasalahan bagi para tuli adalah komunikasi. Baik antar tuli sendiri maupun dengan orang yang dengar. Pemerintah harus mendorong agar ada cara komunikasi yang semakin baik, mudah dan cepat bagi mereka," kata Mohammad Yahya Fuad, dihadapan teman-teman tuli.
Bukan hanya mengalami kesulitan berkomunikasi dengan orang dengar (normal), antar teman tuli sendiri juga masih mengalami hal yang sama. "Antar tuli saja saling tidak paham, sehingga pemerintah daerah akan mengirimkan pelatih untuk belajar Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO). Setelah mahir mereka untuk mengajari para tuli di Kabupaten Kebumen," ujar bupati.
Bupati mengatakan, selama ini teman tuli kurang mendapat perhatian. Bukan karena tidak peduli, tetapi karena kurang mengerti kebutuhan teman tuli. "Ini merupakan salah satu upaya yang dilakukan pemerintah daerah. Sehingga nantinya kami jadi lebih paham," terangnya.
Dia berharap, setelah ada trainer bahasa isyarat yang mumpuni nantinya dapat memperluas dan meningkatkan jangkauan kesejahteraan sosial penyandang disabilitas secara lebih adil serta merata. Selain itu, juga semakin menumbuhkan kembali harga diri dan semangat para penyandang disabilitas di Kebumen. "Sehingga hidup mandiri dan mampun melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar," tegasnya.
Founder Yggdrasil Project, penyelenggara acara tersebuut, dr Faiz Reza, menjelaskan kegiatan tersebut sangat penting. Terutama berkaitan dengan Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO). Dia berharap,kegiatan itu bisa menjadi pintu utama para difabel tuli dengan dunia. Melalui BISINDO, mereka dapat berkomunikasi, tidak hanya antar sesama difabel tetapi juga dengan kaum dengar. "Sehingga hak akses pendidikan para teman tuli akan terbuka lebar," ujarnya. Pada acara tersebut panitia juga menghadirkan motivator penyandang tuna rungu, Surya Sahetapy.
Data Dinas Sosial Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Kebumen, tahun 2017 menunjukkan jumlah penyandang disabilitas di Kabupaten Kebumen mencapai 2.887 orang. Yang terdiri penyandang disabilitas fisik dan mental sebanyak 273 orang. Penyandang disabilitas fisik 1.567 orang dan disabilitas mental 957 orang. Sedangkan untuk disabilitas rungu wicara sebanyak 86 orang.(ori)