SIROJUL MUNIR/RADAR KUDUS |
Mereka tewas tertabrak Kereta Api (KA) Agro Bromo Anggrek di perlintasan kereta api tanpa palang di Desa Katong, Kecamatan Toroh, Grobogan, kemarin (20/5). Empat penumpang yang tewas itu Iksan Ngadikan, 60, bersama anaknya, Mochammad Syamsul Bahtiar, 30; serta tetangganya Sri Agus Bambang Santoso, 60, dosen Undip Semarang. Ketiganya warga kompleks Perumahan Puri Dinas Mas 9, Kelurahan Meteseh, Kecamatan Tembalang, Semarang. Satu lagi, Agus Abdullah, 55, warga Ketileng Indah I Nomor 17, RT 7 RW 15, Kelurahan Sendang Mulyo, Kecamatan Tembalang, Semarang.
Keempat korban naik mobil Toyota Avanza silver dengan Nomor Polisi (Nopol) B 1937 UZQ. Mobil itu milik Agus Bambang, dosen Ilmu Ternak Perah Fakultas Peternakan dan Pertanian (FPP) Undip Semarang. Berdasarkan informasi yang dihimpun, kejadian terjadi sekitar pukul 10.45.
Mobil rombongan ini berjalan dari utara ke selatan. Begitu sampai di perlintasan kereta tanpa palang pintu di Desa Katong, Kecamatan Toroh, diduga tidak melihat kanan dan kiri sebelum sampai rel kereta api. Diduga hanya mengikuti mobil yang di depannya. Sebab, ada tiga mobil di depannya, yaitu Toyota Innova, APV, Elf.
Saat empat mobil rombongan pengantin itu melintasi jalur perlintasan kereta tanpa palang itu ada Kereta Api Agro Bromo Anggrek. Kereta dengan 12 gerbong itu dimasinisi Arie Oktavian, 26, warga Depo Lamongan I Pasar Turi Surabaya dan Agus Riyanto, warga Jalan Lamongan I, Kecamatan Bubutan, Surabaya. Kereta jurusan Surabaya-Jakarta ini melaju dari timur ke barat dengan kecepatan sekitar 90 kilometer per jam.
Saat ada kereta dengan nomor Loko CC 2061392 hendak lewat, warga sekitar meneriaki rombongan agar berhenti terlebih dahulu. Namun, rombongan nekat melintas. Mobil Toyota Innova, APV, dan Elf selamat karena bisa menyeberangi rel.
Nahas bagi mobil Toyota Avansa bernopol B 1937 UZQ. Mobil yang ditumpangi empat orang itu berada di urutan belakang. Mobil warna silver tertabrak kereta. Akhirnya mini bus tersebut terseret hingga 500 meter.
Kereta api itu baru bisa berhenti di Desa Sedadi, Kecamatan Penawangan. Mobil Avanza itu terseret melewati jembatan hilir Sungai Serang. Akibatnya, mobol hancur dan terbakar. Empat penumpangya tewas seketika. Kondisi badannya hancur dan terbakar.
Hardimin, 50, salah satu saksi mata mengak, warga sudah meneriaki rombongan agar berhenti karena ada kereta lewat. Tetapi, rombongan masih nekat. ”Kaca mobil tertutup mungkin tidak dengar. Akhirnya mobil paling belakang tertabrak,” kata warga Desa Katong, Kecamatan Toroh yang berjualan toko kelontong di dekat perlintasan kereta api tanpa palang.
Akibat tabrakan tersebut terdengar dentuman keras. Suara itu mengagetkan sebagian warga sekitar. Mobil Avanza pun remuk. Satu roda belakang lepas, damper belakang juga lepas. dan beberapa bodi mobil juga terlepas sebelum jembatan hilir Sungai Serang. Kemudian mobil terseret hingga di depan stasiun Sedadi. Saat terseret itu, mobil mengeluarkan api dan membakar seluruh bodi mobil. Empat penumpang di dalam mobil tewas terbakar. Hingga akhirnya KA bisa berhenti. ”Kereta api berhenti setelah melakukan pengereman panjang Mas. Saat itu juga warga berduyun-duyun melihat mobil terbakar,” ujarnya.
Warga yang menonton itu membuat petugas dari Kereta Api Agro Bromo Anggrek di Stasiun Sedadi yang dibantu personel keamanan kesulitan memadamkan api dari mobil Avanza. Usai api padam, kendaraan mobil ditutupi terpal. Petugas menunggu proses evakuasi dari personel Polsek Toroh, Polsek Penawangan, Polres Grobogan, dan BPBD Grobogan. Evakuasi sekitar pukul 13.00 dengan menggunakan alat pemotong besi.
Saat proses evakuasi tim bekerja ekstra. Sebab, ratusan warga yang penasaran melihat korban membandel untuk menjauh dari lokasi. Akhirnya petugas memasang Police Line dan proses evakuasi ditutup dengan terpal. Sementara gerbong Kereta Api Agro Bromo Anggrek ditarik mundur dengan lokomotif lain.
Evakuasi berhasil dilakukan. Empat jenazah dibawa ke rumah sakit di Purwodadi. Kemudian, jenazah diserahkan ke rumah duka.
Saiful Ma’arif, 30 warga Desa Katong, Kecamatan Toroh mengatakan, empat korban kecelakaan itu rombongan tasyakuran penganten di rumah mempelai laki-laki, Dusun Ketanggan, Desa Katong, Kecamatan Toroh. ”Sebelum kejadian saya diminta keluarga menjemput rombongan untuk menunjukkan arah. Baru sampai jarak 30 meter dari perlintasan ada kabar mobil rombongan tertabrak kereta,” katanya.
Kabar tersebut langsung disampaikan ke rumah yang menggelar hajat tasyakuran. Rombongan yang selamat pergi ke acara. Keempat korban tersebut adalah tetangga dan teman besan.
Kapolres Grobogan AKBP Satria Rizkiano melalui Kasatlantas AKP Panji Gedhe Prabawa mengatakan, penyebab kecelakaan masih dilakukan penyelidikan. Pihaknya telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Dugaan sementara kecelakaan terjadi karena sopir tidak waspada saat melintas di perlintasan kereta api tanpa palang. ”Penyebab kecelakaan sementara korban tidak mengetahui ada kereta api lewat dan tidak bisa menghindarinya. Sehingga mobilnya tabrak kereta api,” terangnya. (mun/ris)