ILUSTRASI |
Malam itu, seorang diri Sukawi mengendarai mobil Suzuki APV berangkat dari Solo hendak menuju Semarang. Sesampainya di Dusun Tompak, Desa Sidomulyo, Kecamatan Ampel, dia disalip dua pengendara sepeda motor yang masing-masing berboncengan. Salah satunya menyalip dari sisi kiri.
Tidak ada angin, tidak pula hujan, di jarak sekitar tiga meter dari moncong mobil Sukawi, pengendara sepeda motor yang menyalip dari kiri tiba-tiba terjatuh. Merasa kasihan, Sukawi langsung memberikan pertolongan.
Dia bergegas turun dari mobil dan menghampirinya. Bukannya berterima kasih, si pengendara sepeda motor malah menodong Sukawi dan memintanya masuk ke dalam mobil. Disusul pengendara lainnya yang ternyata merupakan komplotan. Setelah itu, Sukawi dibawa ke lokasi penggilingan batu tak jauh dari lokasi kejadian.
“Korban dipukuli dan diminta uangnya secara paksa di bawah todongan pisau pada leher. Bisa jadi orang itu (pelaku, Red) sengaja menjatuhkan diri di dekat kendaraan korban,” jelas Kapolres Boyolali AKBP Aries Andhi, Jumat (4/5).
Sebab itu, kapolres mengimbau seluruh pengguna jalan ekstrahati-hati saat berkendara. Waspada terhadap kondisi apapun dan diusahakan tidak berkendara seorang diri.
Kasat Reskrim Polres Boyolali AKP Miftahul Huda menuturkan, salah seorang pelaku kejahatan atas nama Sunoto alias Noto, 43, warga Desa Pager, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Semarang telah tertangkap dan dinyatakan sebagai tersangka. Sedangkan empat orang lainnya masih dalam pengejaran polisi. Sebagai barang bukti, polisi menyita sepeda motor Yamaha Vega H 6921 NZ yang digunakan dalam aksi kejahatan.
Menurut Miftahul, modus kejahatan yang digunakan Noto dan komplotannya baru kali pertama ditangani Polres Boyolali. Lagi-lagi, polisi meminta masyarakat berhati-hati ketima menemui kejadian serupa.
"Jika berkendara, jangan seorang diri. Terutama saat melintasi jalan-jalan sepi pada malam hari. Sebab segala kemungkinan bisa terjadi," beber kasat reskrim.
Kawasan yang rawan kejahatan, lanjut Miftahul, yakni daerah dengan penerangan minim, di jalan menurun atau tanjakan mulai dari Boyolali kota hingga wilayah Perbatasan Salatiga. “Jalan yang jauh dari perkampungan lebih rawan tindak kejahatan,” katanya.
Catatan Jawa Pos Radar Boyolali, kejahatan jalanan juga pernah terjadi di kompleks Bandara Internasional Adi Soemarmo. Modus yang digunakan pura-pura kehabisan bahan bakar minyak (BBM).
Karena merasa iba, pengguna jalan lainnya Sarmato, warga Dusun Tegalrejo, Desa Ngesrep, Kecamatan Ngemplak menawarkan bantuan dengan memboncengkan pelaku mencari penjual BBM eceran. Setelah menemukan penjual BBM, pelaku meminjam sepeda motor orang yang menolongnya dengan dalih ingin membeli makan. Tanpa curiga, permintaan tersebut dikabulkan.
"Mau beli makan atau minum gitu. Tapi nggak kembali lagi. Saya hanya melongo membawa bensin," ujar Sarmato. (wid/wa)