IMAM/EKSPRES |
Pintu air saluran irigasi sekunder yang mengarah ke enam desa tersebut, tepatnya berada sebelah Barat asrama Polisi Kebumen. Atau sebelah selatan Gang Beringin Kebumen. Dari pantauan Ekspres, pintu air tidak dapat dibuka secara sempurna. Pintu air hanya dapat dibuka separo lantaran bagian tiang pintu terganjal besi yang ditempel dengan cara dilas.
Ketua Perkumpulan Petani Pemakai Air (P34) Dharma Tirta Candiwulan Ahmad Mansur (67) mengatakan, saat ini hujan mulai jarang turun, akibatnya sawah hanya mengandalkan air irigasi. Untuk Sawah di Desa Candiwulan, hanya terdapat satu jalur irigasi. Jika air tidak lancar dapat dipastikan terjadi gagal panen. “Letak sawah desa kami sekitar lima kilometer dari pintu saluran, dengan debit air hanya separo , air tidak akan sampai ke sawah kami,” tuturnya, Sabtu (27/5/2017).
Dijelaskannya, pintu air tersebut digunakan untuk mengairi sawah di lima desa meliputi Karangsari, Kawedusan, Jatimulyo, Kalijirek dan Candiwulan. Dari kelima desa tersebut yang paling ujung yakni Desa Candiwulan. “Air telah habis di tengah jalan, dan tidak dapat mengairi sawah kami,” paparnya, sembari menambahkan saat ini umur tanaman padi telah mencapai satu bulan dengan kondisi tanah sawah kering.
Ahmad Mansur menegaskan para petani rela melakukan apapun untuk menyelamatkan tanamannya. Bahkan beberapa sawah yang berada di dekat sungai terpaksa mengambil air menggunakan diesel untuk mengairi sawah. Namun bagi sawah yang jauh dari sungai tentunya kesulitan mendapatkan air. “Jika tidak segera dibuka, petani akan dekat untuk menjebol pintu air, sebab saat ini kondisi sawah sudah sangat membutuhkan air,” terangnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Desa Candiwulan Sufyan Dwi Purwanto. Pihaknya mengatakan secepatnya pintu air harus dikembalikan seperti semula, sehingga debit air cukup untuk mengairi sawah. Jangan sampai jerih payah petani saat ini tidak akan menghasilkan apa –apa. “Petani telah susah-susah menanam padi, maka jangan sampai terjadi gagal panen,” ucapnya. (mam)