WAHYU HIDAYAT |
Megengan sendiri merupakan tradisi masyarakat Jawa dalam menyambut bulan Ramadan. Kali ini, tradisi megengan dilaksanakan Lapas Pekalongan dengan menggelar acara makan bersama, dan silaturahim antara petugas dan ratusan warga binaan di dalam lingkungan lapas setempat.
Para petugas dan warga binaan berbaur tanpa jarak, dengan duduk lesehan, bersama-sama menyantap menu makanan yang disajikan di atas daun pisang secara memanjang. Adapun menu sederhana yang disajikan, berupa nasi megono dengan lauk sambal, tahu, tempe, ikan, kerupuk, dan sayuran.
Acara makan bersama yang digelar selama sekitar satu jam, dimulai sejak pukul 10.30 WIB ini diikuti puluhan petugas Lapas dan 240an orang warga binaan yang menghuni blok IV dan V.
Kalapas Pekalongan Maulidi Hilal menyampaikan, acara makan bersama itu sebenarnya sudah direncanakan sejak lama. Namun baru terselenggara kemarin. Adapun maksudnya, adalah untuk lebih menjalin keakraban dan tali silaturahim antara petugas dengan warga binaan.
"Juga sebagai pesan kepada masyarakat bahwa kami tidak ada jarak dengan warga binaan. Sehingga tidak ada sekat lagi antara petugas dan warga binaan. Mereka (warga binaan, red), bagaimanapun juga saudara-saudara kita, bagian dari kita," katanya.
"Kami harapkan pula kepada masyarakat, jangan menganggap bahwa warga binaan ini adalah orang-orang yang tidak akan berguna lagi ke depan. Mereka masih punya impian, masih punya harapan besar untuk membangun bangsa ini. Banyak orang-orang dahulu yang sukses, padahal sebelumnya berada di dalam lapas atau penjara. Jadi bukan suatu hal yang tidak mungkin, yang tadinya berada di dalam lapas kemudian menjadi orang yang sukses untuk bangsa dan negara," imbuh Hilal. (way)