KUN MING – Pemerintah Tiongkok menawarkan banyak pendidikan gratis (bea siswa) kepada calon mahasiswa Indonesia yang ingin belajar di negeri berjuluk Tirai Bambu tersebut. Semua itu sejalan dengan kebijakan luar negeri open door policy pemerintah Tiongkok.
Salah satu kampus yang mulai gencar menawarkan bea siswa tersebut adalah Yunnan Minzu University (YMU). Kampus berlokasi di bagian barat daya Tiongkok ini mengundang sedikitnya 30 calon mahasiswa asal Indonesia untuk belajar berbagai jurusan. ''Tahun depan kami, pimpinan YMU akan ke Indonesia untuk promosi bea siswa tersebut,'' kata Deputy Director University Affairs Commitee YMU Li Hui saat menyambut delegasi wartawan asal Jawa Timur di kampusnya di Kun Ming, Tiongkok, kemarin (16/5). Hui didampingi sejumlah pimpinan YMU, di antaranya, Deputy Director Office for International Exchange and Cooperation Wu Qing-chang dan Head of Indonesian Major Indonesian Departement School of Southeast Asian Languages and Culutures Zhang Huiye.
Menurut dia, kampus sengaja memberikan bea siswa dengan sejumlah alasan. Selain sejalan dengan kebijakan luar negeri pemerintah, bea siswa itu bertujuan untuk menarik minat mahasiswa asal Indonesia untuk kuliah di Kun Ming, khususnya di YMU. ''Saat ini belum ada mahasiswa Indonesia kuliah di sini,'' ujar Hui. Padahal, jumlah mahasiswa asing di YMU terhitung banyak. Ada 3.864 mahasiswa asing yang didominasi dari Asia Selatan. Total mahasiswa dan dosen di YMU sebanyak 27 ribu.
Hui memang tidak merinci secara detail bea siswa tersebut. Yang pasti, sebagaimana bea siswa yang diterima mahasiswa asal Myanmar, penerimanya akan dibebaskan dari biaya pendidikan senilai 30 ribu renmimbi pertahun selama empat tahun. Ada 19 mahasiswa Myanmar penerima bea siswa di YMU.
Menurut Hui, mahasiswa penerima bea siswa nantinya akan tinggal di asrama. Mereka bebas memilih jurusan di YMU. Di antaranya, psikologi, ekonomi, pendidikan, hukum, sejarah, teknik, dan seni.
YMU belakangan juga fokus mengembangkan 15 jurusan kebangsaan dan bahasa negara-negara di kawasan Asia Selatan dan Asia Tenggara, termasuk bahasa Indonesia. Jurusan itu berdiri sejak 2011. ''Kamu juga butuh banyak dosen bahasa Indonesia,'' jelasnya. Saat ini, YMU bekerja sama dengan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dalam mengembangkan jurusan bahasa Indonesia. Saat ini ada 99 mahasiswa YMU yang kuliah di UNY dalam program 3+1, yakni kuliah di YMU tiga tahun dan setahun kuliah di UNY.
YMU adalah salah satu kampus tertua di Tiongkok yang berdiri sejak 1951. Salah satu kampus terbaik di Tiongkok ini populer dengan sebutan universitas suku bangsa karena memprioritaskan calon mahasiswa dari suku minoritas di Tiongkok. Pada 2015, YMU mendapat peringkat ke-3 kampus terbaik di Tiongkok sekaligus menjadi referensi bagi mahasiswa, dosen, serta peneliti yang hendak mendalami seputar isu kebangsaan di Tiongkok.(*)
Salah satu kampus yang mulai gencar menawarkan bea siswa tersebut adalah Yunnan Minzu University (YMU). Kampus berlokasi di bagian barat daya Tiongkok ini mengundang sedikitnya 30 calon mahasiswa asal Indonesia untuk belajar berbagai jurusan. ''Tahun depan kami, pimpinan YMU akan ke Indonesia untuk promosi bea siswa tersebut,'' kata Deputy Director University Affairs Commitee YMU Li Hui saat menyambut delegasi wartawan asal Jawa Timur di kampusnya di Kun Ming, Tiongkok, kemarin (16/5). Hui didampingi sejumlah pimpinan YMU, di antaranya, Deputy Director Office for International Exchange and Cooperation Wu Qing-chang dan Head of Indonesian Major Indonesian Departement School of Southeast Asian Languages and Culutures Zhang Huiye.
Menurut dia, kampus sengaja memberikan bea siswa dengan sejumlah alasan. Selain sejalan dengan kebijakan luar negeri pemerintah, bea siswa itu bertujuan untuk menarik minat mahasiswa asal Indonesia untuk kuliah di Kun Ming, khususnya di YMU. ''Saat ini belum ada mahasiswa Indonesia kuliah di sini,'' ujar Hui. Padahal, jumlah mahasiswa asing di YMU terhitung banyak. Ada 3.864 mahasiswa asing yang didominasi dari Asia Selatan. Total mahasiswa dan dosen di YMU sebanyak 27 ribu.
Hui memang tidak merinci secara detail bea siswa tersebut. Yang pasti, sebagaimana bea siswa yang diterima mahasiswa asal Myanmar, penerimanya akan dibebaskan dari biaya pendidikan senilai 30 ribu renmimbi pertahun selama empat tahun. Ada 19 mahasiswa Myanmar penerima bea siswa di YMU.
Menurut Hui, mahasiswa penerima bea siswa nantinya akan tinggal di asrama. Mereka bebas memilih jurusan di YMU. Di antaranya, psikologi, ekonomi, pendidikan, hukum, sejarah, teknik, dan seni.
YMU belakangan juga fokus mengembangkan 15 jurusan kebangsaan dan bahasa negara-negara di kawasan Asia Selatan dan Asia Tenggara, termasuk bahasa Indonesia. Jurusan itu berdiri sejak 2011. ''Kamu juga butuh banyak dosen bahasa Indonesia,'' jelasnya. Saat ini, YMU bekerja sama dengan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dalam mengembangkan jurusan bahasa Indonesia. Saat ini ada 99 mahasiswa YMU yang kuliah di UNY dalam program 3+1, yakni kuliah di YMU tiga tahun dan setahun kuliah di UNY.
YMU adalah salah satu kampus tertua di Tiongkok yang berdiri sejak 1951. Salah satu kampus terbaik di Tiongkok ini populer dengan sebutan universitas suku bangsa karena memprioritaskan calon mahasiswa dari suku minoritas di Tiongkok. Pada 2015, YMU mendapat peringkat ke-3 kampus terbaik di Tiongkok sekaligus menjadi referensi bagi mahasiswa, dosen, serta peneliti yang hendak mendalami seputar isu kebangsaan di Tiongkok.(*)