PEKALONGAN- Sejumlah wilayah di Kota Pekalongan yang berada di Kecamatan Pekalongan Utara dan Kecamatan Pekalongan Barat, kembali digenangi rob dalam empat hari terakhir. Akibatnya, 9100 rumah di sembilan kelurahan terendam.
Rob yang terjadi kali ini, bahkan dinilai lebih besar dari pada tahun-tahun sebelumnya. "Kalau menghitung rumah, berarti mengitung KK. Tapi kalau jumlah jiwanya yang terdampak berapa belum kami identifikasi. Belum ada laporan juga terkait warga yang mengungsi," jelas Kepala Pelaksana BPBD Kota Pekalongan, Suseno.
Ia menambahkan, rob tahun ini memang lebih tinggi dibandingkan sebelumnya. Ia memperkirakan, kondisi itu terjadi karena ada sebagian wilayah Kabupaten Pekalongan yang sudah diberi tanggul. Hal itu berdampak di Kota Pekalongan. "Mungkin perkiraan kami seperti itu. Jadi air yang semestinya bisa berbagi ini tidak bisa," tuturnya.
Untuk itu kedepan, menurut Suseno, diperlukan persiapan antisipasi oleh Pemkot untuk mengantisipasi datangnya rob. Karena rob bukan bencana tahunan, tapi bisa dikatakan hampir setiap hari ada. Antisipasi bisa dalam bentuk perhatian kepada masyarakat berupa jaminan sosial maupun penanganan darurat.
Mengenai penanganan darurat, Suseno menyatakan, tahun ini BPBD belum melakukan penanganan darurat apapun di wilayah terdampak rob. Tahun lalu, hanya dilakukan penanganan darurat di sebagian kecil wilayah Pasirsari dengan membuat tanggul darurat dari karung dan pasir. "Tahun ini kami akan coba petakan terlebih dahulu di lapangan seperti apa. Apa harus menunggu dari pusat, untuk dilaksanakan atau ada terlebih dahulu penanganan darurat sebelum proyek itu dilaksanakan," tambahnya.
Sementara itu, Lurah Bandengan Maryoto mengungkapkan, rob di wilayahnya sudah naik turun sejak awal Mei lalu. Namun baru mencapai puncaknya pada Kamis (1/6) malam dengan rata-rata ketinggian mencapai 50 sentimeter.
Ia menjelaskan, saat ini ada 1400an KK dari sebagian RW 2 sampai RW 6 yang rumahnya terdampak rob. "Kalau rata-rata di wilayah ini mencapai 50 sentimeter. Memang untuk kali ini, banjir rob lebih tinggi dibandingkan sebelumnya. Genangan air rob bahkan sudah hampir mencapai kantor kelurahan. Untuk sementara memang belum ada laporan warga yang mengungsi, karena rumah masih kemungkinan untuk ditinggali,"bebernya.
Sedangkan Lurah Kandang Panjang, Eddy Setiawan menambahkan, banjir rob sudah empat hari terakhir menggenangi sejumlah titik di kelurahannya. Tercatat, ada sebanyak 1800 rumah tergenang dengan genangan tertinggi mencapai 50 hingga 60 sentimeter. Sama seperti wilayah yang lain, belum ada laporan warga yang mengungsi. "Tapi kami sudah melakukan antisipasi meskipun belum ada warga yang mengungsi. Nanti jika ada laporan warga yang membutuhkan untuk tempat mengungsi maka kami akan melakukan evakuasi warga ke Kantor Kecamatan Pekalongan Utara," tandasnya.(nul)
Rob yang terjadi kali ini, bahkan dinilai lebih besar dari pada tahun-tahun sebelumnya. "Kalau menghitung rumah, berarti mengitung KK. Tapi kalau jumlah jiwanya yang terdampak berapa belum kami identifikasi. Belum ada laporan juga terkait warga yang mengungsi," jelas Kepala Pelaksana BPBD Kota Pekalongan, Suseno.
Ia menambahkan, rob tahun ini memang lebih tinggi dibandingkan sebelumnya. Ia memperkirakan, kondisi itu terjadi karena ada sebagian wilayah Kabupaten Pekalongan yang sudah diberi tanggul. Hal itu berdampak di Kota Pekalongan. "Mungkin perkiraan kami seperti itu. Jadi air yang semestinya bisa berbagi ini tidak bisa," tuturnya.
Untuk itu kedepan, menurut Suseno, diperlukan persiapan antisipasi oleh Pemkot untuk mengantisipasi datangnya rob. Karena rob bukan bencana tahunan, tapi bisa dikatakan hampir setiap hari ada. Antisipasi bisa dalam bentuk perhatian kepada masyarakat berupa jaminan sosial maupun penanganan darurat.
Mengenai penanganan darurat, Suseno menyatakan, tahun ini BPBD belum melakukan penanganan darurat apapun di wilayah terdampak rob. Tahun lalu, hanya dilakukan penanganan darurat di sebagian kecil wilayah Pasirsari dengan membuat tanggul darurat dari karung dan pasir. "Tahun ini kami akan coba petakan terlebih dahulu di lapangan seperti apa. Apa harus menunggu dari pusat, untuk dilaksanakan atau ada terlebih dahulu penanganan darurat sebelum proyek itu dilaksanakan," tambahnya.
Sementara itu, Lurah Bandengan Maryoto mengungkapkan, rob di wilayahnya sudah naik turun sejak awal Mei lalu. Namun baru mencapai puncaknya pada Kamis (1/6) malam dengan rata-rata ketinggian mencapai 50 sentimeter.
Ia menjelaskan, saat ini ada 1400an KK dari sebagian RW 2 sampai RW 6 yang rumahnya terdampak rob. "Kalau rata-rata di wilayah ini mencapai 50 sentimeter. Memang untuk kali ini, banjir rob lebih tinggi dibandingkan sebelumnya. Genangan air rob bahkan sudah hampir mencapai kantor kelurahan. Untuk sementara memang belum ada laporan warga yang mengungsi, karena rumah masih kemungkinan untuk ditinggali,"bebernya.
Sedangkan Lurah Kandang Panjang, Eddy Setiawan menambahkan, banjir rob sudah empat hari terakhir menggenangi sejumlah titik di kelurahannya. Tercatat, ada sebanyak 1800 rumah tergenang dengan genangan tertinggi mencapai 50 hingga 60 sentimeter. Sama seperti wilayah yang lain, belum ada laporan warga yang mengungsi. "Tapi kami sudah melakukan antisipasi meskipun belum ada warga yang mengungsi. Nanti jika ada laporan warga yang membutuhkan untuk tempat mengungsi maka kami akan melakukan evakuasi warga ke Kantor Kecamatan Pekalongan Utara," tandasnya.(nul)