ekosutopo/purworejoekspres |
Winda Artista Harimurti, salah satu peneliti Badan Peneliti Cagar Budaya Jawa Tengah bersama tim mengunjungi lokasi temuan untuk mengadakan penelitian pada Jumat (16/6).
Dalam pengamatan pertamanya, Winda meyakini bahwa sejumlah batu tersebut telah mendapatkan intervensi dari manusia. Ada dua jenis batuan yang digunakan dan memiliki kegunaan yang berbeda.
Batuan utama yang digunakan adalah batuan putih sejenis padas dan batu andesit sebagai batu yang lebih memiliki bentuk.
"Batuan putih yang dipakai secara dominan ini garapannya kasar dan biasanya digunakan untuk lantai sebuah bangunan baik itu candi atau tempat terhormat lain," kata Winda.
Adapun andesit yang ditemukan paling besar dan berbentuk seperti undakan, belum dapat dipastikan pemanfaatannya. Bisa jadi sebagai tempat meletakkan bentuk sesaji atau dasar altar utama.
"Tapi sama saja ini di bagian bawah bangunan. Walaupun lebih halus dari batu putihnya, tapi garapannya sama, tetap agak kasar," jelasnya.
Winda menduga bahwa lokasi bangunan yang ada itu sebagian besar adalah lantai dan memiliki luasan yang cukup lumayan, tetapi tidak besar sekali. Data di lapangan juga menunjukkan beberapa meter dari lokasi temuan kerap ditemukan batuan yang jenis dan bentuknya sama.
"Bisa saja agak luas tapi tidak luas sekali. Itu bisa mengetahui hal itu perlu dilakukan eskavasi di tempat ini," lanjutnya.
Menurutnya, penggunaan batuan putih dan andesit telah dilakukan sejak zaman peradaban Hindu, apalagi wilayah Purworejo termasuk dalam sejarah Mataram Kuno yang ditandai dengan cerita tentang sosok Dyah Watukura.
"Bangunan-bangunan seperti ini memang banyak ditemukan di beberapa tempat, sering juga digunakan sebagai tanda pendudukan sebuah wilayah seperti desa, kademangan dan sebagainya," ungkapnya.
Eko Riyanto, Kasi Museum Kepurbakalaan Sejarah dan Nilai-nilai Tradisional Bidang Kebudayaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Purworejo, juga memberikan perhatian dengan mengunjungi lokasi. Pihaknya berharap ada tindak lanjut dari penelitian awal pihak BPCB. Setidaknya akan diketahui secara jelas tentang bangunan batu tersebut.
"Ya kita harapkan ada tindak lanjutnya dari BPCB. Jadi nantinya akan jelas dan gamblang," kata Eko. (top)