KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Akhirnya Pemkab Kebumen bergerak cepat mengatasi rentenir yang telah menguasai pasar tradisional di Kebumen. Rencananya, Bupati Kebumen Mohammad Yahya Fuad, akan mengeluarkan "jurusnya" untuk memberantas praktek rentenir di Pasar Tumenggungan Kebumen, Sabtu (3/6/2017) besok pukul 05.00 WIB.
Jurus itu, yakni program kredit cepat dan murah yang dikeluarkan oleh sejumlah Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di Kebumen bagi pedagang pasar tradisional. Program kredit inovasi BUMD yang akan dilaunching adalah "Kompak" (Kredit Murah Pedagang Pasar Kabupaten Kebumen) milik PD BPR BKK Kebumen. Kemudian, Kredit Simbok (Kredit bagi Koperasi Mitra Bakul Kebumen) milik PD BPR Bank Kebumen. Serta Program Prepegan (Pinjaman Bunga Rendah bagi Pedagang) oleh PD BKK Sruweng .
Kabag Perekonomian Setda Kebumen Wahyu Siswanti, menjelaskan program kredit Kompak, kredit Simbok dan Prepegan seluruhnya diprioritaskan untuk para pedagang pasar. Dengan suku bunga kredit antara 0,75 persen hingga 5 persen per bulan. Adapun plafond atau nilai tertinggi pengusulan kredit sebanyak Rp 2 juta, dengan jangka waktu maksimal satu tahun.
Menurutnya program tersebut merupakan bentuk kepedulian Pemkab Kebumen terhadap para pedagang pasar terkait permodalan. Menyusul ditemukannya banyak pedagang pasar yang membutuhkan modal usaha.
Bahkan mereka rela membayar bunga tinggi hingga mencapai 15 persen untuk bisa mendapatkan pinjaman. "Sehingga perlu adanya keberpihakan dari bank-bank milik daerah (BUMD) terhadap para pedagang pasar di Kabupaten Kebumen," kata Wahyu Siswanti, kepada Kebumen Ekspres, Rabu (31/6).
Ia menegaskan, program kredit murah dan cepat ini untuk mengurangi pengeluran paedagang pasar. Mengingat sasaran program tersebut diprioritaskan untuk para pedagang pasar, jam pelayanan petugas bank juga menyesuaikan. "Dengan menambah jam layanan, menjadi lebih pagi. Yaitu pukul 05.00 - 12.00 WIB," ujar Wahyu.
Nantinya, lanjut dia, petugas akan melakukan jemput bola dengan cara turun langsung ke pasar-pasar. Adapun mekanisme pencairan dapat dilakuakn dilokasi, untuk kredite Simbok dan Prepegan. Sedangkan kredit Kompak maksimal dua hari kerja.
Lebih jauh, Wahyu mengatakan rencananya pilot project program akan dilakukan di 14 pasar rakyat. Yaitu di Pasar Gombong, Pasar karanganyar, Tumenggungan, Pasar Kutowinangun, Pasar Prembun, Pasar Alian serta Pasar Sadang. Pasar lainnya yaitu Pasar Wonosari, Pasar Sruni, Pasar Demangsari, Pasar Kejawang, Pasar Menganti, Pasar Tengok serta Pasar Buluspesantren.
Wahyu menghimbau kepada para pedagang pasar yang membutuhkan modal usaha agar jangan ragu untuk mengakses program murah dan cepat tersebut. "Selain pelayannya cepat, suku bunga juga lebih kompetitif " tandasnya.
Sementara itu, Keberadaan rentenir di Kebumen benar-benar dilematis. Di satu sisi, bunga pinjamannya menjerat leher. Namun, di sisi lain, banyak pedagang pasar tradisional menyukai pola pinjaman dari rentenir karena mudah.
Banyak pedagang menyadari bunga pinjamannya sangat tinggi, tetapi hal itu juga membantu modal kerja pedagang pasar. "Sebenarnya kita sangat dirugikan," kata Wagiyah (bukan nama sebenarnya), salah satu pedagang pagi di Pasar Tumenggungan Kebumen, belum lama ini.
Wagiyah, memilih pinjam modal usaha dari rentenir dengan alasan tidak ribet dan tidak berbelit-belit. "Kalau mau menggunakan bank, syaratnya sangat ribet. Jadi tidak ada pilihan lain," ungkapnya, kepada Kebumen Ekspres, yang meminta namanya tidak dikorankan.
Wagiyah mengungkapkan, hampir 70 persen lebih pedagang yang berjualan di pasar pagi Pasar Tumenggungan terjerat jasa rentenir. Dia mengatakan sudah empat kali terjerat utang dengan rentenir. Awalnya dia meminjam uang Rp 1 juta. Dari jumlah uang tersebut, dia sudah langsung dipotong Rp 100.000.
Meski sudah langsung dipotong sepuluh persen, Wagiyah harus mengembalikan genap Rp 1 juta ditambah bunga 20 persen. Dia harus membayar dicicil setiap hari Rp 20.000 sebanyak 60 kali. "Kami terpaksa seperti ini karena memang tidak ada cara lain agar tetap bisa jualan," imbuhnya. Para rentenir biasanya beroperasi di pagi hari dan membidik para pedagang sayur-mayur.
Banyaknya pedagang pasar yang terjerit rentenir menjadi keprihatinan tersendiri bagi Bupati Kebumen Mohammad Yahya Fuad. Bupati memandang upaya pengentasan para pelaku ekonomi kecil dari jeratan rentenir harus segera dilakukan.
Pantauan pasar yang dilakukan oleh Bupati Kebumen baru-baru ini, menjelang ramadan menjadi bukti. Bupati menemukan hampir setengah dari pedagang yang ada di pasar terjerat rentenir. Para pedagang mengaku lebih memilih meminjam uang di rentenir. Selain cepat, pengajuan hutang lewat rentenir lebih mudah. Mereka menganggap proses pengajuan pinjaman di bank yang rumit.
Menyikapi permasalahan tersebut, Bupati Kebumen menggelar rapat koordinasi antisipasi rentenir, di Gedung F Kompleks Setda Kebumen Senin(29/5) lalu. Rapat tersebut dipimpin oleh Plh Sekda Kebumen Mahmud Fauzi didampingi Asisten Dua Bidang Perekonomian dan Pembangunan Tri Haryono.
Dalam kesempatan itu, bupati meminta lembaga keuangan PD BPR BKK Kebumen dan PD BPR Bank Kebumen sebagai perpanjangan pemerintah daerah agar memberikan pelayanan yang lebih cepat dengan suku bunga yang lebih rendah.
Untuk itu perlu dibangun kerja sama lembaga keuangan milik pemerintah daerah dengan BMT dan koperasi. Sehingga bisa menyalurkan dana dengan lebih murah dan sesuai dengan aturan. Selain itu ada MoU yang menyatakan dana tersebut digunakan untuk pedagang sangat kecil yang belum terbiasa dengan pola pinjaman bank.
Untuk membantu pedagang sangat kecil di pasar, Pemkab akan menyediakan dana Rp 3 Miliar. Rp 2 miliar di antaranya dari lembaga keuangan milik pemerintah daerah, serta Rp 1 miliar dari Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kebumen.
Bupati berharap hasil yang diperoleh para pedagang dapat dinikmati keluarga. Karena Bupati beranggapan bahwa hasil yang diperoleh para pedagang ini kebanyakan dipergunakan untuk membayar bunga dari uang yang mereka pinjam pada rentenir.(ori)
Jurus itu, yakni program kredit cepat dan murah yang dikeluarkan oleh sejumlah Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di Kebumen bagi pedagang pasar tradisional. Program kredit inovasi BUMD yang akan dilaunching adalah "Kompak" (Kredit Murah Pedagang Pasar Kabupaten Kebumen) milik PD BPR BKK Kebumen. Kemudian, Kredit Simbok (Kredit bagi Koperasi Mitra Bakul Kebumen) milik PD BPR Bank Kebumen. Serta Program Prepegan (Pinjaman Bunga Rendah bagi Pedagang) oleh PD BKK Sruweng .
Kabag Perekonomian Setda Kebumen Wahyu Siswanti, menjelaskan program kredit Kompak, kredit Simbok dan Prepegan seluruhnya diprioritaskan untuk para pedagang pasar. Dengan suku bunga kredit antara 0,75 persen hingga 5 persen per bulan. Adapun plafond atau nilai tertinggi pengusulan kredit sebanyak Rp 2 juta, dengan jangka waktu maksimal satu tahun.
Menurutnya program tersebut merupakan bentuk kepedulian Pemkab Kebumen terhadap para pedagang pasar terkait permodalan. Menyusul ditemukannya banyak pedagang pasar yang membutuhkan modal usaha.
Bahkan mereka rela membayar bunga tinggi hingga mencapai 15 persen untuk bisa mendapatkan pinjaman. "Sehingga perlu adanya keberpihakan dari bank-bank milik daerah (BUMD) terhadap para pedagang pasar di Kabupaten Kebumen," kata Wahyu Siswanti, kepada Kebumen Ekspres, Rabu (31/6).
Ia menegaskan, program kredit murah dan cepat ini untuk mengurangi pengeluran paedagang pasar. Mengingat sasaran program tersebut diprioritaskan untuk para pedagang pasar, jam pelayanan petugas bank juga menyesuaikan. "Dengan menambah jam layanan, menjadi lebih pagi. Yaitu pukul 05.00 - 12.00 WIB," ujar Wahyu.
Nantinya, lanjut dia, petugas akan melakukan jemput bola dengan cara turun langsung ke pasar-pasar. Adapun mekanisme pencairan dapat dilakuakn dilokasi, untuk kredite Simbok dan Prepegan. Sedangkan kredit Kompak maksimal dua hari kerja.
Lebih jauh, Wahyu mengatakan rencananya pilot project program akan dilakukan di 14 pasar rakyat. Yaitu di Pasar Gombong, Pasar karanganyar, Tumenggungan, Pasar Kutowinangun, Pasar Prembun, Pasar Alian serta Pasar Sadang. Pasar lainnya yaitu Pasar Wonosari, Pasar Sruni, Pasar Demangsari, Pasar Kejawang, Pasar Menganti, Pasar Tengok serta Pasar Buluspesantren.
Wahyu menghimbau kepada para pedagang pasar yang membutuhkan modal usaha agar jangan ragu untuk mengakses program murah dan cepat tersebut. "Selain pelayannya cepat, suku bunga juga lebih kompetitif " tandasnya.
Sementara itu, Keberadaan rentenir di Kebumen benar-benar dilematis. Di satu sisi, bunga pinjamannya menjerat leher. Namun, di sisi lain, banyak pedagang pasar tradisional menyukai pola pinjaman dari rentenir karena mudah.
Banyak pedagang menyadari bunga pinjamannya sangat tinggi, tetapi hal itu juga membantu modal kerja pedagang pasar. "Sebenarnya kita sangat dirugikan," kata Wagiyah (bukan nama sebenarnya), salah satu pedagang pagi di Pasar Tumenggungan Kebumen, belum lama ini.
Wagiyah, memilih pinjam modal usaha dari rentenir dengan alasan tidak ribet dan tidak berbelit-belit. "Kalau mau menggunakan bank, syaratnya sangat ribet. Jadi tidak ada pilihan lain," ungkapnya, kepada Kebumen Ekspres, yang meminta namanya tidak dikorankan.
Wagiyah mengungkapkan, hampir 70 persen lebih pedagang yang berjualan di pasar pagi Pasar Tumenggungan terjerat jasa rentenir. Dia mengatakan sudah empat kali terjerat utang dengan rentenir. Awalnya dia meminjam uang Rp 1 juta. Dari jumlah uang tersebut, dia sudah langsung dipotong Rp 100.000.
Meski sudah langsung dipotong sepuluh persen, Wagiyah harus mengembalikan genap Rp 1 juta ditambah bunga 20 persen. Dia harus membayar dicicil setiap hari Rp 20.000 sebanyak 60 kali. "Kami terpaksa seperti ini karena memang tidak ada cara lain agar tetap bisa jualan," imbuhnya. Para rentenir biasanya beroperasi di pagi hari dan membidik para pedagang sayur-mayur.
Banyaknya pedagang pasar yang terjerit rentenir menjadi keprihatinan tersendiri bagi Bupati Kebumen Mohammad Yahya Fuad. Bupati memandang upaya pengentasan para pelaku ekonomi kecil dari jeratan rentenir harus segera dilakukan.
Pantauan pasar yang dilakukan oleh Bupati Kebumen baru-baru ini, menjelang ramadan menjadi bukti. Bupati menemukan hampir setengah dari pedagang yang ada di pasar terjerat rentenir. Para pedagang mengaku lebih memilih meminjam uang di rentenir. Selain cepat, pengajuan hutang lewat rentenir lebih mudah. Mereka menganggap proses pengajuan pinjaman di bank yang rumit.
Menyikapi permasalahan tersebut, Bupati Kebumen menggelar rapat koordinasi antisipasi rentenir, di Gedung F Kompleks Setda Kebumen Senin(29/5) lalu. Rapat tersebut dipimpin oleh Plh Sekda Kebumen Mahmud Fauzi didampingi Asisten Dua Bidang Perekonomian dan Pembangunan Tri Haryono.
Dalam kesempatan itu, bupati meminta lembaga keuangan PD BPR BKK Kebumen dan PD BPR Bank Kebumen sebagai perpanjangan pemerintah daerah agar memberikan pelayanan yang lebih cepat dengan suku bunga yang lebih rendah.
Untuk itu perlu dibangun kerja sama lembaga keuangan milik pemerintah daerah dengan BMT dan koperasi. Sehingga bisa menyalurkan dana dengan lebih murah dan sesuai dengan aturan. Selain itu ada MoU yang menyatakan dana tersebut digunakan untuk pedagang sangat kecil yang belum terbiasa dengan pola pinjaman bank.
Untuk membantu pedagang sangat kecil di pasar, Pemkab akan menyediakan dana Rp 3 Miliar. Rp 2 miliar di antaranya dari lembaga keuangan milik pemerintah daerah, serta Rp 1 miliar dari Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kebumen.
Bupati berharap hasil yang diperoleh para pedagang dapat dinikmati keluarga. Karena Bupati beranggapan bahwa hasil yang diperoleh para pedagang ini kebanyakan dipergunakan untuk membayar bunga dari uang yang mereka pinjam pada rentenir.(ori)