Narumi Endhar Siwi
SEMARANG – Mahasiswi Universitas Negeri Semarang (Unes) asal Kudus Narumi Endhar Siwi ditemukan tewas di kamar kos kemarin. Saat ditemukan mulut gadis berusia 21 tahun itu telah berbusa.
Informasi yang dihimpun, kali pertama ditemukan meninggal gadis yang setiap hari berhijab dalam posisi tergeletak terlentang. Kepala berada di dekat kamar mandi ruangan tempat tidur.
Korban ini diketahui Santoso, pemilik kos di Jalan Kalimasada 88, Banaran, Kecamatan Gunungpati, Semarang. Kemarin (15/6) sekitar pukul 10.00 Santoso membuka kamar tidur lantai dua yang dihuni mahasiswi tersebut.
"Iya, tadi ditemukan meninggal di dalam kamar. Tergeletak dekat kamar mandi. Itu kan kamar mandi dalam, kamar tidur di lantai atas," ungkap warga sekitar Mabrur di lokasi kejadian kepada Jawa Pos Radar Semarang kemarin (15/6).
Laki-laki yang membuka tempat cucian motor di depan tempat kos Santoso ini mengaku, tidak ada yang mengetahui penyebab dan pasti waktu meninggal warga Jalan Hos Cokroaminoto, RT 1 RW 1, Desa Mlati Lor, Kecamatan Kota, Kudus. Namun Mabrur mengakui, sempat ikut mendatangi kamar kos dan melihat pasca ditemukan dalam keadaan meninggal. "Tadi saya ikut melihat, cuma di dekatnya (korban) ada tisu," terangnya.
Salah satu penghuni kos, Vicky Dwi Asfiyah mengakui, penghuni kos yang meninggal tersebut mahasiswi jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Unes. Namun demikian, gadis asal Subah, Batang ini tidak mengenal dekat dengan korban. "Iya, dia anak semester enam, Progdi Manjemen Keuangan Fakultas Ekonomi. Seangkatan dengan saya, tapi tidak kenal," terangnya.
Vikcy menceritakan, awal diketahui kejadian ini sehari sebelumnya teman kos, Hana yang tinggal sekamar dengan korban datang ke kos dan mendapati pintunya tertutup. Lantaran tertutup dan terkunci, Hana keluar meninggalkan kos tersebut.
"Mbak Hana datang kesini Rabu (14/6) malam, tapi pintunya tutupan. Dikira dia (korban) sedang keluar, terus Mbak Hana keluar lagi. Terus pagi tadi Mbak Hana datang lagi masih tutupan dan mengundang Pak Kos agar dibuka menggunakan kunci duplikat. Pas dibuka baru diketahui itu," katanya.
Sementara itu, pemilik kos Santoso menerangkan, ada teman satu kamar korban menghampiri untuk minta kunci duplikat. Lantaran kamar tersebut tidak bisa dibuka. Kunci kamarnya diduga dibawa korban yang sedang keluar kos.
"Temannya minta kunci kamar untuk dibukakan. Setelah saya buka, melihat dia (korban) dalam posisi tergeletak dekat di ruangan kamar dekat kamar mandi," katanya.
Posisi gadis kelahiran Kudus, 11 Mei 1996 ini tergeletak terlentang mengenakan pakaian kaus hitam dan celana tiga perempat bermotif garis. Sedangkan mulut korban dalam kondisi berbusa. Menurut Santoso, terakhir kali melihat korban berada di kosnya Senin (12/6) malam.
"Dia sedang duduk di lantai bersama temannya. Sempat ngobrol sama saya, katanya badannya lemas. Kemudian saya suruh ke dokter, dia bilang sudah dan minum obat," jelasnya.
Temuan ini dilaporkan ke kepolisian dan selanjutnya disampaikan kepada Inafis Poltestabes Semarang untuk melakukan identifikasi. Tim Inafis Polrestabes Semarang yang melakukan identifikasi di Tempat Kejadian Perkara (TKP) tidak menemukan tanda penganiyaan atau kekerasan di tubuh korban. "Korban meninggal karena sakit. Ya meninggal sekitar 24 jam. Kalau mulutnya mengeluarkan busa itu proses pembusukan," katanya di lokasi kejadian.
Kapolsek Gunungpati Kompol Bagio Prayitno membenarkan, adanya peristiwa tersebut. Berdasarkan keterangan yang peroleh saat ini, korban meninggal dikarenakan sakit. "Keterangan dari Bapak Kos hari Senin mengeluh sakit. Tahu-tahu pagi tadi (kemarin, Red) ditemukan dalam posisi terlentang, kepala berada dekat kamar mandi dalam keadaan meninggal," ungkapnya.
Pihak kepolisian telah memintai keterangan sejumlah saksi baik pemilik kos maupun penghuni kos. Bahkan, telah bertemu dengan pihak keluarga korban dan menerangkan kondisi anaknya sebelum meninggal dalam keadaan sakit. Bagyo menjelaskan, sehari sebelumnya Selasa (13/6) lalu korban pulang ke Kudus.
"Iya, disebabkan karena sakit. Hari sebelumnya, Selasa pulang ke Kudus dalam kondisi sakit. Kemudian, Rabu (14/6) karena ada ujian mid kuliahnya, diantar saudaranya ke kos-kosan. Terus masuk ke dalam kos, terus itu gak ketahuan sampai meninggal," terangnya.
Bagyo menegaskan hasil identifikasi tim Inafis Polrestabes Semarang di lokasi kejadian tidak menemukan unsur kekerasan di tubuh korban. Menurutnya, kematian korban murni dikarenakan kondisi tubuhnya yang sakit. Sehingga pihak kepolisian tidak bisa melakukan penyelidikan lebih lanjut dengan alasan tidak ada unsur kekerasan.
"Kalau menurut keterangan dokter mengeluarkan busa itu bisa karena menahan sakit. Jenazah sudah dibawa pulang, keluarga menolak di outopsi karena tahu karena sakit," tegasnya. (mha/ris)
SEMARANG – Mahasiswi Universitas Negeri Semarang (Unes) asal Kudus Narumi Endhar Siwi ditemukan tewas di kamar kos kemarin. Saat ditemukan mulut gadis berusia 21 tahun itu telah berbusa.
Informasi yang dihimpun, kali pertama ditemukan meninggal gadis yang setiap hari berhijab dalam posisi tergeletak terlentang. Kepala berada di dekat kamar mandi ruangan tempat tidur.
Korban ini diketahui Santoso, pemilik kos di Jalan Kalimasada 88, Banaran, Kecamatan Gunungpati, Semarang. Kemarin (15/6) sekitar pukul 10.00 Santoso membuka kamar tidur lantai dua yang dihuni mahasiswi tersebut.
"Iya, tadi ditemukan meninggal di dalam kamar. Tergeletak dekat kamar mandi. Itu kan kamar mandi dalam, kamar tidur di lantai atas," ungkap warga sekitar Mabrur di lokasi kejadian kepada Jawa Pos Radar Semarang kemarin (15/6).
Laki-laki yang membuka tempat cucian motor di depan tempat kos Santoso ini mengaku, tidak ada yang mengetahui penyebab dan pasti waktu meninggal warga Jalan Hos Cokroaminoto, RT 1 RW 1, Desa Mlati Lor, Kecamatan Kota, Kudus. Namun Mabrur mengakui, sempat ikut mendatangi kamar kos dan melihat pasca ditemukan dalam keadaan meninggal. "Tadi saya ikut melihat, cuma di dekatnya (korban) ada tisu," terangnya.
Salah satu penghuni kos, Vicky Dwi Asfiyah mengakui, penghuni kos yang meninggal tersebut mahasiswi jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Unes. Namun demikian, gadis asal Subah, Batang ini tidak mengenal dekat dengan korban. "Iya, dia anak semester enam, Progdi Manjemen Keuangan Fakultas Ekonomi. Seangkatan dengan saya, tapi tidak kenal," terangnya.
Vikcy menceritakan, awal diketahui kejadian ini sehari sebelumnya teman kos, Hana yang tinggal sekamar dengan korban datang ke kos dan mendapati pintunya tertutup. Lantaran tertutup dan terkunci, Hana keluar meninggalkan kos tersebut.
"Mbak Hana datang kesini Rabu (14/6) malam, tapi pintunya tutupan. Dikira dia (korban) sedang keluar, terus Mbak Hana keluar lagi. Terus pagi tadi Mbak Hana datang lagi masih tutupan dan mengundang Pak Kos agar dibuka menggunakan kunci duplikat. Pas dibuka baru diketahui itu," katanya.
Sementara itu, pemilik kos Santoso menerangkan, ada teman satu kamar korban menghampiri untuk minta kunci duplikat. Lantaran kamar tersebut tidak bisa dibuka. Kunci kamarnya diduga dibawa korban yang sedang keluar kos.
"Temannya minta kunci kamar untuk dibukakan. Setelah saya buka, melihat dia (korban) dalam posisi tergeletak dekat di ruangan kamar dekat kamar mandi," katanya.
Posisi gadis kelahiran Kudus, 11 Mei 1996 ini tergeletak terlentang mengenakan pakaian kaus hitam dan celana tiga perempat bermotif garis. Sedangkan mulut korban dalam kondisi berbusa. Menurut Santoso, terakhir kali melihat korban berada di kosnya Senin (12/6) malam.
"Dia sedang duduk di lantai bersama temannya. Sempat ngobrol sama saya, katanya badannya lemas. Kemudian saya suruh ke dokter, dia bilang sudah dan minum obat," jelasnya.
Temuan ini dilaporkan ke kepolisian dan selanjutnya disampaikan kepada Inafis Poltestabes Semarang untuk melakukan identifikasi. Tim Inafis Polrestabes Semarang yang melakukan identifikasi di Tempat Kejadian Perkara (TKP) tidak menemukan tanda penganiyaan atau kekerasan di tubuh korban. "Korban meninggal karena sakit. Ya meninggal sekitar 24 jam. Kalau mulutnya mengeluarkan busa itu proses pembusukan," katanya di lokasi kejadian.
Kapolsek Gunungpati Kompol Bagio Prayitno membenarkan, adanya peristiwa tersebut. Berdasarkan keterangan yang peroleh saat ini, korban meninggal dikarenakan sakit. "Keterangan dari Bapak Kos hari Senin mengeluh sakit. Tahu-tahu pagi tadi (kemarin, Red) ditemukan dalam posisi terlentang, kepala berada dekat kamar mandi dalam keadaan meninggal," ungkapnya.
Pihak kepolisian telah memintai keterangan sejumlah saksi baik pemilik kos maupun penghuni kos. Bahkan, telah bertemu dengan pihak keluarga korban dan menerangkan kondisi anaknya sebelum meninggal dalam keadaan sakit. Bagyo menjelaskan, sehari sebelumnya Selasa (13/6) lalu korban pulang ke Kudus.
"Iya, disebabkan karena sakit. Hari sebelumnya, Selasa pulang ke Kudus dalam kondisi sakit. Kemudian, Rabu (14/6) karena ada ujian mid kuliahnya, diantar saudaranya ke kos-kosan. Terus masuk ke dalam kos, terus itu gak ketahuan sampai meninggal," terangnya.
Bagyo menegaskan hasil identifikasi tim Inafis Polrestabes Semarang di lokasi kejadian tidak menemukan unsur kekerasan di tubuh korban. Menurutnya, kematian korban murni dikarenakan kondisi tubuhnya yang sakit. Sehingga pihak kepolisian tidak bisa melakukan penyelidikan lebih lanjut dengan alasan tidak ada unsur kekerasan.
"Kalau menurut keterangan dokter mengeluarkan busa itu bisa karena menahan sakit. Jenazah sudah dibawa pulang, keluarga menolak di outopsi karena tahu karena sakit," tegasnya. (mha/ris)