KEBUMEN (kebumenekspres.com) - Buaya yang berada di Sungai Kedungbener semakin membuat warga khawatir. Bila sebelumnya hanya diperkirakan satu ekor, belakangan diketahui ada dua ekor buaya berukuran besar yang menampakkan diri, Selasa (6/6/2017).
Setidaknya hal itu diperoleh dari keterangan sejumlah warga yang menyebut ada lebih dari satu buaya di Sungai Kedungbener. Wahyu (39), salah satu warga mengatakan, ada dua buaya terlihat kemarin. Masing-masing berukuran 3 meter dan 5 meter. Buaya pertama terlihat pada Selasa siang sekitar pukul 11.00 WIB dan kembali mencul malam tadi sekitar pukul 21.30 WIB.
Dua ekor buaya tersebut terlihat tak jauh dari Jembatan Bocor, Desa Bocor Kecamatan Buluspesantren. "Kemunculan buaya sebesar itu membuat pemancing ketakutan," katanya, kemarin.
Di sisi lain, kabar adanya kemunculan buaya di Muara Sungai Lukulo yang kemudian di Sungai Kedungbener membuat warga penasaran. Seperti yang terlihat di Desa Maduretno. Selama dua hari terakhir, warga beramai-ramai mendatangi Sungai Kedungbener sekedar menunggu kemunculan buaya. Bahkan, kegiatan tonton buaya ini menjadi pengisi waktu menunggu buka puasa (ngabuburit). "Warga sampai sore nunggu buaya di pinggir sungai,"kata Nurjanah (18), warga Desa Maduretno.
Seperti diberitakan, buaya pertama kali terlihat di Sungai Lukulo persisnya di wilayah Desa Tanggulangin dan Desa Jagasima Kecamatan Klirong awal Juni. Sepekan kemudian, Minggu dan Senin kemarin, buaya muncul di Sungai Kedungbener yang merupakan anak sungai Lukulo, persisnya di Desa Maduretno.
Makin seringnya kemunculan buaya dengan cakupan area yang semakin luas itupun membuat warga semakin khawatir.
Sebelumnya,Bupati Kebumen Mohammad Yahya Fuad meminta masyarakat tidak panik berlebihan. Dan yang harus diingat, ujar Yahya Fuad, warga diminta tidak mengusik buaya yang ada di Sungai Kedungbener, agar tidak berubah menjadi agresif.
Bupati berpendapat keberadaan buaya bisa menjadi daya tarik wisata tersendiri. Apalagi Pemkab Kebumen juga akan membangun penangkaran buaya di Muara Sungai Kalibodo Kecamatan Ayah. "Buaya menjadi daya tarik wisata kalau sudah ditangkap dan ditangkarkan di habitat aslinya," kata Mohammad Yahya Fuad, kepada Kebumen Ekspres, Selasa (6/6).
Penangkaran buaya yang akan mulai dibangun tahun 2018 mendatang itu merupakan satu paket dengan wisata mangrove Ayah. Sehingga nantinya, wisatawan yang khusus ingin melihat buaya juga sekaligus menikmati hutan mangrove.(ori/cah)
Setidaknya hal itu diperoleh dari keterangan sejumlah warga yang menyebut ada lebih dari satu buaya di Sungai Kedungbener. Wahyu (39), salah satu warga mengatakan, ada dua buaya terlihat kemarin. Masing-masing berukuran 3 meter dan 5 meter. Buaya pertama terlihat pada Selasa siang sekitar pukul 11.00 WIB dan kembali mencul malam tadi sekitar pukul 21.30 WIB.
Dua ekor buaya tersebut terlihat tak jauh dari Jembatan Bocor, Desa Bocor Kecamatan Buluspesantren. "Kemunculan buaya sebesar itu membuat pemancing ketakutan," katanya, kemarin.
Di sisi lain, kabar adanya kemunculan buaya di Muara Sungai Lukulo yang kemudian di Sungai Kedungbener membuat warga penasaran. Seperti yang terlihat di Desa Maduretno. Selama dua hari terakhir, warga beramai-ramai mendatangi Sungai Kedungbener sekedar menunggu kemunculan buaya. Bahkan, kegiatan tonton buaya ini menjadi pengisi waktu menunggu buka puasa (ngabuburit). "Warga sampai sore nunggu buaya di pinggir sungai,"kata Nurjanah (18), warga Desa Maduretno.
Seperti diberitakan, buaya pertama kali terlihat di Sungai Lukulo persisnya di wilayah Desa Tanggulangin dan Desa Jagasima Kecamatan Klirong awal Juni. Sepekan kemudian, Minggu dan Senin kemarin, buaya muncul di Sungai Kedungbener yang merupakan anak sungai Lukulo, persisnya di Desa Maduretno.
Makin seringnya kemunculan buaya dengan cakupan area yang semakin luas itupun membuat warga semakin khawatir.
Sebelumnya,Bupati Kebumen Mohammad Yahya Fuad meminta masyarakat tidak panik berlebihan. Dan yang harus diingat, ujar Yahya Fuad, warga diminta tidak mengusik buaya yang ada di Sungai Kedungbener, agar tidak berubah menjadi agresif.
Bupati berpendapat keberadaan buaya bisa menjadi daya tarik wisata tersendiri. Apalagi Pemkab Kebumen juga akan membangun penangkaran buaya di Muara Sungai Kalibodo Kecamatan Ayah. "Buaya menjadi daya tarik wisata kalau sudah ditangkap dan ditangkarkan di habitat aslinya," kata Mohammad Yahya Fuad, kepada Kebumen Ekspres, Selasa (6/6).
Penangkaran buaya yang akan mulai dibangun tahun 2018 mendatang itu merupakan satu paket dengan wisata mangrove Ayah. Sehingga nantinya, wisatawan yang khusus ingin melihat buaya juga sekaligus menikmati hutan mangrove.(ori/cah)