JAKARTA – Peringatan dini diberikan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyikapi erupsi Gunung Marapi, Sumatera Barat kemarin (4/6). Warga dilarang keras berada di radius 3 Km dari puncak gunung.
Dari informasi yang dihimpung oleh BNPB, letusan pertama terjadi pada pukul 10.01 WIB. Tampak semburan abu tebal dengan tekanan sedang mengepul dari puncak gunung. Tinggi kolom abu tersebut diperkirakan mencapai ketinggian 300 meter.
Tak berselang lama, erupsi kembali terjadi pada pukul 10.22 WIB. Kali ini, gerumur dan dentuman terasa lebih kencang. Dentuman tersebut terdengar hingga Pos Marapi di Kota Bukittinggi, yang berjarak 14 Km dari puncak. Tinggi kolom pun jauh lebih tinggi, hingga mencapai 700 meter dari puncak gunung.
Usai erupsi kedua, ternyata Marapi belum menunjukkan sudah berada dalm kondisi tenang. Pasalnya, sejam berselang, gunung yang terletak di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat kembali meraung. Letusan tercatat sekitar pukul 11.56 WIB. Marapi kembali bergejolak kembali setelah sebelumnya meletus pada Februari 2014 lalu.
Akibatnya, sejumlah wilayah mengalami hujan abu. Seperti, wilayah Nagari Situmbuk, Salimpaung, Rawang Madailing Kecamatan Salimpaung dan Rao-Rao di Kecamatan Sungai Tarab, Kabupaten Tanah Datar.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menuturkan, erupsi kali ini termsuk tipe vulkanian kecil, yang berupa lontaran bom vulkanik yang menyebar sekitar kawah. Kondisi ini disertai kepulan abu hitam tebal yang menyebar mengikuti arah angin menuju Timur.
”Erupsi ini merupakan ciri khas Marapi. Erupsi disertai awan panas dan letusan berlangsung dalam waktu singkat,” tuturnya di Jakarta, kemarin (4/6).
Menurutnya, letusan yang terjadi ini pun wajar terjadi. Karena hingga kini, status Marapi msih Waspada. Status ini ditetapkan sejak tanggal 3 Agustus 2011lalu. PVMBG pun sudah mewanti-wanti agar masyarakat tidak mendaki atau mendekat ke puncak gunung pada radius 3 Km dari kawah. Masyarakat juga diminta untuk mengurangi aktivitas di luar rumah karena hujan abu yang terjadi.
”Tidak ada peningkatan status. Kondisi saat ini sudah tenang pasca letusan tadi. Masyarakat dihimbau tetap tenang dan tidak terpancing isu-isu menyesatkan,” ujarnya.
Hingga saat ini belum ada pengungsian. Permukiman masyarakat berada di luar dari radius 3 km, sehingga kondisinya aman. Kendati demikian, BPBD Kabupaten Solok dan BPBD Tanah Datar terus berkoordinasi dengan aparat setempat untuk menyiapkan langkah antisipasi.
Di lokasi berbeda, peningkatan aktivitas vulkanik juga terjadi pada Gunung Sinabung. Gunung yang berada di Kabupaten Karo, Sumatera Utara terpantau terus meletus. Hingga siang kemarin, tercatat lima kali letusan yang terjadi sejak pukul 02.14 hingga 12.21 WIB. Pos Sinabung PVMBG mengamati, tinggi kolom abu vulkanik yang disemburkan Sinabung mencapai 2.500 meter. (mia)
Dari informasi yang dihimpung oleh BNPB, letusan pertama terjadi pada pukul 10.01 WIB. Tampak semburan abu tebal dengan tekanan sedang mengepul dari puncak gunung. Tinggi kolom abu tersebut diperkirakan mencapai ketinggian 300 meter.
Tak berselang lama, erupsi kembali terjadi pada pukul 10.22 WIB. Kali ini, gerumur dan dentuman terasa lebih kencang. Dentuman tersebut terdengar hingga Pos Marapi di Kota Bukittinggi, yang berjarak 14 Km dari puncak. Tinggi kolom pun jauh lebih tinggi, hingga mencapai 700 meter dari puncak gunung.
Usai erupsi kedua, ternyata Marapi belum menunjukkan sudah berada dalm kondisi tenang. Pasalnya, sejam berselang, gunung yang terletak di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat kembali meraung. Letusan tercatat sekitar pukul 11.56 WIB. Marapi kembali bergejolak kembali setelah sebelumnya meletus pada Februari 2014 lalu.
Akibatnya, sejumlah wilayah mengalami hujan abu. Seperti, wilayah Nagari Situmbuk, Salimpaung, Rawang Madailing Kecamatan Salimpaung dan Rao-Rao di Kecamatan Sungai Tarab, Kabupaten Tanah Datar.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menuturkan, erupsi kali ini termsuk tipe vulkanian kecil, yang berupa lontaran bom vulkanik yang menyebar sekitar kawah. Kondisi ini disertai kepulan abu hitam tebal yang menyebar mengikuti arah angin menuju Timur.
”Erupsi ini merupakan ciri khas Marapi. Erupsi disertai awan panas dan letusan berlangsung dalam waktu singkat,” tuturnya di Jakarta, kemarin (4/6).
Menurutnya, letusan yang terjadi ini pun wajar terjadi. Karena hingga kini, status Marapi msih Waspada. Status ini ditetapkan sejak tanggal 3 Agustus 2011lalu. PVMBG pun sudah mewanti-wanti agar masyarakat tidak mendaki atau mendekat ke puncak gunung pada radius 3 Km dari kawah. Masyarakat juga diminta untuk mengurangi aktivitas di luar rumah karena hujan abu yang terjadi.
”Tidak ada peningkatan status. Kondisi saat ini sudah tenang pasca letusan tadi. Masyarakat dihimbau tetap tenang dan tidak terpancing isu-isu menyesatkan,” ujarnya.
Hingga saat ini belum ada pengungsian. Permukiman masyarakat berada di luar dari radius 3 km, sehingga kondisinya aman. Kendati demikian, BPBD Kabupaten Solok dan BPBD Tanah Datar terus berkoordinasi dengan aparat setempat untuk menyiapkan langkah antisipasi.
Di lokasi berbeda, peningkatan aktivitas vulkanik juga terjadi pada Gunung Sinabung. Gunung yang berada di Kabupaten Karo, Sumatera Utara terpantau terus meletus. Hingga siang kemarin, tercatat lima kali letusan yang terjadi sejak pukul 02.14 hingga 12.21 WIB. Pos Sinabung PVMBG mengamati, tinggi kolom abu vulkanik yang disemburkan Sinabung mencapai 2.500 meter. (mia)