J
MEMASUKI H+4 Lebaran, arus lalu lintas di Jalur Pantai Utara (Pantura) Kota Tegal dari arah Jawa Tengah menuju Jakarta terpantau padat merayap. Dari pantauan Radar, Kamis (29/6) hingga pukul 11.00, kepadatan kendaraan terjadi dari Simpang Maya ke Kaligangsa, dan diperkirakan sampai pintu Tol Brebes Timur.
Berdasar data dari Posko Pemantauan Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Tegal bekerja sama dengan Politeknik Keselamatan Transportasi Jalan (PKTJ) di Terminal Tegal, hingga Kamis pukul 10.00, jumlah kendaraan yang keluar Kota Tegal sebanyak 9.819, terdiri dari 4.071 sepeda motor, 5.179 mobil, dan sisanya kendaraan jenis lain.
Sedang pada Rabu (28/6), total kendaraan yang keluar Kota Tegal sebanyak 49.554. Yakni, terdiri dari 21.897 sepeda motor, 22.703 mobil, dan sisanya kendaraan jenis lain. Dishub sendiri memprediksi puncak arus balik Lebaran akan terjadi pada Jumat (30/6) dan Sabtu (1/7). Ini merujuk pada operasional kantor yang dimulai Senin, 3 Juli mendatang.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dishub Johardi, melalui Plt Kasi Keselamatan dan Perlengkapan Jalan Riandy Setiawan mengatakan, untuk menghadapi arus balik, secara umum persiapan yang dilakukan dishub sama halnya menghadapi arus mudik. Selama Lebaran, armada yang disediakan sebanyak 500 armada bus reguler, 50 taksi, 194 angkutan kota, dan 60 bus cadangan.
Kemudian, pemeriksaan atau ramp check armada di Terminal Tegal dilakukan sampai H+10, dan pemantauan serta pengecekan tarif angkutan juga dilakukan sampai H+10. Dishub memasang kamera pengawas atau CCTV di sejumlah titik. Yakni di Simpang Maya, Gili Tugel, Tempa, Pramesti, Pasar Sore, Toko Jakarta, Kejambon, Kaligangsa, Terminal Luar, dan Perintis Kemerdekaan. ”Pengendara juga dapat memantau arus lalu lintas melalui portal rttmc.dephub.go.id,” kata Riandy.
Menurut dia, kepolisian akan menerapkan contra flow 3:1 apabila kepadatan kendaraan arus balik terus meningkat di Jalur Pantura Kota Tegal. Riandy mengimbau agar pemudik dapat mengatur jadwal untuk kembali ke Jakarta. Sehingga, bisa terhindar dari kemungkinan terjadinya kemacetan saat arus balik.
Di Kota Tegal ada beberapa titik rawan krodit pada saat arus balik ini. Dishub Kota Tegal mengimbau kepada semua pengendara, khususnya pemudik yang melintasi jalur Pantura Kota Tegal untuk mewaspadai tiga titik rawan krodit. Di antaranya, Pertigaan Pasar Sumurpanggang, terminal, dan Pertigaan Gajah Mada mengingat semakin membludaknya lonjakan jumlah kendaraan yang memadati ruas jalan.
Plt Kepala Dishub Kota Tegal Johardi mengatakan, berdasar hasil pantauan dan evaluasi selama meningkatnya volume kendaraan arus mudik selama H-7 hingga H-1 Lebaran, pihaknya mengaku masih fokus mengantisipasi munculnya titik rawan krodit. Mulai akibat menumpuknya antrean kendaraan sampai akibat persimpangan maupun pemecah arus kendaraan menghadapi puncak arus balik hingga H+7 mendatang. ”Khusus depan terminal, persimpangan akan dibuka tutup secara kondisional,” ungkapnya.
Diberlakukannya buka tutup persimpangan secara kondisional, lanjut Johardi, bertujuan untuk memberikan akses bagi angkutan umum yang masih beroperasi mengangkut penumpang. Dengan demikian, khusus untuk arus kendaraan dari arah barat (Jakarta-red) masih dialihkan melalui terminal menuju Jalur Lingkar Utara (Jalingkut). Hal itu untuk mengantisipasi mengularnya antrean kendaraan.”Untuk lebih memudahkan, pemasangan Traffict Cone dan water barier juga difungsikan untuk menertibkan laju kendaraan,” imbuhnya. (nam/syf/fat)
MEMASUKI H+4 Lebaran, arus lalu lintas di Jalur Pantai Utara (Pantura) Kota Tegal dari arah Jawa Tengah menuju Jakarta terpantau padat merayap. Dari pantauan Radar, Kamis (29/6) hingga pukul 11.00, kepadatan kendaraan terjadi dari Simpang Maya ke Kaligangsa, dan diperkirakan sampai pintu Tol Brebes Timur.
Berdasar data dari Posko Pemantauan Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Tegal bekerja sama dengan Politeknik Keselamatan Transportasi Jalan (PKTJ) di Terminal Tegal, hingga Kamis pukul 10.00, jumlah kendaraan yang keluar Kota Tegal sebanyak 9.819, terdiri dari 4.071 sepeda motor, 5.179 mobil, dan sisanya kendaraan jenis lain.
Sedang pada Rabu (28/6), total kendaraan yang keluar Kota Tegal sebanyak 49.554. Yakni, terdiri dari 21.897 sepeda motor, 22.703 mobil, dan sisanya kendaraan jenis lain. Dishub sendiri memprediksi puncak arus balik Lebaran akan terjadi pada Jumat (30/6) dan Sabtu (1/7). Ini merujuk pada operasional kantor yang dimulai Senin, 3 Juli mendatang.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dishub Johardi, melalui Plt Kasi Keselamatan dan Perlengkapan Jalan Riandy Setiawan mengatakan, untuk menghadapi arus balik, secara umum persiapan yang dilakukan dishub sama halnya menghadapi arus mudik. Selama Lebaran, armada yang disediakan sebanyak 500 armada bus reguler, 50 taksi, 194 angkutan kota, dan 60 bus cadangan.
Kemudian, pemeriksaan atau ramp check armada di Terminal Tegal dilakukan sampai H+10, dan pemantauan serta pengecekan tarif angkutan juga dilakukan sampai H+10. Dishub memasang kamera pengawas atau CCTV di sejumlah titik. Yakni di Simpang Maya, Gili Tugel, Tempa, Pramesti, Pasar Sore, Toko Jakarta, Kejambon, Kaligangsa, Terminal Luar, dan Perintis Kemerdekaan. ”Pengendara juga dapat memantau arus lalu lintas melalui portal rttmc.dephub.go.id,” kata Riandy.
Menurut dia, kepolisian akan menerapkan contra flow 3:1 apabila kepadatan kendaraan arus balik terus meningkat di Jalur Pantura Kota Tegal. Riandy mengimbau agar pemudik dapat mengatur jadwal untuk kembali ke Jakarta. Sehingga, bisa terhindar dari kemungkinan terjadinya kemacetan saat arus balik.
Di Kota Tegal ada beberapa titik rawan krodit pada saat arus balik ini. Dishub Kota Tegal mengimbau kepada semua pengendara, khususnya pemudik yang melintasi jalur Pantura Kota Tegal untuk mewaspadai tiga titik rawan krodit. Di antaranya, Pertigaan Pasar Sumurpanggang, terminal, dan Pertigaan Gajah Mada mengingat semakin membludaknya lonjakan jumlah kendaraan yang memadati ruas jalan.
Plt Kepala Dishub Kota Tegal Johardi mengatakan, berdasar hasil pantauan dan evaluasi selama meningkatnya volume kendaraan arus mudik selama H-7 hingga H-1 Lebaran, pihaknya mengaku masih fokus mengantisipasi munculnya titik rawan krodit. Mulai akibat menumpuknya antrean kendaraan sampai akibat persimpangan maupun pemecah arus kendaraan menghadapi puncak arus balik hingga H+7 mendatang. ”Khusus depan terminal, persimpangan akan dibuka tutup secara kondisional,” ungkapnya.
Diberlakukannya buka tutup persimpangan secara kondisional, lanjut Johardi, bertujuan untuk memberikan akses bagi angkutan umum yang masih beroperasi mengangkut penumpang. Dengan demikian, khusus untuk arus kendaraan dari arah barat (Jakarta-red) masih dialihkan melalui terminal menuju Jalur Lingkar Utara (Jalingkut). Hal itu untuk mengantisipasi mengularnya antrean kendaraan.”Untuk lebih memudahkan, pemasangan Traffict Cone dan water barier juga difungsikan untuk menertibkan laju kendaraan,” imbuhnya. (nam/syf/fat)