sudarno ahmad/ekspres |
Koordinator Aksi, Solehan, mengatakan aksi damai itu sebagai bentuk keprihatinan atas maraknya paham-paham impor yang membahayakan keutuhan NKRI.
"Menjadi tanggungjawab bersama kita selaku warga masyarakat Indonesia untuk mengambil sikap tegas dan bijak," tegas Solehan, disela-sela aksi.
Menurutnya, dalam peta politik global, Indonesia menjad target utama masuknya paham-paham radikal dan intoleran. Padahal berdirinya Indonesia tidak terlepas dari ijtihad para pendiri bangsa untuk menyatukan suku, ras, agama maupun golongan.
"Hari ini kita dihadapkan dengan berbagai isu yang memecah belah kesatuan NKRI.Maraknya sosmed menjadi propaganda menyebarnya intoleran. Selain itu, munculnya berbagai ormas harus kita kawal bersama secara jeli dan kritis," ungkapnya.
Ada beberapa ormas yang menyuarakan "amar maruf nahi mungkar" tapi dilakukan dengan cara mungkar. "Ini jelas bertentangan dengan prinsip-prinsip berbangsa dan bernegara yang pada akhirnya memicu perpecahan antatr umat," kata dia.
Lebih jauh, di Kebumen sendiri saat ini sudah mulai bermunculan ormas-ormas anti pancasila dan menganggap bahwa Indoonesia negara taghut. Yakni dianggap hukum di Indonesia tidak mengikuti syariat Islam.
"Kami dari Gerakan Muda NU mengajak seluruh masyarakat Kebumen untuk jangan mudah terprovokasi oleh agitasi ormas-ormas yang berpaham radikal dan intoleran," tandasnya.
Aksi damai yang dilakukan selama 20 menit itu bubat tepat saat waktu berbuka puasa tiba.(ori)