ILUSTRASI |
Dalam perhitungan Aboge tahun 1438 H/2017 M ini, bertepatan dengan tahun Je, yakni tahun keempat dalam Perhitungan Aboge. Perhitungan Aboge akan diulang selama delapan tahun sekali (sewindu). Adapun tahun dalam perhitungan Aboge yakni Alib Be, Alib He, Jim, Je, Dal, Ba, Wawu dan Jim Akhir.
Perhitungan Aboge yang berasal dari kata dari Alip Rebo Wage itu, konon merupakan ajaran dari Kanjeng Sunan Kalijaga. Di Kebumen sendiri, banyak masyarakat yang menggunakan metode perhitungan tersebut, salah satunya di Desa Clapar Kecamatan Karanggayam dan sekitarnya. Bukan hanya di situ saja, sebagian dari masyarakat Desa Giyanti Kecamatan Rowokele juga banyak yang menggunakan perhitungan aboge. “Kalau dalam perhitungan Aboge, 1 Syawal pada tahun Je jatuh pada hari Selasa Pon,” tutur Kepala Desa Clapar Kecamatan Karanggayam Mislan, Kamis (21/6/2017).
Sebelumnya telah diberitakan, bahwa ajaran Aboge juga melaksanakan puasa satu pada Minggu Pon (28/5) lalu, atau selang satu hari dari tanggal yang diumumkan pemerintah. Penentuan awal setiap tahun dalam metode Aboge juga ditentukan dengan rumusan baku. “Untuk tahun Alif Be, Bulan Sura-nya dimulai pada Hari Kamis Legi (Misgi). Tahun Alif He, Bulan Sura-nya dimulai Hari Minggu Pon (Gupon). Untuk tahun Jim Bulan, Sura-nya dimulai pada Hari Jumat Pon (Mapon),” terang Mislan.
Untuk tahun Je, lanjutnya, Bulan Sura-nya dimulai pada Hari Selasa Pahing (Saing). Tahun Dal, Bulan Sura-nya dimulai Hari Sabtu Legi (Tugi). Tahun Wawu Bulan Sura-nya dimulai pada Hari Senen Kliwon (Nenwon) dan untuk tahun Jim Akhir Bulan Suran-ya dimulai pada Hari Jumat Wage (Mage). “Dengan rumus yang ada tersebut, kami sudah dapat menentukan awal hari dari setiap bulannya,” jelasnya.
Sementara itu, dari beberapa sumber menyebutkan, Kementerian Agama melalui Ditjen Bimas Islam akan menggelar sidang isbat pada Sabtu (24/6). Sidang tersebut dilaksanakan guna menentukan awal Bulan Syawal 1438 Hijriah atau Lebaran 2017. Sidang Isbat akan dilaksanakan bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI). (mam)