ISWARA BAGUS NOVIANTO |
Guna mencegah hal serupa, ada beberapa cara dapat ditempuh calon murid saat mengikuti PPDB SMA dan SMK negeri di Jateng, Minggu (11/6). Yakni memanfaatkan aplikasi bantuan yang telah disiapkan.
“Memang IT (Informasi Teknologi) memiliki risiko. Misalnya server anjlok karena banyaknya pengakses. Tetapi ada juga masalah yang datang dari peserta, misalnya tidak paham terhadap aplikasi PPBD Online,” jelas staf panitia PPDB Online Provinsi Jateng Suhono di kantor Badan Koordinasi Wilayah (Bakorwil) II Jateng kemarin (7/6).
Aplikasi untuk PPDB online tahun ini adalah http://jateng.siap-ppdb.com. Dalam website yang mulai diaktifkan 11 Juni tersebut, calon murid baru SMA dan SMK negeri akan mendapatkan informasi seputar PPDB online mulai dari jadwal, lokasi, alur, seleksi hingga pagu murid di sekolah pilihan.
“Sebelum tanggal itu (11 Juni,Red), kalau dimasukkan materi juga tidak bisa. Karena pendaftaran online baru dimulai tanggal 11-14,” jelas Suhono.
Namun, calon murid baru SMA dan SMK negeri dapat melakukan simulasi pendaftaran melalui website berbeda. Yakni http://jateng.demo.siap-ppdb.com.
Di website tersebut akan ditemui konten yang sama. Bedanya, calon peserta dapat memanfaatkan untuk belajar melakukan pendaftaran sekolah secara online.
“Belajar di halaman demo itu dulu. Biar nanti kalau pas daftar tidak gugup. Sekali lagi, kalau masalahnya di server, itu kami yang akan bertanggung jawab,” tandas Suhono.
Terpisah, pakar IT Universitas Sebelas Maret (UNS) Mochtar Yunianto mengimbau, guna menghindari terjadinya server error, calon murid baru SMA dan SMK negeri melakukan entri data pada pagi atau malam hari.
"Kita amati pick session (jam padat, Red) itu biasanya siang hari. Kalau bisa (entri data, Red) jangan di jam padat seperti itu. Jadi data yang terentri bisa lancar. Karena banyak pengalaman loading-nya berhenti, dikira sukses, padahal data belum masuk," beber Mochtar.
Entri data pada pagi hari yang dimaksud Mochtar adalah sebelum pukul 08.00. Sedangkan pada malam, setelah pukul 21.00. Selain itu, untuk dinas yang mengelola server, diminta memperkuat server dan menambah bandwidth (nilai konsumsi transfer data yang dihitung dalam bit/detik).
Penyebab entri data melambat, lanjut Mochtar, bisa dipengaruhi dua faktor. Yakni minimnya kemampuan server dan terbatasnya kuota bandwidth. "Efek yang paling jelas itu servernya lemot akibat terlalu banyak yang mengakses secara bersamaan. Dinas terkait harus mampu menganalisa berapa banyak orang yang akan mengakses server tersebut. Jumlah itu bisa dilihat dari jumlah lulusan (SMP, Red),” beber dia.
Lebih detail, Mochtar memaparkan, beban server tambah berat jika pengakses diharuskan meng-upload file, misalnya scan nilai dan ijazah yang rata-rata berukuran 1-5 Megabyte (Mb). Sedangkan kuota data entri maksimal hanya maksimal 100 kilobyte (Kb).
Sebagai upaya antisipasi, Pemprov Jateng sebagai penyelenggara PPDB online SMA dan SMK negeri, bisa membagi pengaksesan berdasarkan area agar tidak terjadi down sistem akibat website diakses bersamaan.
"Intinya harus diprediksi dulu, misalnya berapa pengakses dari satu wilayah, lalu diperhitungkan kebutuhan waktu (entri data, Red) per orang," papar dia.
Kendala lainnya adalah sulitnya sinyal internet di wilayah pelosok. Tapi, itu bisa diatasi dengan memperkuat jaringan internet dengan memasang alat khusus oleh provider bersangkutan. Ditambah teknisi yang stand by selama 24 jam.
"Pengungat sinyal (internet) bisa dilakukan dengan banyak cara. Misalnya daerah yang belum ada jaringan telepon bisa diperkuat dengan antena dari provider-nya," tutur Mochtar.
Sebagai informasi, setelah melakukan pendaftaran online, calon murid baru SMA dan SMK negeri wajib mengumpulkan berkas pendaftaran ke sekolah yang menjadi pilihan pertama untuk diverifikasi pada 12-14 Juni.
Adapun berkas yang harus dikumpulkan yaitu ijazah SMP/sederajat, sertifikat hasil ujian nasional, akta kelahiran dan kartu keluarga. Di hari yang sama, pihak sekolah memberikan tanda bukti verifikasi pendaftaran. Sedangkan pengumuman hasil seleksi PPDB disampaikan 19 Juni.
Peserta PPDB online SMA dan SMK negeri dari Kota Solo saja diperkirakan mencapai 11.498 anak. Belum ditambah kabupaten lainnya wilayah Eks Karesidenan Surakarta.
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Surakarta Etty Retnowati mengatakan, seluruh proses PPDB online tingkat SMA dan SMK negeri menjadi tanggung jawab Pemerintah Provinsi Jateng. Meski begitu pihaknya tetap turut serta mengawal seluruh proses pendaftaran. “Karena pesertanya itu kan anak-anak kita juga,” jelasnya singkat. (irw/ves/wa)