andi/ekspres |
Hal itu ia tandaskan usai mengisi acara Diskusi Kebangsaan dan Buka Bersama di auditorium hotel Ganesha Purworejo yang diadakan oleh Forum Kajian Kebangsaan Purworejo (FKKP), Selasa (20/7) malam. Menurutnya, sebagai warga negara yang baik harus siap jika ada panggilan tugas mengabdi.
"Pertama saya mengucapkan terimakasih atas kepercayaan dan harapan yang diberikan kepada saya. Jika memang dianggap pantas dan ini panggilan tugas saya siap,” katanya.
Sudirman mengaku, saat ini beberapa partai politik telah menjajaki upaya konsolidasi guna meminang dirinya menjadi calon Gubernur Jawa Tengah. Adapun salah satu partai politik (parpol) yang saat ini menyatakan secara terang-terangan mendukung Sudirman adalah Partai Amanat Nasional (PAN). “Saya menghargai kepetusuan yang baik dari PAN. Secara publik sudah menyatakan siap mendukung,” ungkapnya.
Meski demikian, Ia mengaku bahwa proses pencalonan masih panjang untuk menjadi sebuah kesimpulan dirinya bakal dan tidaknya maju sebabagai calon Gubernur. Menurutnya, Politik sangat dinamis, hingga saat ini pihaknya belum membicarakan prihal koalisi maupun mempersiapkan pasangan jika nantinya Ia didapuk maju oleh partai politik dalam Pilgub mendatang.
“Kita masih Ikhtiar dengan cara yang baik, prosesnya masih panjang. Masalah dialog kesana (menjajagi koalisi) akan dilakukan, masih terlalu dini untuk membicarakan pasangan,” imbuhnya.
Menurut ketua tim sinkronisasi Gubernur terpilih DKI Jakarta ini, Gubernur mempunyai dua sisi, yang pertama adalah sebagai seorang Kepala Daerah dan sisi lain adalah perpanjangan tangan dari pemerintah pusat. Seorang Gubernur bukan seorang komandan, Gubernur harus seperti pemimpin Orkestra yang mampu membawai keragaman menjadi sebuah harmonisasi yang indah. “Gubernur adalah bagaimana memimpin para pimpinan daerah yang beragam, banyak wilayah tidak bisa samakan. Terpenting adalah Gubernur harus punya konsep, dapat berdialog dengan kepala daerah dan menjadi fasilitator, punya target dan visi yang terarah,” pungkasnya.
Dalam kesempatan itu, hadir puluhan anggota dari berbagai lintas organisasi dan komunitas di Purworejo. Ketua FKKP, Hasan mengatakan, kegiatan ini dilakukan sebagai upaya dekonstruksi pola pikir kebangsaan bagi kalangan muda. "Pemuda sebagai generasi bangsa harus paham dengan kemajemukan Indonesia serta mampu membuka cakrawala kebangsaan demi membangun Indonesia yang lebih maju," ucapnya. (ndi)