IMAM/EKSPRES |
Gangsing merupakan salah biota laut dengan bentuk tubuh mirip kepiting, Hewan kecil yang hanya berukuran 25-40 miligram tersebut memiliki empat pasang kaki dengan sepasang kaki di depan lebih kecil. Kendati berasal dari laut namun hewan ini mampu bertahan di darat hingga 3-4 hari. Umumnya populasi gangsing akan sangat melimpah pada musim kemarau.
Hewan ini dimanfaatkan warga sebagai pakan itik.
Maingun (65), warga RT 4 RW 3 Desa Pandanlor Kecamatan Klirong mengatakan, menangkap gangsing hanya membutuhkan alat berupa seser. Setelah di tangkap gangsing lantas dikumpulkan dalam karung. Langkah selanjutnya yakni mengeringkan dengan cara dijemur diatas pasir. “Jika panas sedang baik, penjemuran hanya cukup dilaksanakan satu hari,” tuturnya, di sela-sela menjemur gangsing di kawasan Pantai Jagasima Kecamatan Klirong, Jumat (2/6/2017).
Setelah dipastikan kering, lanjutnya, maka gangsing dapat segera diambil untuk disimpan. Pengambilan dapat dilakukan dengan cara memasukkan gangsing pada ayakan. Dengan demikian maka pasir akan berpisah dengan pasir. “Gangsing baik diberikan dalam bentuk basah maupun telah dikeringkan,” terangnya, yang telah puluhan tahun menggeluti penjualan gangsing.
Saat sedang musim, maka pemburu dapat memperoleh sebanyak 1 kuintal gangsing kering. Saat ini umumnya kering umumnya dijual dengan harga Rp 5.000 perkilogram. Adanya tambahan gangsing, selain dapat menghemat pakan juga baik untuk pertumbuhan ternak. “Kalau memang membutuhkan dapat langsung datang ke rumah,” paparnya.
Maingun menambahkan, penggunaan gangsing sebagai pakan itik telah dibuktikan sendiri selama bertahun-tahun. Pemberian gangsing pada itik sangat baik dan meningkatkan produktivitas telur. Untuk itu selain berjualan gangsing pihaknya juga menjual telur bebek. “Kami telah mempraktikkan sendiri, sehingga ini bukan cuma teori,” ucapnya. (mam)