IMAM/ESKPRES |
Widiyanti (33), warga RT 02 RW 7 Dukuh Kebanaran Kelurahan Tamanwinangun, tiba-tiba menjadi buah bibir di kalangan masyarakat Kebumen. Itu setelah perempuan yang kesehariannya bekerja sebagai tukang sayur keliling itu mengembalikan uang yang ditemukannya di jalan, Kamis siang (29/6/2017). Bagaimana kesehariannya?
------------------
IMAM, Kebumen
-----------------
WARTAWAN koran ini disambut ramah, saat menyambangi rumah Widiyanti (33) di RT 2 RW 7 Dukuh Kebanaran Kelurahan Tamanwinangun, Jumat (30/6/2017).
Hingga kini Widiyanti masih tinggal bersama kedua orang tuanya. Suaminya yakni Jasuki (45) bekerja sebagai kuli bangunan. Setiap hari mulai jam 05.00 WIB Widyanti sudah keluar rumah, untuk menjual gorengan dengan cara keliling.
Jika semua dagangannya habis, maka dia mendapatkan keuntungan mencapai Rp 50 ribu. Uang dari jualan dan hasil kerja suaminya digunakan untuk membiayai kedua anaknya yakni Nila dab Alfa.
Didampingi ayahnya, Wardi (65) dan Sartiyam (60), Widiyanti pun menceritakan pengalaman saat menemukan uang di jalan perempatan Kembaran. “Saat itu saya sedang bersepeda, dan mengetahui ada sesuatu terbungkus kresek dan jatuh dari pengendara sepeda motor. Saya sempat memanggil, namun pengendara melaju kencang,” tuturnya.
Setelah mengambil, lanjut Widiyanti, ternyata bungkusan itu berisi uang banyak. Mengetahui hal itu pihaknya pun segera, menuju ke pos polisi untuk menyerahkan apa yang ditemukan. “Saya tidak berani membuka, namun dari luar terlihat jelas bahwa itu uang, soalnya kreseknya sedikit transparan,” katanya.
Saat disinggung mengenai, alasan mengapa menyerahkan kepada kepolisian, Widiyanti mengatakan, bahwa uang tersebut bukan merupakan hak. Selain itu orang yang kehilangan pasti sangat berharap agar uangnya kembali.
“Suami saya sendiri pernah kehilangan uang Rp 10 juta karena menjadi korban hipnotis. Sehingga saya sangat tahu persis bagaimana rasanya kehilangan uang, apalagi dalam jumlah banyak,” terangnya.
Kejadian menjadi korban hipnotis yang menimpa suaminya itu sekitar tiga tahun silam. Kala itu entah bagaimana tanpa sadar suaminya mentransfer uang Rp 10. Rasa susah sedih bercampur aduk menjadi satu, hal itu pula yang pasti dirasakan pemilik uang saat kehilangan. “Tadi pemilik uangnya telah datang kemari, ini salah satunya berkat adanya pemberitaan di media. Pemilik telah ke kantor polisi dan mendapatkan uangnya kembali ,” ucapnya dengan tersenyum. (*)