KEBUMEN (kebumenekspres.com) - Bisnis perhotelan dan rumah di wilayah Kabupaten Kebumen masih terbuka lebar. Pasalnya, Kabupaten Kebumen berada di jalur perlintasan yang sangat strategis dan merupakan titik lelah bagi pengguna jalan.
Hal itu dikatakan oleh Ketua Badan Pengurus Cabang (BPC) Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) Kebumen, Chandra Johan, pada acara Silaturahmi dan Workshop Metode Penyusunan SOP Pengelolaan Hotel dan Rumah Makan di Hotel Candisari, belum lama ini.
"Prospek bisnis perhotelan maupun rumah makan masih terbuka. Apalagi dengan dibukanya jalur selatan-selatan, peluang masih terbuka lebar termasuk berdirinya rest area," kata pemilik Rumah Makan Lestari Karanganyar tersebut.
Chandara menilai, melalui pertemuan acara tersebut diharapkan anggota PHRI Kebumen yang berjumlah 90 orang itu mendapatkan pengalaman. "Sehingga dapat menangkap peluang ini," ujarnya.
Acara tersebut menghadirkan pembicara Sekjen BPD PHRI Jateng Ilham Sholeh. Selain Ketua BPC PHRI Kebumen Chandra Johan, hadir pula Sekjen Pangestu Edi Karyanto, dan para pengelola hotel dan restoran di Kabupaten Kebumen. Pada kesempatan itu, juga dihadirkan Ilham Sholeh yang merupakan pengelola lembaga sertifikasi untuk rumah makan dan hotel. Dia memberikan materi mengenai bagaimana metode penyusunan standar operasional prosedur (SOP) pengelolaan hotel dan rumah makan.
Dalam paparannya, Kepala Bidang Organisasi dan Pengembangan BPD PHRI Jawa Tengah, Adi Koesnadi, menyampaikan
bermunculannya hotel dan rumah makan baru di Kebumen membuat bisnis di bidang perhotelan maupun rumah makan semakin kompetitif. Meski demikian, persaingan tersebut harus dilakukan secara sehat sehingga tetap menjaga iklim usaha tetap kondusif.
Menurutnya, kompetisi dalam bisnis perhotelan maupun rumah makan adalah hal yang wajar. Untuk itu, pihaknya mendorong para pengelola hotel maupun rumah makan untuk meningkatkan pelayanan kepada konsumen.
Dengan pelayanan yang baik, harapannya konsumen akan puas dan akan kembali mendatangi hotel maupun rumah makan tersebut. "Melalui kegiatan ini PHRI ingin memberikan pencerahan kepada anggota bagaimana SOP pelayanan hotel dan rumah makan yang benar," ujar Adi Koesnadi.
Adi Koesnadi menambahkan, banyak pengusaha yang mengeluh atas sepinya hotel maupun rumah makan yang dikelola. Terkadang pengusaha tidak melihat kelemahan pada diri sendiri, tetapi lebih menyalahkan faktor lain. Aspek pelayanan ini perlu mendapatkan perhatian di era persaingan yang semakin kompetitif ini.
"Perang tarif untuk menggaet konsumen merupakan langkah yang tidak sehat dan justru akan mematikan usaha secara bersama-sama," imbuhnya.(ori)
Hal itu dikatakan oleh Ketua Badan Pengurus Cabang (BPC) Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) Kebumen, Chandra Johan, pada acara Silaturahmi dan Workshop Metode Penyusunan SOP Pengelolaan Hotel dan Rumah Makan di Hotel Candisari, belum lama ini.
"Prospek bisnis perhotelan maupun rumah makan masih terbuka. Apalagi dengan dibukanya jalur selatan-selatan, peluang masih terbuka lebar termasuk berdirinya rest area," kata pemilik Rumah Makan Lestari Karanganyar tersebut.
Chandara menilai, melalui pertemuan acara tersebut diharapkan anggota PHRI Kebumen yang berjumlah 90 orang itu mendapatkan pengalaman. "Sehingga dapat menangkap peluang ini," ujarnya.
Acara tersebut menghadirkan pembicara Sekjen BPD PHRI Jateng Ilham Sholeh. Selain Ketua BPC PHRI Kebumen Chandra Johan, hadir pula Sekjen Pangestu Edi Karyanto, dan para pengelola hotel dan restoran di Kabupaten Kebumen. Pada kesempatan itu, juga dihadirkan Ilham Sholeh yang merupakan pengelola lembaga sertifikasi untuk rumah makan dan hotel. Dia memberikan materi mengenai bagaimana metode penyusunan standar operasional prosedur (SOP) pengelolaan hotel dan rumah makan.
Dalam paparannya, Kepala Bidang Organisasi dan Pengembangan BPD PHRI Jawa Tengah, Adi Koesnadi, menyampaikan
bermunculannya hotel dan rumah makan baru di Kebumen membuat bisnis di bidang perhotelan maupun rumah makan semakin kompetitif. Meski demikian, persaingan tersebut harus dilakukan secara sehat sehingga tetap menjaga iklim usaha tetap kondusif.
Menurutnya, kompetisi dalam bisnis perhotelan maupun rumah makan adalah hal yang wajar. Untuk itu, pihaknya mendorong para pengelola hotel maupun rumah makan untuk meningkatkan pelayanan kepada konsumen.
Dengan pelayanan yang baik, harapannya konsumen akan puas dan akan kembali mendatangi hotel maupun rumah makan tersebut. "Melalui kegiatan ini PHRI ingin memberikan pencerahan kepada anggota bagaimana SOP pelayanan hotel dan rumah makan yang benar," ujar Adi Koesnadi.
Adi Koesnadi menambahkan, banyak pengusaha yang mengeluh atas sepinya hotel maupun rumah makan yang dikelola. Terkadang pengusaha tidak melihat kelemahan pada diri sendiri, tetapi lebih menyalahkan faktor lain. Aspek pelayanan ini perlu mendapatkan perhatian di era persaingan yang semakin kompetitif ini.
"Perang tarif untuk menggaet konsumen merupakan langkah yang tidak sehat dan justru akan mematikan usaha secara bersama-sama," imbuhnya.(ori)