imam/ekspres |
Sedikitnya masyarakat yang memanfaatkan program angkutan gratis itu, dapat terlihat dari minimnya penyerapan anggaran untuk program tersebut. Bahkan hingga pertengahan Juli 2017, penyerapan APBD untuk angkutan gratis baru mencapai 12,9 persen atau Rp 483,7 juta dari Rp 3,75 milyar. Dari 26 kecamatan di Kebumen, hanya Kecamatan Rowokele dan Alian yang memanfaatkan lebih dari 50 persen program tersebut.
Kepala Bidang Angkutan Dishub Kebumen, Adhy Widodo menjelaskan, program angkutan gratis melibatkan 713 angkutan di 46 trayek yang ada di Kebumen. Kuota untuk pelajar miskin (karcis Kuning) di setiap kecamatan mencapai 370 bonggol atau 37.000 kupon. Sedangkan untuk warga miskin (kacis hijau) mencapai 25 bonggol atau 2.500 kupon. "Klaim terbanyak di Kecamatan Rowokele, dimana untuk pelajar miskin sebanyak 19.579 karcis dan warga miskin 2.406 karcis," tuturnya, Senin (24/7/2017).
Setelah Rowokele, lanjut Adhy, serapan terbanyak pada Kecamatan Alian yakni 18.707 kupon pelajar dan 1.196 kupon umum. Kecamatan Karanggayam mencapai 12.612 kupon pelajar dan 1.431 kupon umum. Adapun kecamatan paling minim yang memanfaatkan angkutan gratis yakni Gombong yang hanya 68 kupon pelajar dan 5 kupon umum. “Pencairan dana klaim karcis harus menunggu minimal Rp 50 juta. Hal ini juga menjadi kendala tersendiri bagi para sopir dan pengusaha," ungkapnya.
Ribetnya urusan angkutan gratis juga sempat disampaikan oleh warga melalui akun media sosial. Bahkan salah satu akun bernama Bang KC menuliskan jika Pemberitahuan kepada para pengguna angkutan jurusan Kebumen Petanahan Suwuk bahwa Mulai Rabu (hari ini 26/7) angkutan tidak menerima pembayaran dengan tiket gratis.
"Terima Kasih buat Bapak Bupati Kebumen yang telah memberikan ide angkutan gratis bagi warga miskin. Bukan kami tidak mendukung, tapi kami mungkin belum siap dengan prosedur yang tidak kami mengerti. Kami hanya sopir angkutan yang tahunya penumpang naik angkut ya bayar,” tulisnya.
Sementara itu, salah satu sopir angkutan desa yang juga mengikuti program angkutan gratis Muhtarodin (50) warga RT 3 RW 3 Desa Sawangan Kecamatan Alian menuturkan, paling enak bagi sopir itu naik angkut bayar. Adanya program angkutan gratis menggunakan karcis menurutnya tidak menjadi masalah, asalkan ada proses pencairannya mudah. Beberapa kendala yang kadang dihadapi yakni kupon telah ada, namun harus menunggu pencairan. “Pernah kami mau mencairkan, namun di kecamatan belum ada uang. Bagi sopir uang Rp 50 atau 90 ribu sangat berharga, terlebih bagi sopir yang dikejar setoran,” ucapnya. (mam