ILUSTRASI |
Bagong Suwarsono, 51, komite SMPN 2 Jiken mengatakan, peristiwa pencurian itu baru diketahui Jumat (30/6) pagi sekitar pukul 09.00. Saat itu, Didik Dwi Hartono, salah satu guru PTT, dan Parjo, 40, penjaga SMPN 2 Jiken datang ke sekolahan untuk mengecek lampu listrik yang mati. Mereka bermaksud menggantiya supaya hidup kembali.
Sesampainya di lokasi, tepatnya di taman depan ruang kelas 8D, Didik Dwi Hsrtono dan Parjo melihat casing atau bok CPU komputer berserakan di taman tersebut. Merasa curiga, keduanya lantas megecek dan menuju ruang perpustakaan.
Ternyata kunci atau gembok di ruang perpustakaan tersebut sudah rusak. Mereka pun lantas membuka pintu ruang tersebut. Setelah dicek, ternyata satu unit komputer di atas meja ruang perpustakaan sudah hilang.
Melihat kejadian tersebut, keduanya melaporkannya kepada guru lainnya. Selanjutnya mereka diminta mengecek ruang laboratorium komputer. Ternyata setelah dicek kunci atau gembok pintu ruang laboratorium juga sudah rusak. Puluhan komputer juga raib. ”Ada 25 unit dan satu server komputer di ruangan tersebut yang hilang. Sehingga total yang hilang ada 27 buah,” jelasnya.
Sekitar pukul 11.00, mereka melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Jiken. Dengan harapan maling yang membobol sekolah dan membawa kabur perlengkapan sekolah tersebut bia tertangkap dan diamankan pihak berwajib. ”Kerugiannya sekitar Rp 160 juta. Ini adalah kejadian yang ketiga sejak tahun 2008 lalu,” jelasnya.
Bagong menambahkan, kemungkinan pencuri menjalankan aksinya pada malam Lebaran kedua. Pelakunya lebih dari satu orang. ”Ini sudah kejadian ketiga selama ada SMPN ini. Pertama pada 2008 lalu yang hilang mesin ketik. Kedua tahun 2010 yang hilang televisi, berangkas dan lainnya,” tambahnya.
Dia juga belum mengetahui siapa pencurinya. Sebab saat kejadian berlangsung, masyarakat sibuk berlebaran. Harapannya, segera tertangkap, karena apapun itu sarana untuk ujian. ”Sampai saat ini, belum ada kabar dari aparat kepolisian. Tidak mungkin satu dua orang, pasti lebih dan bawa kendaraan. Alhamdulillah tidak diambil semua. Total komputer itu ada 52 unit dalam dua ruangan. Yang diambil 25 komputer, satu server dan satu komputer di perpustakaan, sehingga totalnya 27 unit,” tegasnya.
Kapolres Blora AKBP Surisman melalui Kapolsek Jiken AKP Sularno mengungkapkan, hingga kemarin pihaknya baru memeriksa para pelapor dan saksi. Untuk gelar perkara masih menunggu waktu yang tepat. ”Kronogi kejadiannya belum tahu. Sebab tidak ada saksi sama sekali. Ini sudah ketiga kalinya,” jelasnya.
Pembobolan sekolah itu dengan cara mencongkel gembok yang terpasang di pintu. Menurutnya, kejadian serupa juga pernah terjadi sebanyak dua kali, namun pelaku berhasil diamankan dan diputus pengadilan.
“Waktu itu sempat menganiaya penjaga dengan cara dipukul, kalau ini tidak ada saksi, kejadiannya kapan juga tidak ada yang tahu,” tambahnya. (sub/lil)