KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Polisi langsung bergerak cepat melakukan penyelidikan terkait penemuan tengkorak berikut tulang-belulang manusia di lereng bukit Batuk Desa Kajoran Kecamatan Karanggayam, Rabu (26/7/2017) kemarin. Fokus utama polisi adalah mencari identitas mayat malang tersebut. Untuk itu, seluruh tengkorak dan tulang belulang yang ditemukan di lokasi langsung dikirim ke RS Margono Soekarjo Purwokerto guna proses otopsi, Jumat (28/7/2017).
Hasil sementara, mayat tersebut berjenis kelamin laki-laki dengan memiliki tinggi badan lebih dari 165 centimeter. Ciri lain memiliki rambut hitam ikal sepanjang 12 centimeter.
“Itu hasil sementara pemeriksaan yang dilakukan tim dokter RSMS Purwokerto,” ujar Kapolres Kebumen AKBP Titi Hastuti SSos dalam keterangan yang disampaikan Kasubag Humas AKP Willy Budiyanto, kemarin.
Willy menuturkan, dari hasil pemeriksaan tim dokter, mayat tersebut diduga juga bukan korban tindak kejahatan. Indikasinya, tidak ditemukan tanda mencurigakan yang mengarah ke tindak kriminal seperti bekas penganiayaan di tengkorak maupun potongan kerangka lainnya.
Meski demikian, kata Willy, hingga kemarin proses otopsi masih dilakukan tim dokter guna mengungkap lebih detil identitas mayat malang tersebut. “Mohon doanya agar ini bisasegera terungkap dan tidak meninggalkan tanda tanya bagi masyarakat,” kata Willy.
Potongan kerangka manusia yang menggegerkan warga Kajoran Karanggayam awalnya ditemukan Samiyo (32), warga setempat saat mencari rumput. Saat ditemukan, kerangka sudah tidak lengkap. Berdasarkan data Inafis Polres Kebumen, yang ditemukan di TKP berupa tulang paha, tulang pinggul, tulang iga, tulang rahang, tulang belakang,rambut, tengkorak, dan robekan kaos yang dimungkinkan milik korban.
Terkait sisa potongan kerangka lain yang tidak ditemukan di TKP, Kasatreskrim Polres Kebumen, AKP Koliq Salis Himawan memberi penjelasan.
Menurut Koliq, ada kemungkinan bagian tubuh lain telah dibawa binatang buas yang ada di bukit tersebut. “Informasi dari warga setempat memang masih banyak
binatang buas seperti babi hutan maupun kera di bukit tersebut,” kata Koliq.
Lokasi tempat penemuan mayat tersebut boleh dikata memang masih ‘perawan’ alias jarang terjamah manusia. Selain medan yang cukup berat karena harus naik turun bukit, jalan menuju lokasi juga tertutup rimbunnya semak belukar dan pohon. Bahkan polisi dan warga harus membuka jalan lebih dulu agar bisa sampai di lokasi.
Pasca tersiarnya kabar penemuan tulang di Karanggayam, sejumlah warga Desa Candi Kecamatan Karanganyar yang dipimpin kepala Desa, Sadi (74) mendatangi pihak kepolisian, Jumat (28/7) siang. Mereka melapor perihal hilangnya salah satu warga mereka sejak bulan Mei tepatnya sebelum bulan Ramadhan kemarin.
“Kami kesini berangkali ada keterkaitan antara temuan tulang di Karanggayam dengan warga kami yang hilang itu,” kata Sadi saat ditemui Kasatreskrim AKP Koliq dan Kasubag Humas AKP Willy, kemarin.
Pada kesempatan itu, Koliq menjelaskan ciri-ciri kerangka tersebut kepada warga. Namun setelah mendapat penjelasan, pihak keluarga merasa tak yakin jika mayat di Bukit Butak itu adalah keluarganya yang hilang. Karena ciri ciri anggota keluarga yang hilang tidaklah seperti kerangka yang ditemukan.
Kholiq sempat menawarkan pihak keluarga untuk melakukan tes DNA guna memastikan. Sayangnya, mereka tidak bersedia melakukan tes, dan sangat yakin kerangka itu bukan warganya yang hilang.
“Kalau sudah begitu ya tidak apa-apa. Kami mengapresiasi kedatangan mereka kesini. Disisi lain kami tetap menghimbau kepada masyarakat yang merasa kehilangan anggota keluarganya agar segera melapor ke pihak berwajib,” tuturnya yang diamini Kasubag Humas AKP Willy. (has)
Hasil sementara, mayat tersebut berjenis kelamin laki-laki dengan memiliki tinggi badan lebih dari 165 centimeter. Ciri lain memiliki rambut hitam ikal sepanjang 12 centimeter.
“Itu hasil sementara pemeriksaan yang dilakukan tim dokter RSMS Purwokerto,” ujar Kapolres Kebumen AKBP Titi Hastuti SSos dalam keterangan yang disampaikan Kasubag Humas AKP Willy Budiyanto, kemarin.
Willy menuturkan, dari hasil pemeriksaan tim dokter, mayat tersebut diduga juga bukan korban tindak kejahatan. Indikasinya, tidak ditemukan tanda mencurigakan yang mengarah ke tindak kriminal seperti bekas penganiayaan di tengkorak maupun potongan kerangka lainnya.
Meski demikian, kata Willy, hingga kemarin proses otopsi masih dilakukan tim dokter guna mengungkap lebih detil identitas mayat malang tersebut. “Mohon doanya agar ini bisasegera terungkap dan tidak meninggalkan tanda tanya bagi masyarakat,” kata Willy.
Potongan kerangka manusia yang menggegerkan warga Kajoran Karanggayam awalnya ditemukan Samiyo (32), warga setempat saat mencari rumput. Saat ditemukan, kerangka sudah tidak lengkap. Berdasarkan data Inafis Polres Kebumen, yang ditemukan di TKP berupa tulang paha, tulang pinggul, tulang iga, tulang rahang, tulang belakang,rambut, tengkorak, dan robekan kaos yang dimungkinkan milik korban.
Terkait sisa potongan kerangka lain yang tidak ditemukan di TKP, Kasatreskrim Polres Kebumen, AKP Koliq Salis Himawan memberi penjelasan.
Menurut Koliq, ada kemungkinan bagian tubuh lain telah dibawa binatang buas yang ada di bukit tersebut. “Informasi dari warga setempat memang masih banyak
binatang buas seperti babi hutan maupun kera di bukit tersebut,” kata Koliq.
Lokasi tempat penemuan mayat tersebut boleh dikata memang masih ‘perawan’ alias jarang terjamah manusia. Selain medan yang cukup berat karena harus naik turun bukit, jalan menuju lokasi juga tertutup rimbunnya semak belukar dan pohon. Bahkan polisi dan warga harus membuka jalan lebih dulu agar bisa sampai di lokasi.
Pasca tersiarnya kabar penemuan tulang di Karanggayam, sejumlah warga Desa Candi Kecamatan Karanganyar yang dipimpin kepala Desa, Sadi (74) mendatangi pihak kepolisian, Jumat (28/7) siang. Mereka melapor perihal hilangnya salah satu warga mereka sejak bulan Mei tepatnya sebelum bulan Ramadhan kemarin.
“Kami kesini berangkali ada keterkaitan antara temuan tulang di Karanggayam dengan warga kami yang hilang itu,” kata Sadi saat ditemui Kasatreskrim AKP Koliq dan Kasubag Humas AKP Willy, kemarin.
Pada kesempatan itu, Koliq menjelaskan ciri-ciri kerangka tersebut kepada warga. Namun setelah mendapat penjelasan, pihak keluarga merasa tak yakin jika mayat di Bukit Butak itu adalah keluarganya yang hilang. Karena ciri ciri anggota keluarga yang hilang tidaklah seperti kerangka yang ditemukan.
Kholiq sempat menawarkan pihak keluarga untuk melakukan tes DNA guna memastikan. Sayangnya, mereka tidak bersedia melakukan tes, dan sangat yakin kerangka itu bukan warganya yang hilang.
“Kalau sudah begitu ya tidak apa-apa. Kami mengapresiasi kedatangan mereka kesini. Disisi lain kami tetap menghimbau kepada masyarakat yang merasa kehilangan anggota keluarganya agar segera melapor ke pihak berwajib,” tuturnya yang diamini Kasubag Humas AKP Willy. (has)