KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Sejumlah sopir angkutan umum mencopoti stiker bertuliskan “Melayani Angkutan Gratis” yang sebelumnya dipasang oleh Pemkab Kebumen. Aksi ini dilakukan sebagai buntut kekecewaan awak angkutan atas lamanya proses pembayaran program angkutan gratis untuk pelajar miskin dan warga miskin.
Bahkan sejumlah sopir angkutan menyebut klaim pencairan karcis lama dan bertele-tele. Dengan dicopotnya stiker itu, sejumlah angkutan umum tidak lagi melayani angkutan gratis bagi siswa miskin dan warga miskin, seperti program unggulan pasangan Bupati Mohammad Yahya Fuad dan Wakil Bupati Yazid Mahfudz.
Salah satu sopir angkutan pedesaan jurusan Kebumen-Karangsambung, Edi Purwanto (33), mengaku telah mencopot stiker tersebut sejak sebulan terakhir. Hal itu
dilakukan, agar masya rakat tahu kalau angkutan miliknya tak lagi melayani penumpang gratis.
“Bukannya saya tidak patuh dengan kebijakan pak bupati, tapi saya melakukan ini agar tidak rugi karena harus nombok,” kata Edi Purwanto, di Terminal Colt
Kebumen, Rabu (26/7/2017).
Menurutnya, bukan hanya dirinya yang mencopot stiker dari Dinas Perhubungan itu. Tetapi saat ini mayoritas angkutan sudah melakukan hal serupa. “Kupon-kupon
yang saya terima akhirnya saya kasihkan ke teman. Ribet banget soalnya nyairinnya,” keluhnya.
Hal senada dikatakan, Tasyani Usman (59). Sopir angkutan pedesaan jurusan Kebumen-Wonotirto itu juga sudah tidak melayani angkutan gratis sejak tiga bulan lalu. Selain pencairannya lama, penumpang yang memanfaatkan layanan angkutan gratis juga sedikit.
“Paling cuma lima anak sekolah. Malah sekarang sudah banyak yang nggak mau naik lagi,” ungkap, warga Desa Kebagoran, Kecamatan Pejagoan ini.
Usman, mengaku sebenarnya tidak mempermasalahkan program Bupati Mohammad Yahya Fuad itu. Asal pencariannya mudah dan tidak terlalu bertele-tele. “Kalau memang klaimnya lebih cepat dan tidak bertele-tele,sebenarnya tidak masalah,” kata dia.(ori)
Bahkan sejumlah sopir angkutan menyebut klaim pencairan karcis lama dan bertele-tele. Dengan dicopotnya stiker itu, sejumlah angkutan umum tidak lagi melayani angkutan gratis bagi siswa miskin dan warga miskin, seperti program unggulan pasangan Bupati Mohammad Yahya Fuad dan Wakil Bupati Yazid Mahfudz.
Salah satu sopir angkutan pedesaan jurusan Kebumen-Karangsambung, Edi Purwanto (33), mengaku telah mencopot stiker tersebut sejak sebulan terakhir. Hal itu
dilakukan, agar masya rakat tahu kalau angkutan miliknya tak lagi melayani penumpang gratis.
“Bukannya saya tidak patuh dengan kebijakan pak bupati, tapi saya melakukan ini agar tidak rugi karena harus nombok,” kata Edi Purwanto, di Terminal Colt
Kebumen, Rabu (26/7/2017).
Menurutnya, bukan hanya dirinya yang mencopot stiker dari Dinas Perhubungan itu. Tetapi saat ini mayoritas angkutan sudah melakukan hal serupa. “Kupon-kupon
yang saya terima akhirnya saya kasihkan ke teman. Ribet banget soalnya nyairinnya,” keluhnya.
Hal senada dikatakan, Tasyani Usman (59). Sopir angkutan pedesaan jurusan Kebumen-Wonotirto itu juga sudah tidak melayani angkutan gratis sejak tiga bulan lalu. Selain pencairannya lama, penumpang yang memanfaatkan layanan angkutan gratis juga sedikit.
“Paling cuma lima anak sekolah. Malah sekarang sudah banyak yang nggak mau naik lagi,” ungkap, warga Desa Kebagoran, Kecamatan Pejagoan ini.
Usman, mengaku sebenarnya tidak mempermasalahkan program Bupati Mohammad Yahya Fuad itu. Asal pencariannya mudah dan tidak terlalu bertele-tele. “Kalau memang klaimnya lebih cepat dan tidak bertele-tele,sebenarnya tidak masalah,” kata dia.(ori)