Benteng Van Der Wijck, salah satu tujuan wisata di Gombong |
Sutiman Raharjo, salah satu tokoh yang menggagas ide Gombong sebagai Kotamadya itu menyampaikan, gagasan tersebut berawal dari keprihatinan mereka melihat gerak pembangunan Kebumen yang dari dulu tidak menunjukkan 'greget" berarti. Indikasinya, cap Kebumen sebagai wilayah miskin yang diikuti dengan kondisi sarana dan prasarana dan infrastruktur yang belum memadai.
Baca juga:
(Gagasan Gombong Melepaskan Diri dari Kebumen Dinilai Prematur)
Contohnya di Kecamatan Puring. Kondisi jalan di wilayah tersebut memprihatinkan. Sudah begitu, minim penerangan lantaran keberadaan Lampu Penerangan Jalan Umum (LPJU) yang sangat minim. "Untuk sekelas kantor kecamatn Puring saja, kalau malam gelap karena jalan belum ada LPJU. Sehingga kesan yang timbul, pusat kecamatan seperti kota mati saja," ujar pria yang memang asli Kecamatan Puring itu prihatin.
Menurut Sutiman, kondisi tersebut seharusnya tidak perlu terjadi, bila para aparatur PNS di Kebumen dapat menjalankan fungsinya sebagaimana mestinya. Sayangnya, hingga saat ini, sepertinya kinerja aparatur pemerintahan di Kebumen belum sesuai harapan. Bahkan, kedatangan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Kebumen yang diharapkan dapat memberantas penyakit korupsi Kota Beriman belum membawa dampak positif.
"Terkait keberadaan LPJU kan seharusnya memang ada alokasi untuk wilayah. Saya mempertanyakan kemana alokasi 9 persen (untuk LPJU) itu. Juga mengapa infrastruktur jalan itu bisa begitu buruk kondisinya padahal ada anggaran," sindir Sutiman.
Kembali ke soal wacana menjadikan Gombong sebagai Kotamadya, Sutiman mengatakan, sejumlah persyaratan sudah terpenuhi. Mereka hanya membutuhkan sedikitnya lima kecamatan sebagai salah satu persyaratan. Lima kecamatan itu bisa terdiri dari Kecamatan Gombong, Sempor, Buayan, Ayah, Adimluyo, Rowokele, Puring bahkan bila memang memungkinkan Karanganyar. .
Terkait sumber daya, lanjut Sutiman, di wilayah tersebut sudah memenuhi. Dari sisi potensi pendapatan wilayah, kata dia, sudah banyak potensi pariwisata. Masih ditambah potensi alam bahkan industri di kawasan pesisir selatan. "Saat ini saja sudah ada investor yang tertarik menanamkam modalnya di Kebumen. Itu bisa ditempatkan di kawasan Kebumen Barat. Kalau Pemkab Kebumen tidak merespon, peluang itu bisa dialihkan ke daerah lain," ujar Sutiman yang kini tinggal di Bekasi tersebut.
Sutiman mengklaim pihaknya segera membentuk dewan presidium untuk menggodok proses menuju Gombong menjadi Kotamadya. "Kami segera membentuk presidium yang akan menampung aspirasi masyarakat. Bila nantinya aspirasi masyarakat mendukung, menjadikan Gombong sebagai Kotamadya akan sangat terbuka," ujar Sutiman sembari berharap mendapat banyak masukan dan pendapat dari masyarakat.(cah)