IMAM/EKSKPRES |
Upacara peribadatan dipandu langsung oleh Ketua Tempat Ibadat Tri Dharma (TITD) Hok Tek Bio Gombong Lanny Haryanti yang didampingi oleh Ketua Yayasan Dharma Asih Rudijanto. Acara tersebut dihadir pula oleh ratusan umat Tri Dharma dari wilayah Gombong, Wonosobo dan Purwokerto.
Puncak prosesi upacara peribadatan, dilaksanakan dengan perarakan patung dewa-dewa pelindung di jalan sekeliling Klenteng dan diakhiri dengan makan bersama baik umat Klenteng maupun warga sekitar. Tak lupa juga tampil barisan Barongsai (Liong) beserta musik iringan khasnya. Prosesi itu, sekaligus menjadi hiburan bagi warga Gombong di akhir masa liburan Lebaran.
Menurut Ketua Panitia Pembangunan Oon Benat Irawan yang didampingi Tjan Kok Tjen, Klenteng lama sudah berdiri sejak tahun 50 an dan kondisi serta luasnya sudah tidak memenuhi syarat. “Puji Tuhan saat ini kami sudah dapat membangun gedung dua lantai dengan luas sekitar 450 meter persegi yang pengerjaannya memakan waktu hampir dua tahun. Dengan gedung yang lebih luas dan representatif diharapkan ibadat dapat berjalan lebih khidmat dan juga dapat menampung berbagai kegiatan umat,” jelas Oon.
Lebih jauh Lanny Haryanti mengatakan ke depan bangunan yang baru, diharapkan memiliki fungsi yang lebih luas, khususnya untuk kegiatan yang bersifat sosial budaya. “Kami berharap keberadaan klenteng ini selain menjadi pusat pembinaan iman umat juga dapat memberikan manfaat bagi warga sekitar. Ini sesuai dengan karakter Kota Gombong yang sangat menghormati keragaman dan menjunjung toleransi,” terangnya.
Kepala Roemah Martha Tilaar Sigit Tri Prabowo yang juga hadir dalam acara tersebut menekankan pentingnya fungsi Klenteng sebagai salah satu ikon budaya di Gombong. Saat ini dapat dikatakan Klenteng Hok Tek Bio Gombong tidak hanya berfungsi sebagai ibadat semata, melainkan telah menjadi salah satu jendela budaya Gombong.
Ini terbukti dengan semakin seringnya para wisatawan yang ingin menikmati kekayaan budaya Gombong singgah di klenteng ini. “Kami tentu merasa gembira bahwa pengurus Klenteng Gombong begitu antusias membuka diri terhadap kunjungan para wisatawan budaya ini. Sambutan yang hangat dan sangat informatif ikut mengangkat citra Gombong sebagai kota budaya yang menjunjung keragaman,” kata Sigit.
Salah satu umat klenteng sekaligus tokoh muda Tionghoa Gombong, Doddy Hermawan berharap ke depan pengurus klenteng semakin mampu menjalin komunikasi dan kerja sama dengan semua pihak. “Saya berharap di klenteng ini juga bisa dipikirkan gagasan-gagasan pendidikan kebhinekaan bagi remaja dan anak-anak. Saya yakin banyak manfaat dapat kita petik jika hal ini dapat diwujudkan,” ucapnya. (mam)