IMAM/EKSPRES |
Hal itu pula yang dilakukan oleh Albait Nurfaozi (28) salah satu peternak lebah klanceng warga RT 1 RW 1 Desa Kebulusan Kecamatan Pejagoan. Pada musim bunga Jati ini, pihak melakukan panen madu klanceng dan pemecahan koloni lebah. “Kalau di pecah saat tidak musim bunga, maka lebah akan mati sebab ketersediaan makanan di alam sangat minum,” tuturnya, Minggu (2/7/2017).
Dijelaskannya lebah klanceng merupakan lebah trigona yang tidak mempunyai sengat. Sehingga peternak tidak perlu takut disengat saat memelihara lebah tersebut. Satu koloni lebah klanceng dapat menghasilkan 1/3 gelas madu ukuran 250 Cubic Centimeter (cc). Dengan demikian jika menginginkan satu liter madu peternak setidaknya mempunyai 12 kotak koloni. “untuk itu pemecahan koloni yang kuat perlu dilaksanakan dalam rangka memperbanyak koloni,” paparnya.
Pihaknya pun menjelaskan proses pemecahan koloni lebah klanceng. Pada awalnya bagian pintu masuk kotak lebah dipasang botol. Hal ini bertujuan agar lebah-lebah masuk kedalam botol dan tidak mengganggu proses pemecahan. Setelah itu kotak lebah yang kuat dibuka, dan diambil sebagian telur lebah untuk dipindah ke kotak yang baru. “Langkah selanjutnya kotak yang baru ditempatkan pada tempat kotak lama. Sedangkan kotak yang lama dipindahkan,” paparnya.
Langkah seterusnya, Lanjut Albait, yakni melakukan pemantauan, jika berhasil maka baik kotak yang baru maupun yang lama akan terlihat aktivitas lebah lalu lalang. Meski hanya menghasilkan sedikit madu, namun lebah klanceng merupakan penghasil propolis terbaik. Bahan propolis yang merupakan sisa dari perasan klanceng laku dijual Rp 60 ribu. “Saat ini kami masih merintis usaha peternakan lebah klanceng. Jika dilihat dari perkembangannya, Kebumen cocok untuk dijadikan tempat peternakan,” ucapnya. (mam)