sudarnoahmad/ekspres |
Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kabupaten Kebumen, Agus Sunaryo, mencontohkan di Kecamatan Sruweng saja ada 20 sekolah dasar yang kekurangan murid.
"Jumlahnya bervariatif per kecamatannya. Contohnya, di Kecamatan Sruweng yang kekurangan murid sampai 20 murid per rombelnya (Rombongan belajar)," kata Agus Sunaryo, kepada Kebumen Ekspres, Senin (17/7/2017).
Menurut Agus Sunaryo, penyebab banyaknya sekolah kekurangan murid karena suksesnya program Keluarga Berencana. Sehingga angka kelahiran di Kabupaten Kebumen cenderung menurun. Kecenderungan ini tidak hanya di SD saja, tetapi juga terjadi di SMP.
"Secara keseluruhan setiap tahunnya menurun dikarenakan angka kelahiran yang menurun. Selain itu juga jumlah pasangan muda banyak yang urbanisasi ke kota besar," ungkap mantan Kepala SMA Negeri 1 Kebumen ini.
Pada sisi lain, Agus Sunaryo, mengingatkan setiap sekolah pada awal masuk sekolah agar menyelenggaraka kegiatan Pengenalan Lingkungan Sekolah (PLS). Pihaknya, mewanti-wanti dalam PLS dilarang melakukan kegiatan perpeloncoan dan kegiatan yg tidak mendidik.
"PLS merupakan masa adaptasi atau orientasi siswa baru terhadap lingkungan sekolah. Siswa hendaknya dikenalkan visi misi sekolah. Program-program, budaya/kultur sekolah, sarana prasarana sekolah, tenaga pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah itu," paparnya.
Selain itu, siswa baru juga dikenalkan organisasi-organisasi kesiswaan yg ada di sekolah. Kegiatan ekstra kurikuler yang diselenggarakan sekolah dan juga kegiatan lain yang perlu dikenalkan kepada siswa baru.
"Diidi dengan kegiatan yang bersifat edukatif dan kreatif untuk memberikan pemahaman serta mewujudkan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan," pintanya.
Sementara itu, pada hari pertama masuk sekolah, banyak orangtua yang mengantarkan anaknya ke sekolah. Seperti di SD Negeri 4 Kutosari, Kecamatan Kebumen. Sejak pukul 06.30 WIB, sekolah yang terletak di Jalan Pahlawan Kebumen itu dipenuhi para orang tua dan wali murid. Terutama bagi anaknya yang baru masuk kelas 1.
Mereka ingin memastikan anaknya masuk di kelas mana. Selain itu, juga banyak orang tua tidak tega kalau anaknya berangkat sendiri atau diantar orang lain.
"Ini kan hari pertama biar anak menyesuaikan dulu," tutur Widyawati, salah satu orang tua yang mengantar anaknya kemarin.(ori)