JAKARTA— Kasus penyelundupan wortel asal Tiongkok bisa berdampak pada pertanian di Indonesia. Sebab, ada kemungkinan wortel yang telah dipasarkan itu membawa penyakit dan hama. Bisa jadi, penyakit dan hama itu mewabah dan menjangkiti tanaman di Indonesia.
Kadivhumas Polri Irjen Setyo Wasisto menjelaskan, yang mengkhawatirkan itu ancaman wabah penyakit tanaman yang dibawa oleh wortel selundupan tersebut. Maka, untuk mendeteksinya dilakukan uji laboratorium. ”Karena ini selundupan, maka tidak ada pemeriksaan untuk wortel tersebut,” paparnya.
Bila wabah terjadi, maka produksi pangan di Indonesia bisa terancam. Dia mengatakan, masalah tersebut sangat serius karena berhubungan dengan produksi pangan di Indonesia. ”Maka, penyelundupan semacam ini harus benar-benar dicegah,” tegasnya.
Pemeriksaan laboratorium itu membutuhkan waktu sekitar dua minggu. Setelah dua minggu, Bareskrim akan mengumumkan kandungan wortel tersebut. ”Kami berharap tidak ada kandungan berbahaya,” papar ditemui di lobi gedung Bareskrim kemarin.
Sementara Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dirtipideksus) Bareskrim Brigjen Agung Setya menjelaskan, dengan kondisi penurunan kuota impor wortel, maka bagi penyelundup wortel itu merupakan sebuah kesempatan yang menguntungkan.
”Karena, bila dia bisa membawa wortel impor masuk. Harganya bisa dijual dengan harga mahal sesuai harga pasaran. Padahal, ditanamnya di Indonesia,” terang jenderal berbintang satu tersebut.
Dengan kondisi tersebut, maka kedepan upaya untuk menyelundupkan wortel bisa lebih tinggi lagi. Tentunya, petugas akan berupaya mengantisipasi masalah tersebut. ”Kami berupaya keras untuk mencegahnya,” paparnya.,
Tujuan utama pencegahan penyelundupan wortel ini adalah untuk bisa melindung petani Indonesia. sebab, dengan membanjirnya wortel ilegal semacam itu bisa mempengaruhi harga. ”Kalau makin menurun tentunya akan berdampak ke petani,” terangnya.
Yang juga penting, lanjutnya, sekali lagi perlu dipahami masyarakat bahwa ini adalah penyelidikan dan penanganan biasa. Belum ada indikasi seperti kabar yang beredar bahwa wortel selundupan itu mengandung penyakit berbahaya yang mempengaruhi tumbuh kembang anak. ”Tidak seperti itu, tidak ada,” paparnya.
Sebelumnya, tersangka Ngo Fuksen ditangkap di Surabaya karena menyelundupkan bibit wortel. Bibit wortel itu lalu dikembangbiakkan di lahan seluas 3 hektar di Dieng, Jawa Tengah.
Ada tiga petani yang diperiksa menjadi saksi dalam kasus tersebut. Tiga petani itu diperalat untuk mengembangbiakkan wortel tersebut. Wortel tersebut dipasarkan di Jawa Timur dengan diklaim sebagai wortel impor yang harganya jauh lebih tinggi dari pada wortel lokal. (idr)
Kadivhumas Polri Irjen Setyo Wasisto menjelaskan, yang mengkhawatirkan itu ancaman wabah penyakit tanaman yang dibawa oleh wortel selundupan tersebut. Maka, untuk mendeteksinya dilakukan uji laboratorium. ”Karena ini selundupan, maka tidak ada pemeriksaan untuk wortel tersebut,” paparnya.
Bila wabah terjadi, maka produksi pangan di Indonesia bisa terancam. Dia mengatakan, masalah tersebut sangat serius karena berhubungan dengan produksi pangan di Indonesia. ”Maka, penyelundupan semacam ini harus benar-benar dicegah,” tegasnya.
Pemeriksaan laboratorium itu membutuhkan waktu sekitar dua minggu. Setelah dua minggu, Bareskrim akan mengumumkan kandungan wortel tersebut. ”Kami berharap tidak ada kandungan berbahaya,” papar ditemui di lobi gedung Bareskrim kemarin.
Sementara Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dirtipideksus) Bareskrim Brigjen Agung Setya menjelaskan, dengan kondisi penurunan kuota impor wortel, maka bagi penyelundup wortel itu merupakan sebuah kesempatan yang menguntungkan.
”Karena, bila dia bisa membawa wortel impor masuk. Harganya bisa dijual dengan harga mahal sesuai harga pasaran. Padahal, ditanamnya di Indonesia,” terang jenderal berbintang satu tersebut.
Dengan kondisi tersebut, maka kedepan upaya untuk menyelundupkan wortel bisa lebih tinggi lagi. Tentunya, petugas akan berupaya mengantisipasi masalah tersebut. ”Kami berupaya keras untuk mencegahnya,” paparnya.,
Tujuan utama pencegahan penyelundupan wortel ini adalah untuk bisa melindung petani Indonesia. sebab, dengan membanjirnya wortel ilegal semacam itu bisa mempengaruhi harga. ”Kalau makin menurun tentunya akan berdampak ke petani,” terangnya.
Yang juga penting, lanjutnya, sekali lagi perlu dipahami masyarakat bahwa ini adalah penyelidikan dan penanganan biasa. Belum ada indikasi seperti kabar yang beredar bahwa wortel selundupan itu mengandung penyakit berbahaya yang mempengaruhi tumbuh kembang anak. ”Tidak seperti itu, tidak ada,” paparnya.
Sebelumnya, tersangka Ngo Fuksen ditangkap di Surabaya karena menyelundupkan bibit wortel. Bibit wortel itu lalu dikembangbiakkan di lahan seluas 3 hektar di Dieng, Jawa Tengah.
Ada tiga petani yang diperiksa menjadi saksi dalam kasus tersebut. Tiga petani itu diperalat untuk mengembangbiakkan wortel tersebut. Wortel tersebut dipasarkan di Jawa Timur dengan diklaim sebagai wortel impor yang harganya jauh lebih tinggi dari pada wortel lokal. (idr)