FARUQ HIDAYAT/RADAR KUDUS |
Kebakaran yang terjadi pukul 11.00 ini, menyedot banyak perhatian warga dan pengendara yang melintas. Sebab, di samping lapangan itu merupakan jalan Bareng arah Dawe. Api dan kepulan asap hitam tebal memang terlihat jelas dari jalan itu.
Bus berkapasitas penumpang 55 orang ini, terbakar saat tengah direnovasi di bengkel las Pak Mbelut milik Abdul Charis. Salah seorang warga, Sofianto mengatakan, api kali pertama terlihat di dalam bus bagian belakang.
”Kebakarannya akibat percikan api dari alat las listrik yang digunakan salah satu karyawan bengkel saat memperbaiki body bus bagian belakang. Diduga percikan api mengenai instalasi jaringan AC. Lalu, merambat hingga membakar bus,” ungkapnya.
Dia melanjutkan, bus tersebut milik Ali, warga Demak. ”Bus itu dipermak agar terlihat lebih bagus, karena baru dibeli. Eh... malah busnya terbakar. Yang namanya musibah, tidak ada yang tahu,” kata warga Dusun Beji, Desa Tanjungrejo, Jekulo, ini.
Warga setempat sempat membantu memadamkan api. Namun, api yang sudah terlanjur membesar, sehingga membuat warga kesulitan menjinakkan si jago merah.
Salah seorang warga yang ikut memadamkan api, Roni, 45, mengatakan, selain membantu memadamkan api, dia juga ikut mengamankan barang-barang yang berada di dekat bus itu, agar tidak ikut terbakar. ”Untungnya tangki bahan bakar yang ada di bus tidak meledak. Jika meledak, apinya bisa merambat ke rumah-rumah warga. Suara ledakan hanya berasal dari ban bus,” katanya.
Terpisah, Kapolres Kudus AKBP Agusman Gurning melalui Kapolsek Jekulo AKP Subakri membenarkan, bahwa kebakaran diakibatkan percikan api dari alat las listrik. ”Syukurlah tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut,” ungkapnya.
Dia menambahkan, diperkirakan kerugian akibat kebakaran ini mencapai Rp 300 juta. ”Saat bekerja sebaiknya hati-hati. Apalagi menggunakan alat las yang bisa mengeluarkan api. Alangkah baiknya saat ngelas jauh dari benda yang mudah terbakar,” imbaunya.
Kebakaran juga terjadi di Kabupaten Jepara. Kebakaran juga tergolong tinggi di Kota Ukir ini. Terlebih kejadian kebakaran di gudang mebel. Seperti yang terjadi pada Jumat (4/8) lalu. Dalam satu hari saja, ada tiga gudang mebel di lokasi berbeda yang hangus dilalap si jago merah.
Kepala UPT Pemadam Kebakaran Kabupaten Jepara Surana kemarin mengatakan, tiga kebakaran itu, di gudang mebel PT Kobek di Desa Mindahan, Batealit. Selain itu, menimpa gudang mebel di Desa Sowan Lor, Kedung, dan kebakaran oven pengering kayu di Desa Ngasem, Batealit.
Khusus kejadian di gudang mebel PT Kobek, diduga karena korsleting listrik. Kebakaran ini, menghanguskan barang-barang jadi. Akibatnya, pemilik Salahudin, warga RT 3/RW 1, Desa Mindahan, menderita kerugian hingga Rp 2 miliar. ”Ini perusahaan besar, yang terbakar di bagian finishing. Saat kejadian ada pekerja. Beruntung tak ada korban jiwa,” jelasnya.
Kebakaran di gudang mebel milik Fahrudin di RT 12/RW 4, Desa Sowan Lor, Kedung, juga karena korsleting listrik. Saat kejadian, kondisi gudang kosong karena pekerja sedang libur. ”Pemilik juga sedang tidak berada di tempat. Jadi kebakaran justru diketahui tetangga-tetangga di sekitar gudang. Mereka juga yang melaporkan ke pemadam kebakaran,” jelasnya.
Beruntung kebakaran tersebut bisa teratasi dan tak menyebabkan korban jiwa. ”Total kerugiannya mencapai Rp 250 juta,” ungkapnya.
Sedangkan kebakaran oven pengering kayu milik Abdul Ghoni, warga RT 7/RW 1, Desa Ngasem Candi, Batealit, hampir bersamaan dengan kebakaran di Desa Sowan Lor. Kejadian sore hari, menyebabkan kerugian sekitar Rp 25 juta.
Dengan tiga kebakaran ini, dia berharap pemilik gudang mebel lebih memperhatikan keamanan gudang. Termasuk pada oven pengering. ”Harus sesuai standar keamanan. Oven pengering seharusnya terpisah dengan tempat produksi. Juga harus ditunggui atau tidak ditinggal. Jadi, saat timbul api bisa langsung dipadamkan,” imbaunya. (ruq/emy/lin)