DINSOS FOR RADAR KUDUS |
Menurut ibu korban Sawiyem, selama ini sudah mencari ke berbagai daerah hingga keluar daerah. Dia juga menyebar pamflet. Namun, tak membuahkan hasil hingga membuat keluarga pasrah dengan nasib anaknya yang tuna rungu itu.
“Saat itu anak saya hendak ke rumah kakaknya di Kelurahan Kalongan. Memang terbiasa naik bus sendiri ke sana. Karena jaraknya tak begitu jauh dari rumah. Saat itu bus kebut-kebutan dan kebablasan tidak bisa turun. Setelah itu, kemungkinan naik bus lagi menuju Tuban,” jelas Sawiyem.
Kasi Rehabsos Tuban Khoirul mengungkapkan, Bambang Sutrisno ditemukan Polsek Tuban beberapa tahun lalu. Kemudian diserahkan ke panti rehabilitas Tuban untuk perawatan dan kelangsungan hidup. Kondisi itu membuat pihak panti berinisiatif mencari keluarga pasien melalui cara perekamanan e-KTP.
“Masak dari banyaknya orang disini tidak ada yang memiliki keluarga. Darisitu, kepala panti bekerja sama Dispendukcapil setempat berinisiatif dengan melakukan perekaman pada seluruh pasien. Ternyata sangat efektif karena mampu membawa Bambang Sutrisno kembali ke kediamannya,” ujarnya.
Menurutnya, pembuatan e-KTP pada pasien tersebut sebagai syarat pembuatan Kartu Indonesia Sehat (KIS). Maka seluruh pasien dilakukanlah perekaman, dimana melalui alat perekaman scan kornea mata munculah dan ada data lengkap bahwa Bambang Sutrisno merupakan warga Kabupaten Grobogan. Sebab Bambang sebelumnya memiliki e-KTP.
Pihak panti membagikan informasi tersebut ke grup reaksi cepat TKSK. Kabar itu mendapatkan respon dari Dinas Sosial Grobogan. “Saat itu saya tergabung dalam grup tersebut, melihat data ada warga sini saya langsung mendatangi rumah Bambang untuk bertemu keluarganya,” imbuh TKSK Kecamatan Purwodadi Dewi Ratna Sari.
Pihaknya menunjukkan foto Bambang ke keluarga. “Saat itu saya memperlihatkan foto Bambang ke ibunya. Ibunya langsung pingsan saking bahagia dan tidak menyangka anaknya ditemukan masih dalam keadaan sehat,” paparnya. (int/ris)