IMAM/EKSPRES |
Hal ini disampaikan oleh Hadi (60) Pemilik Peternakan Lebah Madu Amanah "Ngudi Makmur" Jalan Syailendra Raya Nomor 1 Sawitan Mungkid Magelang, saat mengunjungi salah satu peternak lebah di Desa Kebulusan Pejagoan Kebumen, baru-baru ini.
Dalam kesempatan itu, Hadi menyampaikan beternak lebah merupakan salah satu potensi yang ekonomi yang cukup menjanjikan. Selain masih tingginya kebutuhan madu, lebah juga menghasilkan lilin dan larva yang bisa dijual untuk mendapatkan penghasilan. “Saya melihat sepanjang sungai merupakan daerah yang sangat potensial untuk mendirikan peternakan lebah,” jelasnya yang telah menggeluti usaha peternakan lebah waktu dari tahun 1986 itu.
Dijelaskannya, menciptakan peternakan lebah merupakan bagian dari Pembentukan Sentra Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) Unggulan. Meski DAS merupakan kawasan yang tepat, namun sayangnya hingga kini peternakan lebah cenderung dipandang sebelah mata. Bahkan sebagian masyarakat masih takut mendekati lebah apalagi memeliharanya. “Untuk itu diperlukan pemahaman, bahwa beternak lebah mempunyai potensi yang sangat menguntungkan,” paparnya.
Dengan beternak lebah, lanjut Hadi, diharapkan masyarakat akan turut serta dalam menjaga kelestarian lingkungan. Sebab lebah butuh lingkungan yang alami bebas pestisida dan ketersediaan keberlangsungan pakan. Pihaknya berharap adanya geliat beternak lebah akan mengurangi kerusakan lingkungan yang terjadi pada kawasan aliran Sungai Lukulo.
Albait Nurfaozi (19) salah satu praktisi lebah asal Desa Kebulusan Pejagoan mengatakan, para peternak lebah kini sebenarnya seperti kehilangan bapak. Hal ini disebabkan belum maksimalnya dukungan pemerintah terkait peternakan lebah. Kurangnya dukungan membuat peternakan lebah dilakukan secara tradisional. “Para peternak harus berburu lebah, kemudian menangkarnya. Masyarakat masih perlu bimbingan terkait metode peternakan lebah secara modern,” ucapnya. (mam)