IMAM/EKSPRES |
Adapun beberapa kegiatan yang dilaksanakan dalam Peringatan HUT RI ke 72 di Rutan Kebumen meliputi, lomba catur, tenis meja, going tomat, grobak sodor, futsal serta lomba kebersihan kamar. Adanya peringatan tersebut juga disambut antusias oleh warga binaan. Mereka dengan gigih dan penuh semangat serta kompak mengikuti setiap kegiatan yang dilaksanakan. Semua kegiatan berlangsung tertib dibawah kepemimpinan Karutan Soetopo Berutu Amd IP SSos MS.
Usai pelaksanaan, Karutan Kebumen Soetopo Berutu Amd IP SSos MS pun memberikan pengarahan kepada seluruh penghuni Rutan diantaranya, 74 orang napi dan 115 orang Tahanan. Jumlah tersebut termasuk diantaranya empat orang wanita dan tujuh anak anak.
Dalam pengarahannya Soetopo Berutu Amd IP SSos MS menyampikan kemeriahan kemerdekaan bukan hanya dapat dinikmati oleh mereka yang bebas saja. Adanya beberapa kegiatan yang dilaksanakan mulai dari upacara bendera, pengerekan bendera, paduan suara oleh warga binaan, menunjukkan bahwa para napi juga dapat merayakan kemerdekaan RI. “Adanya hal ini membuktikan bahwa kami merayakan kemerdekaan ini,” tegasnya, Senin (21/8/2017).
Adanya peringatan HUT, lanjut Soetopo Berutu, sangat erat kaitannya dengan menumbuhkan jiwa nasionalisme. Jiwa patriotisme dan nasionalisme harus tumbuh dalam benak setiap warga Negara Indonesia, termasuk diantaranya mereka yang saat ini tengah menjalani penebusan dosa. “Mereka juga masyarakat Indonesia, setelah menjalani semua hukuman, mereka harus diterima dengan baik oleh masyarakat,” jelasnya.
Acara peringatan HUT RI juga ditutup dengan hiburan group musik organ Tunggal dari Gombong. Dengan suara dan indah dan para biduan yang cantik group orgen tunggal berhasil menghibur para warga binaan. Dalam kesempatan itu, Karutan juga memberikan ijin kepada warga binaan yang hendak bernyayi.
“Kami memberi kesempatan kepada para warga binaan untuk menyalurkan hobby bernyanyi dengan ciamik,” ucapnya, sembari menambahkan di waktu yang sama Rutan Kebumen juga berkejacsama dengan Kajari Kebumen untuk memindahkan lima orang terpidana anak-anak untuk menjalani pembinaan Di Lembaga Pembinaan Khusus Anak ( LPKA) Kutoarjo. Harapannya anak-anak di LPKA dapat cepat menyesuaikan diri dan mengikuti pendidikan formal yang diselenggarakan di sana. (mam)